Chapter 23

2K 198 31
                                    

Sudah lebih dari 30 menit para gadis Bailey menunggu kedatangan si adik bungsu, namun gadis kecil itu sama sekali tak kunjung terlihat batang hidungnya.

"Gimana ini kak? Adek belum pulang juga." ringis Asa khawatir memikirkan keberadaan adik tersayangnya.

Pritha pun menunjukan kekhawatiran yang sama. "Kalau udah kayak gini, kita harus segera cari dia, Sa. Bisa gawat juga kalau Kak Ruka sama Papa sampai tau masalah ini."

Asa mengangguk menyetujui ucapan sang kakak. Ayona, Hara dan Rora juga.

"Asa bawa mobil sendiri ya, kak. Ayon, Hara sama Rora biar ikut kakak, kita mencar aja biar ketemunya lebih cepat."

"Jangan!" sanggah Pritha cepat.

Asa mendengus. "Kenapa?"

Pritha menghela nafasnya, tak habis pikir bisa-bisanya Asa bertanya kenapa.

"Asa, kamu itu kan baru belajar nyetir. Nanti kalau kenapa-napa di jalan gimana?"

Asa yang mendengar ucapan Pritha pun tak bisa berkata-kata lagi, nyatanya memang benar ia belum terlalu lancar menyetir. Isi kepalanya yang berkecamuk membuat Asa tidak bisa berpikir dengan baik.

"Sekarang gini aja, kita cari adek bareng-bareng. Biar kakak yang nyetir, atau kalau kamu tetap mau pergi sendiri seenggaknya minta Om Geo atau Om Vito yang nyetirin."

Geo dan Vito adalah nama dari kedua bodyguard yang ditugaskan menjaga Pritha, Asa, Ayona dan Hara.

"Menurut aku ada baiknya kita mencar, kalau bareng-bareng kurang efektif." ujar Rora menyela.

"Gue setuju sama Rora." timpal Hara.

Sementara itu, Ayona sejak tadi hanya iya-iya saja. Dalam hatinya ia juga mengkhawatirkan Canny, tapi ia terlalu gengsi untuk menunjukkannya.

Namun di tengah pembicaraan serius yang sedang mereka lakukan, orang yang sejak tadi mereka bicarakan malah tiba-tiba muncul dari arah pintu utama.

Gadis dengan hoodie hitam itu berjalan menghampiri kelima kakaknya.

"Aku pulang."

"Adek!"

Rora yang melihat kehadiran sang adik langsung berlari dan memeluk erat tubuh kurus adiknya itu.

Perasaan lega langsung melingkupi hati Rora, rasa takut yang sebelumnya memenuhi pikirannya lenyap begitu saja saat melihat kepulangan adik kecilnya.

Pritha, Ayona, Asa dan Hara yang terdiam di belakang Rora juga diam-diam menghela nafas lega.

Namun ada satu orang yang menunjukkan wajah kesal yang sangat kentara.

"Astaga, kamu kemana aja sih dek? Kakak khawatir tau gak." ujar Rora lirih di sela-sela pelukan mereka.

Rora yang kelewat senang melihat adiknya tak menyadari kalau Canny sempat mengeluarkan ringisan kecil saat ia melilit erat tubuh sang adik dengan pelukannya.

Rora bahkan tak terlalu memperhatikan keadaan wajah Canny, hal itu juga dikarenakan masker yang menutupi wajah sang adik.

Canny sendiri masih berusaha tetap tenang sambil menahan rasa sakit di tubuhnya akibat luka-luka yang ia dapatkan dari Michelle.

Sampai saat dimana Rora tiba-tiba menatap Canny dengan intens, gadis manis itu akhirnya me-notice keberadaan sebuah luka baret yang terlihat melintang di dekat mata sang adik.

Dengan rasa curiga yang timbul, tanpa aba-aba Rora langsung menarik masker adiknya itu hingga terlepas sepenuhnya.

Dan betapa kagetnya Rora saat melihat keadaan wajah Canny.

Daddy's Girl ; BabyMonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang