TWO

1.8K 219 15
                                    


Setelah aku baca chapter sebelumnya ternyata masih banyak typo huhu, maaf ya guys...

SELAMAT MEMBACA!!!

***

Alice yang baru saja datang menjadi fokus kedua temannya, Henry dan Nora.

"Oh shit! Gila kau, Alice. Sudah tau ada kelas pagi, kau masih sempat-sempatnya bercinta tadi malam?!" Nora menggelengka kepalanya.

"Apa aku terlalu ketaraan?" Tanya Alice, dengan rona merah di wajanya.

"Tentu! Kau berjalan seperti gadis yang baru saja kehilangan mahkotanya. Padahal ini bukan pertama kalinya bagimu. Kau wanita jalang!" kekeh Nora

Perkataan Nora hanya direspon oleh tawa Alice.

"Apa dia terlalu kasar padamu?" bisik Nora

Alice tidak langsung menjawab. Ia sedang mengingat kembali kegiatan panasanya kemarin malam bersama Alex. Rasaya sangat luar biasa. Itu adalah pertama kalinya ia melakukan dengan Alex. Dan pertama kalinya juga Alex tidak menolak permintaannya.

Alice benar-benar puas dengan apa yang sudah dia lakukan dengan Alex. Walaupun pria itu sungguh sangat kasar kepada Alice pada saat melakukannya. Namun Alice tidak mempermasalahkan hal itu. Karena hal itulah yang membuat kegiatan mereka semakin menggairahkan.

"Bisakah kita membicarakan hal lain? Kalian harus berhenti membahas hal yang menjijikkan seperti itu!" potong Henry, dengan penuh penekanan.

***

Perkuliahan baru saja selesai, Henry baru saja keluar dari kelas dan bersiap untuk pulang. Namun langkahnya terpaksa harus terhenti ketika ia mendengar seseorang yang memanggil namanya.

"Henry tunggu!" teriak Alice dan Nora yang berlari ke arahnya.

Henry memutar tubuhnya untuk menghadap kedua temannya. Ia hanya mengangkat satu alis karena bingung.

"Kau tidak boleh pulang! Kita berpesta terlebih dahulu" Ucap Nora antusias.

"Tidak, aku sedang menghemat uang. Kalian saja berdua."

"Kau tidak perlu memikirkan hal itu. Semua akan ditanggung oleh Alex" jelas Alice tersenyum bahagia.

"Kenapa harus dengan kita?" Henry menunjuk dirinya dan Nora.

Nora menyenggol lengan Henry, namun hal itu diabaikan oleh Henry. Ia hanya ingin tau, alasan apa yang membuat dirinya dan Nora harus ikut.

"Dia meminta maaf kepadaku atas sikapnya kemarin. Sebagai gantinya, dia akan memenuhi apapun yang aku inginkan. Dan dia juga yang berkata padaku untuk membawa kalian. Karena dia tidak suka jika harus mengelilingi pusat perbelanjaan hanya untuk mengikutiku," jelas Alice.

"Ayolah, kapan lagi kita memiliki kesempatan untuk menggunakan black card milik Alexander Diaz??!" Nora menarik-narik lengan Henry. Dengan wajah memelas.

Awalnya Henry hanya terdiam, ia tidak merespon apapun. Tapi ketika kedua temannya terus memaksa, pada akhirnya ia menyerah dan mengikuti keinginan mereka.

Henry bukan seseorang yang berasal dari keluarga yang kekurangan, keluarga ia kaya hanya saja orang tuanya selalu mendidiknya untuk hemat dan menggunakan uang secukupnya. 'Gunakan uang sesuai kebutuh bukan keinginan' nasehat dari mama Henry yang selalu dia ingat. Dia tidak suka menghamburkan uang apalagi shopping. Selain menghamburkan uang kegiatan itu juga membuang waktu dan juga tenaga. Sangat melelahkan.

"Oh my god, Alice! Aku iri kepadamu. Kau memiliki pria yang sangat seksi dan tampan sepertinya" Nora membulatkan matanya, menatap sosok yang ada di hadapannya yang beru saja keluar dari mobil mewah. Terlihat Alex sedang berbicara dengan seseorang dibalik ponsel.

Henry yang sejak dari tadi sibuk dengan ponselnya pun mendongkakkan wajahnya, karena ia merasah risih dengan ucapan Nora yang terus menerus memuja pria tersebut.

Namun setelah itu tatapan Henry kembali terfokus ke ponselnya.

"ALEX!!!" teriak Alice, menghambur ke pelukan prianya.

Alex yang baru saja selesai menelponpun memasukkan ponselnya kembali ke saku celananya, sebelum membalas pelukan Alice.

Tatapan Alex pindah ke Henry yang masih focus memainkan ponselnya. Pria itu berdiri dibelakang Nora dan Alice.

"Ayo kita berangkat!" teriak Alice, antusias.

Nora segera menarik lengan Henry yang membuat pria itu tersentak. Nora membawa Henry kea rah mobilnya yang berada tidak jauh dari tempat parker mobil Alex.

***

Nora dan Alice sangat sibuk dengan barang yang mereka akan beli. Sedangkan Henry yang memang tidak ada semangat sama sekali dengan rencana ini bingung harus memilih apa.

Ia menjauh dari tempat para gadis itu, ia memasuki area pakaian dan juga sepatu pria. Matanya menyapu siap rak yang ada di hadapannya. Ia menemukan model sepatu yang ia suka, namun ia enggan untuk membeli sepatu itu karena harganya yang luar biasa.

"Huh, sangat membuang-buang uang" ujarnya dengan suara yang sangat pelan.

"Bukankan ini limited edition? Kau tidak mau membeli ini?" tanya seorang pria, yang berada di belakang Henry. Hal itu sontak membuat pria itu menoleh. Alex.

"Kenapa anda bias berada di sini, sir?"

Alex secara tiba-tiba pergi dari hadapannya. Henry masih setia mematung di tempat. Jantungnya terasa berdetak dengan sangat cepat. Entahlah kenapa dia merasa pria itu sangat mendominasi dan itu sedikit membuatnya takut. Hingga ia tidak sadar bahwa Alex kini sudah kembali berdiri tepat di hadapannya.

"Ambil" Alex tiba-tiba muncul dan memberikan sebuah paper bag kepada Henry.

Henry mengerjapkan matanya. "Apa ini?" Henry menatap paper bag yang berada ditangannya.

Alex hanya mengangkat kedua bahunya. Karena penasaran, Henry pun membuka paper bag tersebut dan betapa terkejutnya dia ketika mendapati sepatu yang sempat dia coba beberapa menit lalu.

"I-ini untuk siapa?" tanya Henry, gugup.

"Bukankah kau menyukainya? Ambil saja, itu untukmu." Alex melangkahkan kakinya kelur store meninggalkan Henry yang masih bingung dan mematung di sana.

Tanpa sepengetahuan Henry, ternyata Alex telah memperhatikannya semenjak pertama kali Henry masuk ke dalam took tersebut.

Henry pun berlari mengejar Alex yang sudah jauh dari dirinya.

"Hei, Mate!" cegat Henry, menarik lengan Alex.

"Sorry, tapi aku tidak bisa menerimanya. Ini terlalu mahal dan aku tidak terlalu menyukainya. Jadi ambillah kembali." Ucap Henry mengulurkan paper bag.

Alex menerima paper bag itu dengan tatapan yang sulit di artikan.

Tanpa menunggu balasan dari Alex, Henry melangkah menjauhi pria itu.

Senyum kecil terbit dibibir Alex.

"Sial. Apa yang salah denganku? Kenapa dia sangat menarik"  


TO BE CONTINUED.

________________________________________________________________________________


JANGAN LUPA VOTE, COMMENT, DAN SHARE YA GUYS!!!

kalo masih ada typo tolong dikoreksi ya, makasih...


SEE YA!

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang