Bagian 8

79 13 0
                                    

Risiko

●●●

Kembali ke waktu saat Naya masih ada.

Setelah Sam tau tentang penyakit kanker paru-paru yang diderita Naya, sejak hari itu, ia hampir setiap hari bertemu dengan Naya, dan setiap hari tanpa terlewat sedikit pun mendapat kabar dari perempuan mahakarya itu.

Saat ini mereka sudah kelas 11 di SMK masing-masing, sementara Rama sudah lulus dan sedang menyiapkan semuanya untuk masuk perguruan tinggi.

"Jadinya mau kuliah di mana?"
Tanya Sam.

"Ya jelas di Mageti."
Jawab Rama.

Mereka berdua ngobrol di teras rumah, ditemani kopi yang dibuatkan Naya beberapa menit yang lalu.

"Padahal kalo mau, bisa masuk di Bangsa Grand, kan?"

"Bisa sih bisa. Tapi ngga usah lah."
Jawab Rama.
".. buat sekarang, aku ngga mau jauh dari rumah."

Lalu tak lama, Naya keluar dan membawa gorengan yang terlihat masih panas, gorengan yang baru saja ia buat.

Seperti itulah gambaran keseharian Sam setelah mengetahui penyakit Naya, ia sering datang ke rumah Naya. Selain untuk bertemu dengan Naya, Rama juga sahabatnya, jadi ia punya alasan lebih untuk sering datang ke sini.

Beberapa kali Sam juga datang bersama Bagus, yang otomatis Bagus jadi tau siapa adiknya Rama, dan iya, ia langsung pengen kenalan dengan Naya.

"Ngga usah macem-macem sama adikku!"
Ancam Rama saat Bagus bertemu dengan Naya untuk pertama kalinya.

"Apasih, mas? Engga, ah!"

"Mas?!!! Ulangi sekali lagi! Tak pancal ndasmu!"

"Wahaha."
Sam terbahak.

"Aku Naya, hehe."
Sementara Naya sendiri yang mengajak Bagus untuk berjabat tangan.

"Oh.. iya!"
Bagus membersihkan tangannya dengan kaos tangan ia kenakan.
".. aku Bagus."

Tapi mereka berdua hanya sekedar kenal, Bagus sama sekali tidak diberi tau soal keadaan Naya.

Pukul 13:22.

Saat ada waktu luang, Sam beberapa kali mengantar Naya untuk berobat, ambil obat dan sekali ikut mengantar ke tempat kemoterapi. Naya kadang diantar mama Indah tapi lebih sering dengan Rama karena mama Indah harus bekerja.

Hari ini jadwal Naya untuk berobat, ia harus rutin memeriksa keadaanya. Dan kebetulan di hari yang sangat panas untuk berobat ini, Sam ikut karena diajak Rama.

"Ya ampun, panas banget."
Kata Sam spontan saat turun dari mobil. Ia terlihat langsung lesu saat terpapar sinar matahari di parkiran rumah sakit ini.

"Ayo Sam!"
Kata Naya yang lebih bersemangat.

"Kamu ini ngga kepanasan, hu?"

"Panas apanya.. ayok!"
Naya menarik lengan Sam.
".. ini yang sakit sebenarnya siapa, sih?"

Memang! Dari tampilan, Naya itu tidak terlihat sakit sama sekali, fisiknya benar-benar terlihat sehat, tapi sayangnya bagian dalamnya tidak seberuntung fisiknya.

Kegiatan seperti ini (berobat, ambil obat dan juga kemoterapi) rutin dilakukan Naya yang ditemani Sam, sampai akhirnya mendekati liburan akhir tahun. Saat di pemeriksaan terkahir, dokter yang menangani Naya selama ini bilang kalau kondisi Naya saat ini sangat baik, bahkan kondisi terbaik dari sebelum-sebelumnya.

Pemilik Waktu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang