Sembilan belas

703 68 9
                                    

Happy reading

      

    

"Jeno!?" ucap Haechan.

Ia terkejut mendapati Jeno ada di sana. Pun dengan Mark. Mereka melihat Jeno berdiri di sana dengan tatapan terluka.

"Apa maksud perkataanmu Haechan-ah?"

Bukan Jeno yang bertanya. Melainkan Jaehyun, yang berada tepat di belakang Jeno.

"H-Hyung, a-aku..."

Haechan menoleh pada Jeno. Amarah, sedih, kecewa tersirat dalam air mukanya. Haechan yang merasa bersalah mendekat pada Jeno. Ia berusaha meraih tangan Jeno. Tapi pemuda itu malah menghindar.

"Jen-"

"Putus," ucap Jeno singkat.

Haechan menatap Jeno tak percaya.

"Ayo putus! Itu kan yang kau mau!?" ucap Jeno.

Terdengar tenang namun menusuk hati Haechan tepat di titiknya. Dan bukan hanya Haechan yang terkejut. Jaehyun dan Mark juga.

"Bukan itu maksud aku Jen," ucap Haechan.

"Lalu apa?" tanya Jeno.

"Jen, maaf. Aku-" Mark mulai merasa tidak enak.

"Aku bukan bola yang bisa dioper-oper seenak hati kalian."

Nada suara Jeno masih terdengar sangat tenang. Namun ada getaran di sana.

"Jeno, bukan begitu maksudku," ucap Haechan.

"Lalu apa? Kau bilang Mark Hyung boleh mengambilku, boleh memilikiku. Seolah aku ini adalah boneka yang kalian gilir dan buang ketika kalian sudah bosan."

Nada suara Jeno mulai meninggi. Baik Haechan maupun Mark tidak ada yang membuka suara. Rasa bersalah seolah mengunci mulut mereka. Jeno menatap keduanya bergantian.

"Jen, kontrol dirimu ya? Kau baru saja pulang dari rumah sakit," ucap Jaehyun mengingatkan.

Tapi Jeno tidak menghiraukannya. Pandangan matanya tertuju pada Mark.

"Hyung, bukankah aku sudah pernah bilang bahwa aku tidak bisa membalas perasaanmu!? Kau memang berarti buatku, tapi bukan berarti aku mencintaimu. Aku tidak mencintaimu Hyung. Harus berapa kali aku katakan?"

Jeno menatap Mark intens.

"Aku tidak melarangmu untuk berada di dekatku. Aku juga tidak melarangmu ketika kau bilang ingin selalu menjagaku. Tapi tak bisakah kau mengerti kalau aku melakukan itu karena aku menganggapmu sebagai seorang kakak? Tak mengertikah Hyung bahwa posisimu sama seperti Doyoung Hyung!?"

"Jeno-ya, aku-"

"Berhentilah berharap, Hyung."

Mark menatapnya dengan tatapan memelas. Jeno tak perduli. Ia mengalihkan pandangannya pada Haechan.

"Aku sungguh tak mengerti apa maumu, Haechan-ah. Apa tujuanmu memacariku sesungguhnya?"

"Jen, dengarkan aku dulu," potong Haechan.

"Dengarkan apalagi Chan? Apa lagi yang harus ku dengar? Apa aku harus mendengar bahwa sesungguhnya kau tidak benar-benar mencintaiku?"

Ada luka yang teramat sangat dalam suara Jeno yang tenang.

"Jen, aku mencintaimu. Sungguh!"

"Tapi ku rasa sepertinya tidak, Chan. Mendengar perkataanmu tadi, aku seperti tak ada artinya bagimu."

My Guardian Angel (REVISI) | MarkNo | HyuckNoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang