Bab 1

2 0 0
                                    

Aku adalah manusia yang telah melakukan kesalahan besar yaitu tidak mencintai diri sendiri sehingga dewa menghukum ku dengan cara akan terus hidup jika kematian datang aku akan di hidupkan kembali dengan cara reinkarnasi

Aku tidak tau sudah berapa kalinya aku hidup

Aku bahkan perna mati di sambar petir, jadi pelayan dan dituduh membunuh majikanku dan berakhir di hukum gantung, kelaparan di jalan, menjadi penyihir yang menguasai dunia gelam dan mati di bunuh pahlawan, dan masih banyak kematian lainnya yang bahkan sudah aku lupakanlupakan dan kematian ku kali ini dengan cara di tusuk oleh pedang di medan perang karena dihianati oleh seorang yang menemaniku dari kecil

Di depan tumpukan mayat dengan aroma darah serta musuh sudah tidak terlihat menandakan peperangan telah berakhir dengan pasukan yang pimpin langsung oleh jendral muda dan satu satunya wanita yang berada di garda terdepan mengangkat pedangnya dengan tinggi menandakan peperangan telah usai.

Wanita itu bejalan dengan sangat angkuhnya tidak ada penyesalan dimatanya tidak ada ketakutan dia terus berjalan menatap ke depan, tubuhnya saat ini di penuhi oleh darah dari pasukan musuh yang telah dia bantai dan pedang yang masih setia di tangannya,
Pedang yang masih meneteskan darah dari para musuh, pedang  yang berwarna Hitam dengan permata biru sebagai hiasan

" Mallory"
Merasa namannya di panggil dia menoleh kebelakang dan

Sringg

Badannya di tusuk oleh sebilah pedang tepat pada jantungnya

" Bangke mati lagi gue"
Dan itu adalah kata terakhirnya sebagai Mallory sang Jendral

..........

Aku membuka mata perlahan karena cahaya matahari

Memandangi tubuh yang aku gunakan saat ini" Baju pelayan? Apa kali ini gue hidup sebagai pelayan. " Sambil mengamati sekeliling

" Emmm ternyata aku berada di hutan yaa, apa yang di lakukan bocah kecil ini didalam hutan sendirian"

Aku terus berjalan menyusuri hutan untuk menemukan jalan keluar dari hutan.

" Ini jalan keluarnya manasi, rasanya kakiku udah mau patah~~ manaa  haus pula, lebih baik aku istirahat dulu" Aku berjalan menuju pohon yang ukurannya cukup besar dan aku memutuskan untuk istirahat dipohon itu

Saat tengah istirahat aku mendengar suara seorang anak laki-laki yang sedang nangis

Awalnya mauku abaikan tapi suaranya sangat mengganggu, jadi aku memutuskan untuk menghampirinya

" Haii bocah bisa diam ngak sihh nganggu orang lagi istirahat tau"
Bocah itu bukannya menjawab malah tangisnya semakin menjadi

Aku yang panik karena bocah itu menangis semakin kencang
" Hii bocah diamlah"dengan nada sedikit mengancam

Bukannya diam bocah itu malah makin kuat nangisnya, seperti pipa bocor

Sudah berbagai cara ku lakukan untuk membuat bocah ini berhenti menangis

" Ahh aku lelah 😞, membuat dia berhenti menangis lebih sulit daripada memenangkan perang"

Mungkin karena kelelahan aku jadi mengantuk pandangan ku semakin berat, tapi aku sudah tidak mendengar suara tangisan lagi
"Syukurlah dia sudah berhenti menangis" Dan akhirnya aku tertidur disamping bocah itu

....

Entah sudah berapa rapa lama aku tertidur aku membuka mataku perlahan dan yang kulit pertama kali adalah seorang anak laki-laki yang memiliki wajah kurus  mata berwarna merah semerah darah dan rambut yang sehitam langit malam, hidung mancung serta kulit seputih susu

Aku terus memperhatikan wajahnya tampan berkedip aku seakan terhanyut dalam pesona bocah itu

" Apa kamu sudah bangun langit akan segera gelap lebih baik kota pulang"

"Ehhhh, ahhh yaa aku sudah bangun" Bangun dan merapikan diri
" Tapi aku tidak tau jalan keluar apa kau tau"sambil membersihkan rumput yang menempel di bajuku

" Aku tau jalaan keluar dari sini dan sepertinya kamu pelayan di kediaman ku" Sambil memperhatikan baju pelayan yang aku gunakan

" Benarkah, kalau begitu ayo kita keluar dari sini" Aku mengulurkan tangan

" Baiklah ayo kita pulang " Ucapnya sambil memengang tanganku
Dan akhirnya kita keluar dari hujan sambil berpegangan tangan

Kami hanya berjalan sekitar 5 menit untuk keluar dari dalam hutan
Ternyata tempat tadi sudah dekat dengan jalan keluar dari hutan

Buktinya sekarang kita telah sampai dan berada di dekat kastil yang mengah

Bocah itu mengantar ku ke asrama pelayan

" Kamu masuk dan istirahat lahh, kamu pasti lelah "

Aku hanya menganggukan kepala dan masuk kedalam asrama pelayan

Dan bocah itu juga pergi

.....

"Emm gomong gomong kamar ku ada dimana yaa" Dengan bingung aku terus berjalan dan berharap bertemu dengan seseorang

" Akhirnya kau pulang juga anak nakal, Kemanan saja kamu seharian haa,"dengan ekspresi marah dia menarik tangan kecilku dan terus mengerutu

Dia terus menarik tanganku dan membawaku kedalam kamar dan ku yakin kalau itu adalah kamarku di dunia ini

" Ini sudah malam lebih baik kau langsung tidur anak kecil tidak baik jika tidur terlalu larut" Dia kemudian pergi dari kamar dan menutup pintu dengan sedikit kasar

Aku memperhatikan kamar yang akan ku tempati ini dalam satu kamar terdapat 2 tempat tidur, kamar ini bisa di katakan cukup kecil aku berjalan menuju cermin yang berada di sudut kamar

Aku memerhatikan tubuh yang ku tempati saat ini,
" Anak ini juga sangat kurus seperti bocah tadi tapi, dan lagi sepertinya anak ini akan mati karena sebuah penyakit " Sambil terus memerhatikan pantulan  di cermin

Anak ini memiliki rambut berwarna pink seperti permen kapas, dan bola mata berwarna hijau "anak ini sangat cantik" Monologku

" Aku jadi penasaran kematian berikutnya seperti apa yaa~~, tapi kalau di lihat dari kondisi anak ini sepertinya aku akan mati karena penyakit" Aku membalikkan badan dan menuju ke lemari untuk mengganti baju dan menuju ke tempat tidur

"Elena sebaiknya kamu makan delu sebelum ti... Sepertinya dia sudah tidur" Melangkah dan mengusap kepala anak perempuan yang tengah tertidur pulas "selamat malam Elena" Lalu melangkah keluar kamar dan menutup pintu dengan pelan

"Mery apa Elena sudah tidur? "

" Iya keyla Elena sudah tidur sepertinya dia kelelahan"sambil melangkah meninggalkan kamar Elena dan di ikuti oleh keyla

"Mery sepertinya sakit Elena semakin parah badan dia semakin kurus" Keyla kembali mengingat waktu Elena terjatuh pingsan waktu membantunya menjemur kemarin lalu menghala nafas panjang

" Yahh kita bisa apa Elena masih kecil da

Girl Close to Death Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang