3

65 8 0
                                    

"Bagaimana?"

Si hantu bertanya, pagi itu pada Chanyeol yang tampak biasa saja menanggapi. Berbeda jauh sekali dengan pikiran si hantu yang mungkin saja Chanyeol akan lari ketakutan karena tahu ia tinggal bersama si hantu selama ini.

"Hal biasa, aku hanya memintamu untuk menjaga sikap!"

Chanyeol memperingati masih mengaduk susu dalam gelas untuk ia minum.

"Kau tidak mengenalku?" Tanya dengan sedikit ragu, hati-hati sekali takut jika ia menyinggung Chanyeol yang pemarah.

"Tidak, kita belum bertemu sebelumnya!" jawab Chanyeol.

Si hantu terdiam cukup lama, duduk di atas meja makan memperhatikan Chanyeol yang tengah berkutat membuat sarapan pagi.

"Bukankah itu susu strawberry?"

Tanya si hantu lagi, ketika Chanyeol mengaduk satu gelas susu berwarna pink.

"Sudah tahu, kenapa kau bertanya!" Chanyeol menjawab dengan ketus.

Hanya saja si hantu tampak terkejut karena sepertinya hal tersebut sangat aneh di mata si hantu.

"Kau kan tidak suka strawberry," ucapnya dengan lirih. Chanyeol bahkan hanya mendengar suara tanpa kalimat yang jelas.

"Kau bilang apa?"

"Akh tidak, aku hanya berbicara pada diriku sendiri!"  Si hantu lebih bersikap anggun setelah mengetahui jika Chanyeol bisa melihatnya.

"Dasar hantu aneh!"

"Aku punya nama," kata si hantu.

"Sudah mati aku tidak perlu tahu juga."

"Jahat sekali!" Bibir si hantu cemberut, menatap Chanyeol dengan sebal.

"Kalau aku masih hidup, aku yakin kau akan jatuh cinta padaku!" Ucap si hantu penuh percaya diri.

"Hidup atau mati, aku belum tentu mencintaimu!" Chanyeol menjawab dengan tegas. Dia berbalik tanpa tahu jika saat ini si hantu tersenyum dengan masam.

"Jadi siapa namamu?" tanya Chanyeol. Tidak mungkin bukan selamanya ia akan memanggil hantu itu dengan sebutan si hantu.

"Jika kau mau... Baby, juga boleh." Seloroh si hantu, dengan senyum senang. Berharap Chanyeol akan memanggilnya dengan sebutan tersebut.

"Jangan berkhayal, katakan dengan benar!" Chanyeol jengah, si hantu ini suka sekali menggodanya setelah tahu jika Chanyeol dapat melihat dia.

"Emnnn... Aku pikirkan dulu sebentar!" Si hantu memangku dagu, membuat pose berpikir dengan wajah serius.

Chanyeol merasakan gemas tiba-tiba, dengan kelakuan lucu yang dibuat si hantu.

"Aha!" Si hantu berseru girang sepertinya sudah mendapatkan nama yang cocok dengannya.

"Panggil aku B...!"

Dahi Chanyeol mengkerut mendengar nama singkat tersebut.

"Apa itu B..., kenapa tidak nama aslimu saja?" tanya Chanyeol.

Si hantu tersenyum.

"Lebih mudah diingat, kau kan pelupa!"

Chanyeol berdecih, tidak percaya mendapat hinaan telak dari si hantu cantik yang kini tengah menunjukkan senyum manis.

"Dari mana kau tahu kalau aku pelupa?"

Si hantu hanya tersenyum dengan kedua mata menyipit.

"Rahasia!"

Chanyeol berdecih, tetapi tidak lagi membahas.

"Baiklah, B..." Chanyeol hanya bisa menuruti, kebetulan nama yang singkat itu Chanyeol tidak akan kesulitan dalam mengingat.

"Kau bisa mencoba memanggilku!" Si hantu meminta.

Chanyeol melirik sesaat dari teplon pada si hantu yang tengah menggerakkan kedua kakinya dengan lucu. Kaki yang berukuran kecil sangat imut dalam pandangan, Chanyeol menebak jika semasa hidup pastilah si hantu bernama B ini akan terlihat lucu.

"B..."

"Iya, Chanyeolie~"

Sahutan yang membuat perasaan Chanyeol terasa menghangat entah mengapa. Perasaan gelisah dari mimpi yang selama ini ia alami berubah menjadi perasaan menggelitik. Dalam keheningan tanpa B mengetahui Chanyeol tersenyum kecil.

***

Chanyeol tidak akan pernah menyangka awal perkenalan dengan B, ternyata akan mengubah hidupnya ke depan.

Chanyeol lebih banyak diam di rumah, banyak berbicara pada B yang setiap kali akan menyambutnya kembali dari sekolah. B juga akan banyak menanyakan bagaimana kehidupan sekolah yang Chanyeol lalui.

Hanya saja ada yang berubah dari mimik wajah B ketika satu nama ia sebutkan, senyum manis yang biasa tersungging itu surut. Tatapan mata B yang biasanya bergairah berubah menjadi kosong, B berubah menjadi sosok hantu menyeramkan dengan bibir terkatup rapat tanpa ingin berbicara.

"Sehun, aku tidak tahu kenapa dia membenciku?"

Nama Sehun lah alasan perubahan dari sosok B.

"B, apa kau mengenalnya?" tanya Chanyeol penasaran.

B tertunduk, duduk di samping ranjang Chanyeol dengan tatapan menerawang.

"B...." panggil Chanyeol kembali, dengan lembut. Karena sepertinya B tidak mendengar apa yang ia katakan.

B menoleh setelah Chanyeol kembali memanggil, ia tersenyum hanya saja senyumnya tidak semanis biasanya. Senyum kali ini terkandung kesedihan yang dalam.

"Chanyeol, walaupun Sehun membencimu... Ku mohon kau jangan membencinya. Dia terlalu banyak menderita, karena aku tidak ada di sampingnya!"

Chanyeol tertegun, tidak akan mengira Sehun membawa pengaruh besar terhadap diri B. Hingga tanpa bertemu sekalipun B rela membelanya. Juga benar saja tebakan Chanyeol, jika B mengenal Sehun.

"Kau mengenalnya?"

B hanya mengulas senyum dengan pandangan ke depan, kosong terdiam tanpa berbicara.

"Chanyeol, aku sepertinya butuh toilet."  Setelahnya sosok B menghilang dalam pandangan, melayang menembus tembok kamar pergi meninggalkan Chanyeol yang masih ingin bercerita.

Chanyeol terkesiap, jelas mengerti jika B menghindari pertanyaannya. Lagi pula sejak kapan hantu masih membutuhkan toilet, bisakah mereka membuang air besar atau kecil. Atau B hanya butuh tempat merenungkan diri, karena memang biasanya hantu seperti B menyukai tempat seperti itu. Chanyeol juga paham B sepertinya enggan membahas mengenai Sehun saat ini. Tebakan bermunculan dalam pikiran Chanyeol, dirinya menebak jika Sehun pastilah orang yang B kenal di masa kehidupannya dulu.

Chanyeol jadi penasaran, ada kaitan apa B dan Sehun sebenarnya.

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang