4.tidak mengakui

557 21 2
                                    

lo nggak sendiri! ada gue disini sahabat lo, menangis lah sepuasnya di pelukan gue,  gue selalu ada untuk lo.

"Cantika Claudia"

Pranggg

Sebelum menunjukkan buktinya, ponsel Eris sudah di lempar duluan oleh adira.

" Jangan ngaku ngaku jadi anak saya kamu! Mau nunjukin bukti, bukti apa hah! pasti itu editan kan! " Tuduh adira.

Eris menggelengkan kepalanya panik" Ngga mah! Emang Aku benar anak Mamah! Ini aku mau nunjukin buktinya." Ujar Eris hendak mengambil ponselnya dibawah.

Sebelum meraih ponselnya, ada sepasang sepatu menginjak ponselnya dengan kuat.

Krek

Suara ponsel Eris yang diinjak oleh orang itu, ia yakin ponselnya mati, lihat saja ponselnya sudah ancur, berarti orang itu menginjaknya dengan sangat kuat.

Eris menatap nalar ponselnya, lalu iya mendongokkan kepalanya melihat wajah si pelaku.

" Apa mau marah? " Ujar gadis itu santai.

ya, yang menginjak ponsel Eris seorang gadis mungkin seusianya.

" Jelas lah gua marah! Lo injek HP gue! " Ucap Eris menatap nyalang gadis itu.

" Heleh HP kaya gitu ini gue ganti! gue orang kaya! Lagian lo gapunya malu ngaku ngaku anak orang! pake cara murahan lagi! " Ujar gadis itu.

" Gue ga ngaku ngaku! itu gue mau nunjukin buktinya! Dan lo hancurin HP gue! " Teriak Eris..

Lagian Kenapa mamahnya tidak mengakui kalo ia anaknya. Darah dagingnya.

" Heh mbak jangan mempermalukan diri sendiri! " Teriak seseorang di meja sebrang.

" Tau tuh gapunya malu! "

" Penipu kali ya dia? "

" Dasar penipu! "

" Penipu sekarang pake cara murahan banget! "

" Iya mana masih remaja lagi"

" Pergi kamu dari sini! dasar gapunya malu! Udah ketawan juga "

Cibiran demi cibiran Eris dapatkan! Tapi ia berusaha tutup telinga tidak memperdulikan cibiran mereka yang tidak tau menau.

" Mah! Mamah masa ga inget Ella mah! Ini Ella mah yang sedari kecil Mamah ing----

Plak

" Gila kamu! "Tampar adira sebelum Eris menyelesaikan ucapannya " Jangan bikin rumah tangga saya berantakan gegara kamu! Kamu mau apa? uang! Nih saya kasih uang buat kamu! Enyah kamu dari sini! " Maki adira sambil melemparkan uang seratus ribuan tepat kemuka Eris.

Eris terdiam mematung sambil menutup matanya ketika hamparan uang menyerpa wajahnya, seiring rasa sesak menyerangnya

Mamahnya memperlakukannya seperti pengemis yang haus akan uang! Seumur umur dia tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh papahnya! sedangkan mamahnya dengan teganya memperlakukan ia kaya gini didepan banyak orang.

Apa segitu bencinya mamah padanya!

Ia kan masih anaknya! Anak kandungnya,  darah dagingnya, apa segitu tidak pentingkah ia didalam hidup mamahnya, sampai mamah memperlakukannya seperti ini.

Sedangkan gadis tadi menyeringai senang
" Tuh ambil uang lo! Terus pergi dari sini! Jangan ngaku ngaku anak orang lo! Gapunya malu! "

" Sayang! udah jangan ikut campur! " Celetukkan sesorang, yang sedari memperhatikan dari awal kejadian.

Erisca GabriellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang