Three❄️

351 62 12
                                    

Him and his silence

“Kak Hoon! Kak Hoon jaga sampe malem bisa nggak? Mama aku pulang, nanti siang nyampe sini. Aku harus di rumah.”

Sunghoon mendongak dari kegiatannya merangkai bunga menghadap ke wajah Ningning. Gadis itu tampak cantik dalam balutan dress berwarna natural dan sedikit polesan make up.

Sunghoon menunjuk telinganya sembari membuat gesture bertanya.

“Kamu ngomong apa? Aku lagi nggak pake BTE.” tulis Sunghoon kemudian.

Ningning menghela nafas, “Kak Hoon bisa jaga sampe malem nggak? Aku harus pulang, mama dateng soalnya.” tulis gadis itu kembali.

Sunghoon membaca itu dan mengangguk mengiyakan. Gadis itu tersenyum lebar dan memeluk Sunghoon.

Ia membuat gesture ala kadarnya untuk berterima kasih kepada pemuda Park itu. Sunghoon hanya tertawa melihat bagaimana bingungnya Ningning yang mengisyaratkan 'terimakasih'.

...

“Riki, bisa jaga toko bentar nggak? Aku mau pulang dulu ambil BTE-ku.” Tulis Sunghoon.

Riki cemberut. Ia mengambil kertas Sunghoon dan menuliskan sesuatu, “Yahh! Aku mau pergi dulu kak Hoon. Sama ibu disuruh ke tempat kerja ayah.”

Sunghoon menghela nafas lagi. Kenapa orang-orang sibuk semua hari ini? Alhasil mau tak mau Sunghoon mengangguk kecil. Lalu Riki pun pergi juga dari toko itu.

Sunghoon memandangi jalanan di depan toko bunga. Sepi.

Sebenarnya ada apa dengan hari ini?

Ia hanya bisa menghela nafas entah keberapa kali. Lalu kembali duduk di depan toko sembari merangkai bunga. Seharusnya ia duduk di kebun belakang, namun ia takut jika ada orang lain masuk dan ia tidak mengetahuinya.

Terlarut dalam banyaknya bunga-bunga, ia tak sadar bahwa hari sudah menjelang sore. Simpang siur kendaraan berlalu lalang dengan tenang mengingat jam seperti ini adalah jam pulang sekolah ataupun beberapa tempat kerja.

Tap tap tap...

“Hey!” panggil seseorang.

“Gue butuh bunga lain yang bisa ngehasilin ekstrak warna ungu!”

Seseorang yang tak lain adalah Heeseung hanya mengernyit kesal. Sunghoon masih marah dengannya?

“Woyy! Gue minta maaf kalo lo masih sakit hati gara-gara kemaren! Tapi ini gue beneran butuh ekstrak-nya!” pekik Heeseung.

“...”

Tetap sama! Tak ada balasan. Bahkan menatap wajah Heeseung saja tidak Sunghoon lakukan. Kenapa sebenarnya anak bisu ini?

“Sunghoon...?” panggil Heeseung ragu.

Entah kenapa rasanya sangat menggelitik ketika ia mengucapkan nama itu.

Tapi—sama saja. Tak ada balasan dari Sunghoon.

Akhirnya Heeseung menggeret satu kursi dengan kasar dan duduk di depan Sunghoon sembari menggebrak meja kecil disana.

Braaghh!

Sunghoon berjengit ketika meja tempatnya merangkai bunga bergetar kuat. Ia alihkan pandangannya ke depan.

Lalu memelototkan matanya seolah bertanya 'Apa!?' pada sosok Heeseung yang entah sudah berapa lama ada dihadapannya.

“Gue mau minta bunga lain!” ulang Heeseung.

When The Ice Talking About Me [HeeHoon] •HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang