Hari-hari ku.
●●●
■
Beberapa hari setelah itu.
Setelah mengetahui penyakit Naya, Sam tidak tau harus apa dan bagaimana. Walau Naya berulang kali meyakinkan Sam kalau dirinya baik-baik saja, tapi itu tidak cukup untuk membuat Sam senang.
Lalu, Naya tiba-tiba menelepon Sam, dan ini pertama kali Naya menelepon terlebih dahulu. Naya bilang yang intinya, Sam diminta sang mama untuk main ke rumah, kapan aja boleh, tapi kalau bisa segera. Dan Sam mengiyakan aja permintaan itu, dan malam ini akan datang ke rumah Naya untuk pertama kalinya.
"Nay, aku bawa apa ke rumah kamu?"
Tanya Sam."Engga usah. Datang aja."
"Engga... masa iya main cuma tangan kosong aja, malu."
"Emm... kalo gitu, bawa es krim sama jajan, ya. Di mini market ada. Hehe."
"Oke."
Mendengar jawaban Sam yang terdengar tidak seperti biasa, itu membuat Naya khawatir.
"Sam... kamu yang seneng dong. Kalo kamu sedih, aku juga ikut susah."
"..."
Sam hanya diam."Udah dibilang, aku baik-baik aja."
"Iya.. iya."
• Singkat cerita.
Malam harinya, Sam masuk ke perumahan yang tidak jauh dari desanya, lalu ia menuju alamat rumah Naya. Saat hampir sampai, Sam juga sudah ditunggu Naya di depan gerbang rumahnya.
"Yeay.. kamu akhirnya main ke sini."
Kata Naya menyambut Sam."Ini motor ku taruh mana?"
"Masuk aja, ngga papa."
Naya mengajak Sam masuk ke dalam rumah.
Di sofa depan sudah ada perempuan berambut pendek yang terlihat mulai memutih, tapi dia masih terlihat cantik. Ia duduk di sana karena tau kalau Sam akan datang ke sini.
"Ohh.. ini yang namanya Sam, ya? Ayo duduk."
Beliau adalah mama dari Naya."Iya tante."
Sebelum duduk, Sam mencium tangan mama-nya Naya dan mengucapkan selamat lebaran karena masih nuansa lebaran.Selain itu, di dalam hati kecilnya, Sam merasa tidak asing dengan senyuman mama-nya Naya ini, tapi pernah lihat di mana, ia pun lupa.
"Kenalin, saya Indah, mamanya Naya."
Perempuan yang masih terlihat muda walau sudah banyak rambutnya yang berwarna putih. Beliau kisaran berumur 40 tahun, atau masih dibawah 40 tahun.
Sekilas raut wajahnya mirip dengan Naya, ya jelas karena memang mamanya. Dan senyumnya itu mengingatkan Sam sesuatu, walau ia lupa teringat dengan apa atau siapa.
"Saya Sam. Achmad Sam 'Ain."
Balas Sam."Iya.. tante tau soal kamu. Naya udah cerita semuanya."
"..."
Sam tersenyum dan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemilik Waktu (END)
Fiksi RemajaMasa lalu yang indah bisa saja menjadi duri untuk masa depan. Seorang pria yang terus melanjutkan hidupnya sesuai takdir yang sudah ditetapkan, tapi dirinya merasa jiwanya terhenti di 4 tahun yang lalu, dan yang menjalankan takdirnya hanyalah raga d...