22

1K 35 4
                                    

Matanya perlahan dibuka . Terasa berat badan ingin bangun dari pembaringan . Tangan mencapai telefon yang ada disebelahnya . Menilik jam yang sudah beranjak pukul 10.30 pagi .

Lambatnya dia bangun , nasib baik tak terlepas meeting . Dia ada mesyuarat penting bersama client luar negara . Mereka yang ingin berkerjasama dengan danial , danial kurang berminat sebenarnya .

Tetapi apabila dipujuk oleh iman dan adam , dia hanya bersetuju sahaja . Kata iman dan adam nanti mereka boleh pergi ke luar negara mengikuti melakukan tugas disana . Jadi dia ikut kan sahaja kehendak mereka berdua .

Tok ! Tok ! Tok !

Tanpa sebarang pelawaan iman terus masuk kedalam bilik danial .

" Hah ! Dah bangun pun , ingat nak membuta sampai esok " kaki diatur kearah danial dan dia terus melabuhkan diri di birai katil jejaka itu .

Danial malas hendak melayan dia terus baring dan lengan kiri naik menutup mata . Mengantuknya !

" Dani , bangun ! Jom sarapan , mama dari tadi nak makan tau . Tapi dia tetap nak tunggu kau untuk makan sama sama " ujar iman . Danial yang mendengar mamanya disebut terus bangun dari pembaringan . Dia mengeluh , nak taknak kena bangun lah juga .

" Bangun mandi terus siap siap , lepas sarapan kita terus pergi kerja . Takdalah nanti kelam kabut nak meeting " iman bangun dan ingin melangkah keluar .

" Malam tadi kau ada urusan apa dani ? " Soal iman dihadapan pintu .

Danial tersentak , dirinya penat sangat sehingga lupa akan kejadian semalam . Dia memegang kepalanya dan dipicit perlahan .

" Aku tanya aje , yelah . Aku tengok kau tu penat sangat , pasti kau balik lewatkan ? Sebab semalam aku terjaga pukul 4 pagi , dengar kau hempas pintu bilik " jelas iman . Tangan naik meyilang didada dan bahu kiri di sandarkan ke dinding .

" Takda apa , aku penat sikit . Kau ada nampak atau dengar apa apa lagi ke semalam ? " Iman menggeleng .

" Baguslah tu , dah keluar ! Aku nak mandi . Kesian kat mama tengah tunggu " iman menyepetkan matanya , banyak benda dia nak tanya tapi nantilah . Melihat wajah penat danial timbul rasa kasihan .

" Yelah yelah , jangan tidur pula . Cepat sikit , kau tu siap kalah perempuan " iman terus keluar dari bilik danial . Danial mengeluh , dah keluar tu tutuplah pintu . Ini tak , terus pergi je .

Dia menyandarkan badan dikepala katil , bila difikirkan hal semalam kusut kepala . Rambut diramaskan dengan kasar , serabai terus rambutnya . Tapi tetap kacak ! Eh....

" Damn ! Did i hurt her ? " Tuturnya seorang diri , kenapa baru sedar sekarang dani ? Kenapa masa kau melenting semalam kau tak sedar yang kau dah sakit kan hati dia ? Arghhh !

Dia mendongak dan memejamkan matanya , pasti gadis itu takut dengannya dan sudah tentu gadis itu akan benci padanya . Dunianya akan kosong kalau gadis itu pergi meninggalkannya , macam mana kalau qyra tidak ingin berjumpa dengannya lagi ? macam mana kalau gadis itu sudah menjauh ?

Tak..tak..qyra tidak akan pergi mana mana . Dia masih ada urusan dengan qyra lagi jadi gadis itu takkan pergi jauh . Untuk menyedapkan hatinya yang gelisah , ayat itu yang dari tadi berlegar dikepala .

Dia harus berjumpa kembali dengan qyra , dia harus meminta maaf . Dia tidak ingin qyra takut padanya . Kalaulah benda itu terjadi , dia akan tetap dapatkan qyra walaupun perasaan benci yang hadir didalam hati gadis itu .

" Qay's Adel Danial ! " Terhenti lamunannya , mata dihalakan kearah hyder dan terdapat seseorang berdiri dibelakang jejaka itu .

" Bila nak bangun ni ? Tadi kata nak mandi , kesian mama kat bawah dari tadi tanya tentang kau . Bangun ! " Tegas nada yang digunakan , iman yang berada dibelakang hyder menjengilkan kepala melihat danial .

His Love : AdelWhere stories live. Discover now