2

105 8 4
                                    

Malam itu hujan turun deras, Chanyeol berlari pulang dari sekolah. Berpayung kan tas ransel untuk menutupi kepalanya. Sebenarnya percuma saja karena dirinya tetap saja basah kuyup sesampainya di apartemen.

"Kau harus segera mengganti pakaianmu!"

Lagi-lagi suara menggema yang menyambut kepulangannya. Chanyeol sudah mulai terbiasa, si hantu bergaun putih tersebut tampak murung duduk di sofa sembari menatap keluar.

"Pakai pakaian hangat Chanyeol, kau bisa sakit!"

Chanyeol sedikit merasa diperhatikan, ia yang memang kurang perhatian itu sangat senang diperlakukan dimikian rupa, walaupun sosok yang memperhatikannya bukan lagi manusia sama sepertinya.

"Aku benci hujan!" Si hantu menggerutu dengan raut wajah sendu.

Chanyeol berjalan masuk ke kamar mandi, membersihkan diri menggunakan air hangat. Kali ini si hantu tidak mengikutinya ke kamar mandi. Mungkin sudah mengerti jika Chanyeol akan bertelanjang bulat membersihkan diri.

Chanyeol sedikit bersyukur hantu yang ia temui sekarang ini tidak memiliki sikap agresif, yang suka menonton tubuh telanjangnya.

"Akh!"

Chanyeol mengerang, tanpa sadar tangannya menyentuh luka lebam di pipi.

"Chanyeol kau baik-baik saja?" si hantu bertanya menampakkan diri hanya setengah kepalanya saja, sementara badannya berada di balik dinding lain.

Chanyeol memejamkan mata menahan kesal dengan kemunculan tiba-tiba si hantu yang mengganggunya.

Cepat-cepat dililitkannya handuk di pinggang, agar si hantu tidak melihat aset berharga miliknya.

"Ehem!"

Si hantu berdehem canggung. Rupanya paham, jika ia masuk ke dalam kamar mandi di waktu yang tidak tepat. Salahkan saja Chanyeol yang membuat si hantu terkejut dengan teriakannya, wajarkan kalau ia mencemaskan keadaan Chanyeol.

Si hantu segera menghilang kembali meninggalkan Chanyeol di dalam kamar mandi sendirian.

"Hantu sialan!" Maki Chanyeol pelan.

Chanyeol menyelesaikan denga cepat acara membersihkan diri. Setelahnya ia langsung berpakaian rapi sebelum menghempaskan tubuhnya di atas ranjang.

"Rambutmu masih basah, keringkan dulu!"

'Berisik!' sahut Chanyeol dalam hati.

Tidak digubris perintah si hantu, Chanyeol terlalu lelah. Banyak pikiran menghantuinya lebih kejam dari si hantu menghantuinya.

Hela napas pelan terdengar, menatap langit-langit kamar penuh tanya.

Raut wajah Sehun masih ia ingat jelas, Chanyeol tidak tahu bagaimana bisa Sehun membencinya sedimikian rupa. Apa penyebab sebenarnya, apa kesalahan dirinya yang membuat Sehun Semarang itu.

Kemarahan yang seakan siap meledak kapanpun Chanyeol menyalakan api.

"Kau terluka?"

Chanyeol mengerjap, merasakan pergerakan dari sisi wajahnya. Membuat Chanyeol yang tengah tenggelam dalam pikirannya itu terkejut dan menjerit.

"Yak!"

"Akh!"

Si hantu juga rupanya ikut terkejut, segera terbang menjauh. Chanyeol merutuki kebodohannya berulang kali, seharusnya ia tidak perlu terkejut dengan tingkah absurb si hantu yang berulang kali mengganggunya.

"K-kau m-melihatku!"

Wajah si hantu yang pucat semakin pucat, ketakutan jika Chanyeol bisa melihatnya selama ini

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang