Five❄️

412 62 9
                                    

—In the Hospital

Heeseung mengerjapkan matanya dengan perlahan.

Langit jingga dengan beberapa burung yang berterbangan, adalah yang pertama kali menyambut retina matanya.

Hah!? Tunggu!? Ini ia berada di surga atau bagaimana? Tapi tidak mungkin pendosa sepertinya masuk surga :)

“Pasien Ethan Lee? Anda bisa mendengar saya?”

Samar-samar Heeseung mendengar suara lelaki yang memanggil-manggilnya. Siapa itu?

Ia kembali mengerjapkan mata, kali ini penglihatannya sudah berfungsi normal. Ia lihat ada seorang pria yang cukup berumur dengan jas putih juga stetoskop yang tergantung di lehernya.

Loh? Dia belum mati?

“Pasien Ethan Lee? Anda bisa mendengar saya?” tanya si dokter.

Heeseung mengangguk kecil.

Si dokter melanjutkan, “Syukurlah. Anda tahu anda berada dimana?”

“Rumah sakit.” jawab Heeseung.

Si dokter tersenyum, “Anda masih ingat terakhir kali anda dimana?”

“Pinggir jalan.”

Dokter, “Anda masih ingat siapa yang membawa anda ke sini?”

“...”

Eh? Memang dia tidak datang ke rumah sakit sendiri ya?

Di tengah malam seperti kemarin, siapa yang masih berkeliaran selain penjahat juga para pengedar narkoba lainnya?

Dokter, “Ahh, mungkin anda sudah tidak sadar waktu itu. Tapi syukurlah anda masih hidup karena cepat diberi penanganan.”

Heeseung mengangguk-angguk saja. Otaknya masih belum berfungsi sepenuhnya. Tubuhnya saja terasa seperti melayang-layang.

“Baik, kondisi anda mulai stabil. Saya akan datang sekitar 6 jam kedepan, untuk melihat perkembangan kondisi anda setelah infus anda habis. Permisi.”

Setelah kepergian sang dokter, Heeseung menoleh ke sekitarnya. Ini masih sore. Dan ruangannya terasa sangat sepi. Apa memang setidak penting itu dirinya di dunia? Hingga tidak ada yang mau mengetahui bagaimana kabarnya saat ini?

Diam-diam Heeseung menghela nafas. Kepalanya masih sedikit terasa berdenyut. Ia memutuskan ingin ke kamar mandi saja. Sekalian ia mengguyur tubuhnya dibawah shower.

Heeseung akui, ia sedikit gila sekarang. Tapi ia mulai overthinking juga gelisah. Yang dimana saat ini ia tidak bisa mengkonsumsi esktasi atau heroin seperti biasanya, karena berada di rumah sakit.

Lagipun, seharusnya pihak rumah sakit sudah mengetahui apa yang terjadi pada Heeseung. Tapi mungkin mereka menunggu hingga keadaan dirinya kembali normal, baru akan menyarankannya untuk rehabilitasi.

Ia bangkit dari brankarnya dan menyeret pelan tubuhnya. Dibantu oleh tiang infusnya, Heeseung berhasil berdiri cukup tegak.

Baru 4 langkah terlewati, dirinya hampir limbung. Jika tidak ada seseorang yang tiba-tiba memegang punggungnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When The Ice Talking About Me [HeeHoon] •HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang