Charming

226 35 3
                                    


"Siapa yang tampan?"

Haven terkejut bukan main, buku dan alat tulisnya terlempar ke depan. Keterkejutan bukan lah sampai situ.

"Kau—" ucapan terhenti begitu tau siapa orangnya.

"Apa?" Katanya dengan tak bersalah. Lelaki itu duduk di samping Haven tanpa izin, membuat Haven mengedipkan matanya dua kali seolah sedang mencoba sesuatu kalau ada yang salah dengan matanya. Namun, orang di sampingnya tampak nyata dan tidak menghilang.

Tangan Haven terulur mencubit pipi lelaki itu.

Aw aw aw

"Haven apa yang kau lakukan." Lelaki itu memegang tangan Haven untuk melepaskan cubitan pada pipinya.

"HAHAHA…" Haven tertawa seperti orang gila. Mengapa hal ini bisa terjadi? Sebenarnya apa yang terjadi?

"Gila." Ledek Bastian.

Lalu Haven berhenti tertawa, karena tertawa berlebihan Haven mengusap air mata di sudut matanya. "Ya aku gila… kau benar-benar ada didepan mata membuatku menangis karena tertawa. Bastian. Apa kau merindukanku?"

"Apanya yang rindu? Aku baru saja masuk ke rumahmu ternyata kau ada di belakang sini." Kata Bastian. Lelaki itu menekuk lututnya lalu menumpukan kedua tangannya diatas lutut.

Lantas Haven menoleh kebelakang benar dirinya sedang berada di halaman belakang rumah dimana itu sebuah savana kecil yang kalau langsung lurus akan masuk ke hutan birch.

Apa aku kembali ke duniaku?

"Sangat menyenangkan memiliki rumah dengan pemandangan alam seperti ini, bukan?"

Haven melirik kesamping dimana Bastian berada. Lalu menganggukkan kepala. "Kurasa begitu." Jawabnya. "Kenapa kau kesini?"

"Aku menaruh beberapa minuman di lemari pendingin dan beberapa makanan ringan yang aku taruh diatas meja makan." Ujar Bastian.

"Kau selalu saja begitu. Terima kasih."

Bastian hanya diam sambil melihat tangan Haven yang memegang buku dan pulpen. Oleh karena itu ia bertanya. "Sedang menulis apa?"

Haven membolak balik bukunya. Semua yang ia tulis kala di dunia itu hilang. Haven melipat bibirnya lalu meminggirkan bukunya. "Tidak ada aku hanya membawa."

Bastian mengangguk, ia menelungkupkan kepalanya ke lutut lalu memiringkan kepalanya menghadap Haven.

"Tentang dunia lukisanku."

"Apa?"

"Apa kau menyukainya?"

"Hm?" Walau tidak mengerti apa yang dibicarakan ia hanya mengangguk dan menganggap itu dunia yang dimaksud adalah hobi Bastian yang melukis. "Tentu saja, kau handal dalam melukis dan aku menyukainya. Tolong beri aku satu lukisan secara gratis." Ujarnya sambil mengacungkan jari telunjuknya dan ekspresi memelas yang dibuat-buat untuk menarik simpati Bastian.

Lelaki itu terkekeh. Ia menegakkan tubuhnya lalu merebahkannya. "Tidak ada yang gratis di dunia ini."

"Dasar pelit, tapi benar di dunia ini atau dunia lain tidak ada yang gratis dan uang adalah segalanya."

"Pinter.."

"Sangat menyebalkan." Haven mengerut karena Bastian tidak pernah memberikan satu saja karyanya secara cuma-cuma.

Bastian menghela nafas. Ia duduk kembali lalu berdiri. "Aku akan kembali."

"Ya. Terima kasih minuman dan makanannya." Ujarnya Haven sambil mendongak menatap Bastian yang sedang melakukan stretching.

VERDANTALIA || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang