Tujuh Belas

723 67 2
                                    

Happy reading

       

       

"Tolong jangan dulu bebani pikirannya dengan hal-hal berat. Kondisi jantungnya baru pulih dan belum sehat benar. Sedikit saja dia stres atau emosi berlebih dapat menyebabkan denyut jantungnya menjadi tak teratur. Kita harus menghindari aritmia-nya datang," ucap Dokter Choi setelah memeriksa kondisi Jeno.

Dari sekian banyak pesan yang disampaikan oleh dokter yang sudah menangani Jeno sejak baru lahir itu, kalimat terakhir itulah yang perlu digarisbawahi dan diingat. Jaehyun mengangguk dan mengucapkan terima kasih pada dokter senior tersebut. Kini kembali hanya Jaehyun, Doyoung dan Haechan saja di ruangan tersebut. Sedangkan Jeno, ia terlelap setelah mendapatkan obat dan penanganan beberapa saat sebelumnya.

Sepeninggal Dokter Choi beserta 2 orang perawat yang merawat Jeno, Jaehyun hanya duduk diam di sisi ranjang sang adik. Matanya tak luput sedikit pun dari pemuda yang semakin hari semakin tampak kurus itu. Tak ada yang dikatakannya. Dan tak ada yang dilakukannya. Dia hanya duduk dalam diam sambil menggenggam erat tangan adiknya.

"Hyung," ucap Haechan memecah keheningan.

Jaehyun tak menoleh.

"Mianhae," sambung Haechan lirih.

"Aku.. Aku tak bermaksud membuat Jeno sakit."

Jaehyun menoleh. Ia menatap kekasih adiknya itu dengan tatapan tajam.

"Aku..."

Haechan menunduk dalam-dalam.

"Aku salah. Maafkan aku."

Melihat Haechan yang sepertinya benar-benar merasa bersalah, Jaehyun jadi tak tega untuk memarahinya. Pemuda itu menghela nafas panjang.

"Sudahlah. Semua sudah terjadi," ucap Jaehyun lembut.

"Maaf Hyung."

Haechan menggigit bibirnya karena rasa bersalah dan penyesalan yang sangat besar. Sendu menghiasi wajah tampannya. Sementara tangannya mengepal menahan gejolak perasaan dalam hatinya. Doyoung yang melihatnya mendekat dan mengusap-usap punggungnya dengan lembut.

"Iya. Aku memaafkanmu. Tapi tidak tahu dengan Jeno."

Haechan mendongak. Ia menatap Jaehyun dengan tampang memelas.

"Jeno sangat menyayangimu. Dia pasti memaafkanmu," hibur Doyoung.

"Terima kasih Hyung," ucap Haechan.

"Haechan-ah, sebaiknya sekarang kau pulang dulu. Tohh Jeno sedang tidur. Datanglah lagi nanti atau besok," ucap Jaehyun.

"Tapi Hyung.."

"Jaehyun benar. Sebaiknya kau pulang. Besok datanglah lagi," ucap Doyoung.

Setelah beberapa saat terdiam dan berpikir, akhirnya Haechan mengangguk.

"Baiklah Hyung."

Ia mendekat pada Jeno. Tangannya terulur mengusap helai rambut sang kekasih yang tidur nyenyak karena pengaruh obat. Ditatapnya wajah pucat pemuda itu, lalu mengusap pipi tidurnya dengan lembut.

"Maafkan aku, Jen. Maaf karena aku sudah melukai hatimu."

Haechan sedikit membungkuk untuk mengecup kening Jeno tanpa memperdulikan Jaehyun dan Doyoung. Ia hanya ingin menyampaikan perasaannya yang tulus pada kekasihnya tersebut.

"Aku menyayangimu, Jeno-ya. Lekaslah sehat agar kita bisa menghabiskan waktu bersama lagi."

Setelah itu ia berpamitan pada kedua pemuda di sisi Jeno.

My Guardian Angel (REVISI) | MarkNo | HyuckNoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang