Two❄️

405 64 18
                                    

—The Florist

Klingg!

Pintu toko bunga itu terbuka.

“Riki! Lo ngapain sih?” seorang gadis memasuki toko sembari teriak-teriak.

Seseorang yang dipanggil Riki langsung menghentikan kegiatannya, “Apa sih, Kak? Dateng-dateng marah-marah!” balasnya.

Ningning, gadis yang marah-marah itu melotot, “Lo gue suruh ngirim bunga harusnya ke alamatnya Mr.Schader ngapain malah lo kirim ke kantor pos woy!?”

Riki, “Loh tadi kak Ningning bilang katanya di kantor pos!?” bantahnya.

“Depan kantor pos anjir! Rumahnya depan kantor pos!” bentak Ningning.

Riki hanya meringis canggung. Ia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Klingg!

Ningning memekik, “Kak Hoon!”

Sunghoon yang baru masuk hanya membelalakkan matanya.

Ningning, “Kak! Riki salah nganter bunga! Ih padahal kak Hoon udah ngerancang bunganya dari semalem.” kesalnya.

(*Disini anggep aja Ningning lebih muda dari Sunghoon)

Sunghoon hanya menggeleng pasrah. Rautnya tersenyum dan memegang bunga-bunga sepanjang langkahnya menuju meja kasir milik Ningning. Hidung bangirnya yang putih bersentuhan ringan dengan kuncup-kuncup warna-warni itu, begitu memikat pandangan orang lain.

Namun yang menarik perhatian adalah dimana ketika Sunghoon menutup matanya dan mengendus wangi bunga-bunga segar itu.

Riki bahkan Ningning terperangah. Membuka mulutnya seolah melihat sesuatu yang sangat indah.

Benar!

Memang benar! Sunghoon sangat indah untuk seukuran manusia di bumi. Namun sayang, keindahan itu belum ada pemiliknya. Keindahan itu masih bebas, berkelana menyusuri setiap inci muka bumi dalam sepi senyap.

Riki menggelengkan kepalanya mencoba terlepas dari zona terpesona.

Aniki nanti kesini. Mampir. Katanya mau cari ekstrak bunga buat penelitian di kampus.” ujarnya memberi tahu.

Sunghoon mengedipkan matanya, lalu mengambil note-nya, “K? Ekstrak bunga apa?”

Riki membaca itu, “Ya—aku nggak tau kak. Nanti kak K bilang bakal cari sendiri sama temennya.”

Sunghoon mengangguk-angguk. Membenarkan letak alat bantu dengar miliknya sebelum pergi ke kebun di belakang toko bunga untuk merangkai pesanan.

Riki, “Kak ning—Kak Sunghoon kenapa cantik ya?”

Ningning mengangguk, “Gue yang cewek aja merasa kalah.”

“Ehh! Udah-udah! Sana balik kerja! Gue potong juga gaji lo nanti!” sentak Ningning kemudian.

  ❥   ❥   ❥

When The Ice Talking About Me [HeeHoon] •HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang