Claremont Company, S Wacker Dr - Chicago
Semua karyawan menunduk hormat dan tersenyum ramah dicampur tegang. Langkah kaki terdengar tegas, mengabaikan sapaan dari orang-orang sekitar. Pria berwajah tampan dan tegas itu memasuki ruangan CEO yang diikuti oleh wantia cantik yang tak lain adalah sekretarisnya.
"Sir, saya membawa beberapa berkas yang harus anda tanda tangani, dan nanti pukul 1 siang anda memiliki janji makan siang dengan Mr. Kendrick" Jelas Veronica tersenyum manis.
Alex hanya mengangguk tanpa mengalihkan fokusnya dari berkas yang baru saja Veronica Berikan.
Sekretarisnyapun menunduk hormat sebelum meninggalkan ruangan. Ketika ia akan membuka pintu, tiba-tiba pintu di hadapannya terbuka lebar sebelum muncul sosok wanita cantik dan juga seksi. Veronica hanya tersenyum untuk menyambut wanita yang baru saja datang, sebelum ia keluar dan menutup pintu kembali.
"Alex, apa yang sedang kau lakukan? Kau tau, aku sangat merindukanmu!"
Suaranya terdengar manja, ingin diperhatikan.
Pemiliki tubuh seksi itu dengan langka pasti menghampiri Alex dan memilih untuk duduk dipangkuan pria yang sedang sibuk dengan tumpukan dokumen.
"Oh, Babe. Look at me!" Alice menangkup wajah Alex, agar menatap dirinya. Ya, dia Alice. Kekasih sekaligus tunangan Alex.
Alice tidak peduli dengan kesibukan tunangannya. Satu hal yang pasti, dia hanya menginginkan prianya. Alice tidak henti-hentinya menggoda Alex. Berbeda dengan Alex yang masih bersikap acuh padanya.
Ketika Alice akan menjatuhkan ciuman di bibir Alex, pria itu tiba-tiba menghidarainya dan menatap wanita yang ada di pangkuannya dengan jengkel.
"Why?" tanya Alice dengan kening yang mengkerut.
"Sudah ku bilang, aku sedang sibuk!" Alex mengucapkan hal tersebut dengan penuh penekanan disetiap katanya.
Kesabaran Alice sudah menipis, ia merasa kesal dan segera turun dari pangkuan Alex. Alice menghentakkan kakinya ke lantai sebelum melangkah ke arah sofa yang berada tidak jauh dari meja kerja kekasihnya. Alice menjatuhkan bokongnya secara kasarke sofa, dengan sesekali menatap ke arah Alex yang sudah kembai fokus ke pekerjaannya. Sangat menyebalkan.
"Apa kau tidak ke kampus, Alice?" tanya Alex, tanpa menatapnya.
"Tidak. Aku sengaja tidak pergi hanya karena ingin bertemu dengan mu!" ketusnya.
Alex tidak mengatakan apapun lagi, fokusnya saat ini adalah pekerjaanya.
"ALEXANDER !" terika Alice yang sudah sangat merasa jengkel.
Terdengar Alex menghela napasnya terlebih dahulu sebelum mengalihkan pandangan pada wanita yang sedang memberikan tatapan kesal padanya.
"Kembalilah ke kampus, nanti akan aku tamui ketika kau akan pulang. Tentunya setelah pekerjaan ku selesai"
Alice semakin merasa naik pitam dengan sikap Alex yang sangat dingin kepadanya. Sehingga, dengan berat hati dia harus pergi dari ruangan pria itu dengan sumpah serpah yang ia gumamkan sepanjang jalan.
Alex selalu saja mengusirnya secara tidak langsung. Alice sangat paham akan hal itu.
***
- The University of Chicago, Ellis Ave - Chicago -