—The First Meet
Stockholm, Swedia
Sudah pukul 10 malam waktu setempat, seorang pemuda berjalan dengan tenang ditengah hamparan salju yang masih tipis. Dingin jalanan aspal menusuk kakinya, namun ia tak keberatan atas itu.
Tangannya ia masukkan kedalam trench coat biru yang ia kenakan. Sesekali mulutnya menghembuskan uap karena dinginnya suhu.
Memang aneh, karena disaat orang lain memilih bergelung didalam selimut, atau berkumpul bersama keluarga didepan perapian, ia dengan gilanya malah berjalan sendirian ditengah terpaan salju putih yang kian lebat itu.
Karena perjalanan masih 20 menit untuk sampai ke rumahnya, ia memutuskan untuk mengunyah permen karet. Tangannya sibuk mencari permen karet itu dan hendak memakannya, namun naas, ia tertabrak seseorang dari arah depan dengan cukup keras. Membuat tubuhnya terpental kembali kearah belakang.
Ahh! Ada saja gangguan yang datang!
Heeseung PoV
Gue lari-larian gak jelas malem-malem gini cuman buat ngehindarin preman-preman yang nuduh gue ngambil wilayah mereka.
Bahkan gue gak tau sejak kapan gang-gang sempit, gelap, bau kayak gini jadi wilayah transaksi mereka.
Kalian paham 'kan yang gue maksud transaksi disini tuh transaksi apaan? Yap! Transaksi narkoba!
Fyi! Gue Lee Heeseung, pengedar sekaligus pengguna narkoba! Gue masih 'pemula' didunia narkotika kayak gini. Gue baru 4 tahun jadi pecandu narkoba, alkohol, sama rokok! Tapi disini udah biasa aja sih, anak muda pake kayak gituan. Mereka bilang hal-hal kayak gitu tuh 'penghangat badan' jadi gue ikutan aja ngehangatin badan gue :)
Gue lahir di sini, di Stockholm, tapi sejak umur 4 tahun gue pindah ke Korea Selatan sampe umur gue 15 tahun. Dan 2 tahun lalu gue balik lagi ke Stockholm karena bunda gue sakit.
Sedikit silsilah keluarga gue, bunda tuh asli orang Swedia tapi punya darah keturunan orang Amerika, sedangkan bajingan yang jadi suami bunda dan gue sebut 'ayah' itu asli orang Korea Selatan.
Kenapa gue sebut beliau bajingan? Nanti ada chapter khusus buat gue ceritain tentang keluarga gue.
Sekarang back to topic!
Gue udah liat ujung gang ini di depan sana! Jadi gue lari aja sekenceng mungkin. Tapi emang kayaknya dewi fortuna lagi ngambek sama gue, jadilah gue nabrak orang keras banget, sampe kepental beberapa meter tuh orang yang gue tabrak.
Anjing! Itu orang kalo ntar patah tulang terus gue dimintain ganti rugi gimana dah?
Heeseung PoV end
Sunghoon bangkit dan menatap kedepan, disana juga ada seseorang yang terjatuh. Sunghoon hendak menolongnya namun tiba-tiba segerombolan orang bertubuh besar keluar dari gang.
Akhirnya Sunghoon urung untuk menghampiri seseorang yang terjatuh tadi. Ia mundur beberapa langkah ketika melihat perkelahian mulai terjadi didepan matanya.
Satu lelaki menggunakan kemeja coklat melawan 5 orang berbadan besar menggunakan jaket denim hitam.
Sunghoon bergidik ngeri ketika si pemuda berkemeja coklat itu dengan gesit melompat dan menendang wajah 2 orang berbadan besar.
15 menit terlewati, si pemuda kemeja coklat hard win melawan 5 orang berbadan besar. Sunghoon kagum!
Punggung dan bahu pemuda berkemeja coklat itu naik turun kelelahan. Setelahnya sosok itu berbalik.
Oh!
Sunghoon akui, lelaki itu tampak...errr sedikit sangat tampan. Sedikit! Ingat!
Sunghoon masih terduduk kaku diatas trotoar ketika lelaki berkemeja coklat itu mulai mendekati dirinya. Dan mengulurkan tangannya yang tampak terluka untuk membantu Sunghoon.
“Hei nona! Kau baik-baik saja?” tanya si pemuda itu.
Sunghoon yang tadinya terdiam karena nyaris terpesona, seketika langsung melotot tak terima. Apa katanya!? NONA??
Dengan kasar Sunghoon menampik uluran tangan pemuda itu. Apa-apaan? Dia buta atau bagaimana!?
Wajah Sunghoon bersungut-sungut dan ingin segera pergi dari hadapan lelaki itu.
“Hei nona! Tidak bisakah kita berkenalan? Atau setidaknya bisakah kau mengucapkan terima kasih?” pekik lelaki tadi.
Astaga! Rasanya Sunghoon ingin melepas alat batu dengarnya agar ia tidak mendengarkan ucapan lelaki itu. Kesal sekali ia dipanggil 'nona'!
Karena baru kali ini ada orang yang terang-terangan memanggilnya seperti itu!
Sunghoon berbalik dan mengacungkan jari tengahnya untuk si lelaki berkemeja coklat. Lalu pergi darisana dengan sedikit berlari.
Lelaki berkemeja coklat—yaitu Heeseung—hanya mengerutkan keningnya dalam-dalam. Apa? Memang ia salah?
“Cewek gak jelas! Diajak kenalan baik-baik malah pergi! Mana gue dikasih jari tengah lagi! Sialan! Gue perkosa tau rasa lo!” kesal Heeseung.
Ketika ia hendak berjalan berlawanan arah dengan si 'gadis' menyebalkan tadi, tak sengaja matanya menatap sebuah gelang yang putus. Gelang itu tampak cantik di timbunan salju-salju malam hari.
“Punya siapa nih? Punya cewek tadi ya?” gumamnya.
Digelang itu ada sebuah bandul berwarna perak dengan tulisan 'SP'. Heeseung terkekeh.
“Wihh! Inisial namanya kali ya? Keliatan cantik sih. Gelangnya wangi lagi! Fikss! Gue harus ketemu dia lagi!” ujar Heeseung semangat.
Malam itu, Heeseung menggenggam erat gelang putus itu di tangannya.
Sedangkan si pemilik gelang masih tidak sadar bahwa benda ditangannya itu tidak lagi terpasang dan tetap pada ekspresi dongkolnya karena dipanggil dengan sebutan yang tidak semestinya.
Keduanya tidak tahu, bahwa akibat pertemuan itu, mereka akan terbawa sebuah alur panjang yang tak pernah terbayangkan.
N.b : Haloo!! Ini cerita baru gue :)
Maaf banget ya gess malah bukan "My Abnormal Enigma" yang gue pubslish, gue minta maaf banget ke kalian!!Tapi emang gue salah kaprah waktu bikin "My Abnormal Enigma" alhasil gue harus revisi ulang dari awal, padahal udah ada 8 chapter baru 😭
Beneran gesss!!! Gue minta maaf bangettt!!!
Dimaafin gak? Kalo gak ini cerita kagak lanjut!Bye!
Tbc!
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Ice Talking About Me [HeeHoon] •HIATUS
FanficPertemuan awal yang buruk apakah akan berakhir buruk juga?