SCENE : Me

329 14 0
                                    

"Bangsat!"

"Lo apaan sih kak, baru aja gue mau duduk ya anjing."

"Gue tadi dapat nilai 100, gila."

"Idih, apaan lo"

Jungwon, si pria mungil itu menatap tajam sang teman. Lalu pria dengan nama Riki, langsung bertingkah seakan ia ketakutan.

"Ki, beneran ga percaya?"

"Hooh."

"Oke deh, ntar gue jajanin starbuk."

Riki tentu tidak berpikir dua kali, "Awas lo boong."

"Iya bocel."

***

"Janji lo jangan lupa."

Jungwon yang sedang menendang kerikil menjawab, "Langsung nih?"

"Iya lah, lo kira?"

"Ck. Sekalian nebeng ke tempat kak Soobin ya."

Riki mengangguk dan mereka segera menuju toko starbuk. Riki tidak terkejut ketika Jungwon memintanya untuk menghantar ke restoran milik Soobin. Karena memang Jungwon bekerja paruh waktu disana.

"Kak, besok lo ada acara?"

"Kagak. Emang lo mau ngajak gue kemana?"

"Idih, gue nanya bukan berarti gue mau ngajakin elo pergi ya."

"Sialan."

Riki melambai dan Jungwon segera memasuki restoran yang mulai ramai tersebut. Ia menyapa pada seorang pria bernama Kai yang menjadi juru masak. Ia juga tersenyum pada Soobin yang dengan telaten meladeni pesanan.

"Siang kak!" Sapa hangat dari Jungwon dengan dimple di kedua pipinya.

"Oh? Siang Jungwon." Soobin juga meniru Jungwon.

"Aku akan membuang sampah dan membersihkan dapur."

Begitulah Jungwon. Dibalik sikap anak anak dan nakalnya. Terdapat secercah kecil kesopanan(?).

Soobin mengangguk, "Pukul 5 kita makan bersama ya?"

"Siap kak!"

***

Jungwon merenggangkan tubuhnya ketika mengalami pegal. Bunyi tulang sangat terdengar menandakan bahwa benar ia bekerja dengan baik. Juga bekerja dengan keras.

"Lama kelamaan gue mati anjir." Gumamnya.

Kemudian ia melihat ke arah pintu depan. Sepertinya seseorang datang dan ia kenal dengannya. Segera saja ia memasuki dapur dan mendengar percakapan Soobin dengan seseorang secara diam-diam.

"Kenapa kau masih berhubungan dengannya Beomgyu?"

"Ck, apa salahnya kak? Aku mencintainya."

"Bullshit! Tidak ada yang namanya cinta didunia ini. Dan kau bisa bisanya terbuai karena sentuhannya?"

Beomgyu menghela nafas jengah dan berkata remeh, "Setidaknya harta yang ia berikan lebih banyak daripada yang selama ini diberikan kak Yeonjun padaku."

Soobin hendak menampar tapi ia tahan. Jangan sampai meski ditempat sepi, ia bisa menampar sang adik ipar. Soobin berbisik meski seseorang mendengarnya.

"Kau aman bukan?"

"Tentu, oh ya Kak. Aku kemari hanya ingin mengatakan bahwa kekasih ku itu mengirimkan 20 juta won untuk bulan ini. Dan akan kembali mengirimkannya bulan depan."

Soobin tetap pada pendiriannya, "Kakak tidak peduli."

Setelahnya ia meninggalkan Beomgyu yang kesal. Terlihat pria bermarga Choi itu mengeluarkan handphone. Handphone keluaran terbaru dan hanya ada beberapa diproduksi. Sangat ferlihat canggih dan indah.

SCENE : The Job [end.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang