~Selamat Membaca~
Sang mentari sudah menunjukkan dirinya pagi ini. Para ayam mulai berkokok di ikuti dengan suara rintikan embun yang berjatuhan ke atas genteng. Suasana pagi yang dapat di nikmati dari panti asuhan itu.Di dekat lapangan yang luas, panti asuhan itu berdiri, memberikan tempat tinggal pada meraka yaitu anak-anak malang yang terlantar. Bentuk bangunan itu sederhana dengan ukuran yang lumayan lebar, tak lupa hiasan alam yang menghiasi di sekeliling panti.
Panti asuhan itu, bukan tempat yang mewah seperti rumah anak-anak yang mendapatkan keberuntungan untuk tinggal di rumah mewah bersama orangtuanya. Panti asuhan ini, hanya bangunan sederhana yang membuat mereka nyaman berteduh di sana.
Tak memerlukan uang atau pun barang mewah untuk meraka bahagia, orang-orang yang berada di dalam panti asuhan sudah cukup membuat mereka senang.
Tidak ada yang berbeda tentang kehidupan di dalam panti dengan kehidupan lainnya, mereka menjalankan hidup layaknya keluarga biasa. Seperti sekarang, seorang gadis penghuni panti tengah membangunkan teman sekamarnya.
Seorang gadis lainnya masih tergulung dengan buntalan selimut di ranjangnya. Ia masih menikmati mimpinya bersama pangeran muda yang mampir ke sana.
Menulikan indra pendengaran nya dalam tidur. Menghiraukan suara alarm yang di sahut dengan bentakan teman sekamar nya.
"Bangun bego! Liat jam! Alarm lo tuh udah teriak teriak dari tadi!" Ucap gadis itu sambil menarik selimut yang masih menutupi tubuhnya.
Ayla Agara yang di ganggu dalam tidurnya lantas membuka matanya yang masih terasa berat. Menegakkan tubuhnya dengan lemas dan perlahan menoleh kearah jam, "hm? Heh! Udah jam segini kenapa lo gak bangunin gue sih!"
Gadis yang kerap di panggil Agya itu, langsung bergegas turun dari kasur tingkat nya dengan terburu-buru saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.20. Hari ini adalah hari senin, hari dimana ia tidak boleh datang terlambat ke sekolah.
"Gak bangunin gimana coba?! Capek gue teriak teriak bangunin lo Agya!"
Ucapan sang teman di hiraukan oleh Agya. Ia langsung bergegas mengambil handuk dan berlari keluar kamar secepatnya. Sesampainya di area belakang panti, Agya langsung berlari kearah kamar mandi agar tidak kecolongan.
Perkenalkan dia Ayla Agara atau sering di panggil Agya, nama Ayla Agara di singkat menjadi Agya. Dia adalah salah satu gadis penghuni panti asuhan yang bernama, Panti Asuhan Mentari. Ia adalah salah satu anak tertua dari tujuh anak paling tua di dalam panti.
Panti asuhan mentari adalah segalanya untuk Agya. Di sana tempat ia belajar, tumbuh dan mengerti dengan kehidupan. Di sana, Agya tinggal bersama banyak anak-anak dengan cerita mereka. Ada sebelas anak yang tinggal di sana, dari remaja, anak-anak hingga balita.
Hari-harinya berjalan seperti biasa, bersekolah, bermain bersama anak-anak panti asuhan, makan dan tidur. Di sana, banyak sekali anak-anak dengan keunikan mereka yang melengkapi suasana. Jadi, jangan bilang bahwa mereka bersedih karna hidup di panti asuhan, nyatanya mereka lebih bahagia daripada anak-anak yang tinggal bersama orang tuanya di dalam rumah mereka sendiri.
"Agya!! Cepetan! Gue udah gak tahan nih!!" Suara cempreng itu hampir membuat Agya terjungkal di dalam kamar mandi, karna terkejut.
"Apaan?! Gue baru masuk elah! Sabar kek," balas Agya dari dalam kamar mandi.
"Yaudah ih! Cepetan gue udah gak tahan sumpah! Udah di ujung banget nih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Sana
Teen FictionBangunan sederhana dengan lapangan yang luas itu, tempat mereka bernaung. Kebahagiaan, kesedihan, dan kekecewaan mereka jalani bersama di sana. Panti asuhan itu yang mereka sebut rumah, tempat kembali yang paling nyaman ketika dunia sedang menghakim...