Setelah malam perayaan ulang tahun orang tua Dirga, Vania semakin terang-terangan menunjukkan wajahnya di depan Alya. Posisinya sebagai sekretaris membuatnya bebas berada di sekitaran Dirga tanpa takut dicurigai.
Ini semua tentu tak lepas dari dukungan keluarga besar Dirga. Bukan rahasia umum lagi, beberapa saudara sepupu Dirga, khususnya perempuan, tidak menyukai Alya secara terang-terangan. Entah apa yang melatarbelakangi sikap mereka tersebut, Alya sama sekali tidak tahu. Namun semakin hari kebencian itu semakin besar. Karena itu demi mendepak Alya dari keluarga besar mereka, tanpa merasa berdosa mereka membuka kesempatan lebar bagi Vania untuk masuk ke dalam kehidupan rumah tangga Dirga.
Terdengar kejam memang, tapi jujur membuat mereka senang. Ibarat kata pepatah dulu, lawannya lawan adalah kawan. Dan itu yang sedang mereka lakukan sekarang. Menggunakan tangan Vania untuk mengusir Alya.
Tentu saja Alya mengetahui pasti rencana para sepupunya Dirga tersebut. Marah? Jelas saja. Dendam? Sudah pasti. Namun belum saatnya Alya melakukan pembalasan kepada para sosialita Jakarta itu. Akan ada waktunya masing-masing dari mereka mendapatkan balasan yang setimpal. Dan Alya pastikan karma yang diterima mereka tidak akan semanis kurma. Yang pasti jauh lebih sadis dibanding perbuatan mereka kepada Alya.
Tinggal tunggu waktunya saja, maka wanita itu akan melaksanakan niat jahatnya bagi mereka yang suka menyakitinya.
***
"Van, tolong temani Bapak makan ya. Saya mau lihat anak-anak dulu ke atas." Di suatu pagi Alya menyuruh Vania menggantikannya mendampingi Dirga sarapan.
Bak mendapat durian runtuh, Vania menerima tawaran Alya dengan senang hati. Baginya ini adalah kesempatan bagus yang tidak boleh disia-siakan. Kapan lagi coba dia bisa menemani Dirga sarapan tanpa takut ketahuan orang? Tidak salah rasanya dia datang pagi-pagi sekali ke rumah itu. Meskipun harus mengorbankan waktu tidurnya dan menempuh perjalanan jauh dari apartemennya menuju rumah itu.
Melihat Vania tidak menolak permintaannya, Alya bergegas meninggalkannya seorang diri tanpa sempat melihat selingkuhan suaminya itu senyum-senyum kegirangan.
"Lho, Alya mana?" Dirga yang baru saja menginjakkan kaki di ruang makan super mewah itu merasa heran karena tidak melihat keberadaan istrinya tersebut. Yang tampak cuma Vania sedang sibuk menata makanan di meja makan.
Melihat kehadiran Dirga, Vania langsung mengulas senyum terbaiknya. "Lagi lihat anak-anak di atas. Tadi dia menyuruhku untuk menemanimu sarapan." Vania tak dapat menutupi kegembiraan hatinya mengatakan hal itu kepada Dirga.
"Lalu para pelayan pada kemana?" Dirga merasa aneh melihat tak ada satu pun pelayan di ruangan tersebut. Biasanya para perempuan yang bekerja di rumahnya tersebut akan sibuk hilir mudik menyiapkan makanan untuk disantap keluarganya satu-persatu.
"Oh, aku menyuruh mereka semua pergi. Menurutku kehadiran mereka hanya mengganggu kebersamaan kita. Pagi ini aku sedang ingin berdua denganmu." Tanpa rasa bersalah Vania mengakui perbuatannya. Meskipun dibalut kebohongam.
Dirga ikut senang mendengar penuturan kekasihnya itu. Dia sama sekali tidak masalah dengan keputusan yang dibuat Vania.
Dalam kesempatan yang begitu terbatas, Vania masih sempat-sempatnya menggoda Dirga. Wanita berwajah imut itu ternyata tidak sepolos penampilannya. Tanpa malu Vania sengaja menaikkan kakinya ke pangkuan Dirga lalu mengelus selangkangannya pelan sambil memasang wajah sensual.
Dirga merasa kelimpungan mendapat serangan dari Vania. Wajahnya merah menahan gairah. Makanan yang tersaji di depannya kini menjadi tidak enak lagi.
"Sayang, please jangan menggodaku sekarang..." suara Dirga terdengar serak. Otaknya masih memiliki sedikit kewarasan untuk mencegah Vina berbuat terlalu jauh. Takutnya Alya dan anak-anaknya bisa datang kapan saja. Tentu saja dia belum gila hingga ingin perbuatannya diketahui keluarganya. Baginya seindah apa pun Vania, namun keutuhan keluarganya adalah nomor satu. Dirga tidak memiliki rencana untuk mengganti posisi Alya sebagai istrinya. Baginya tetap Alya sampai kapan pun yang akan terus mendampinginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam istri gila
Short StoryYang orang-orang tahu Alya adalah sosok wanita bodoh sehingga tidak mengetahui perselingkuhan suaminya. yang Dirga tahu adalah Alya adalah wanita lugu tak mengerti apa-apa. Cintanya telah lama hilang digantikan wanita lain. Dan bagi Vania sosok Alya...