Kemunculan Embu

43 11 5
                                    

Story 22

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Story 22

"Seperti festival kapal saja." Komentar Gen melihat keramaian di atas laut.

Danuar tidak main-main. Secara cepat dia menyewa kapal-kapal nelayan Mala'ea untuk membantu ekspedisi TEV. Tidak tanggung-tanggung, jumlah total ada tiga puluh kapal.

Seperti pasukan siap perang, kapal-kapal itu berkumpul saling berdekatan. Setelah briefing sesaat, rombongan besar itu bergerak. Kapal-kapal mulai berpencar, menjelajah lautan Mala'ea.

Adapun Danuar, dia bersikeras bahwa tim inti TEV (Mr. Dippet, Gen, Sahabi, ditambah Isa dan dua staf) harus bergabung bersamanya di Triton. Setelah tawar-menawar yang alot, TEV akhirnya mengalah.

Kapal Triton memang besar. Geladaknya begitu luas, seukuran lapangan futsal. Anjungannya tinggi. Gen bilang, biasanya ada helikopter yang stand by di geladak. Capung besi itu bisa mengantarkan Danuar ke manapun dia ingin pergi.

"Jadi ini kapal terbesar di Katomale?" Isa berkomentar.

Gen menjawab, "Memang sih, kapal ini lebih besar dari As-Shuraim. Tapi secara teknis ini bukan kapal asli Katomale."

Isa tersenyum tipis. Dia hanya ingin menggoda Gen sebenarnya. Dan nampaknya Isa berhasil.

"Tumben hari ini dia memilih naik kapal. Biasanya Danuar begitu paranoid." Gen angkat bicara sambil menoleh kiri dan kanan.

"Mungkin karena TEV ikut?" Isa berspekulasi.

Sedetik Gen tertegun, "Ah. Kau benar! Bodohnya aku. Itulah kenapa Danuar begitu ngotot."

Isa mengangguk, "Ya ..., semoga ada hasil yang baik hari ini. Untuk kedua pihak."

"Aku tidak yakin." Gen mendesah, "Atau lebih tepatnya, aku dilema. Di satu sisi aku ingin masalah ini cepat selesai. Semua misteri terpecahkan dengan jelas. Di sisi lain, aku tidak ingin EN-GAS mendapat sesuatu dari ekspedisi ini. Aku ingin mereka pulang dengan tangan hampa."

"Kau benar-benar antipati terhadap EN-GAS, ya." Isa memberi komentar.

"Karena aku tahu rencana mereka. Mereka tidak akan berhenti pada minyak bumi saja. Katomale adalah gugus pulau yang istimewa. Material berharga banyak terkandung di sini. Mereka akan terus mencari dan menggali. Dan TEV adalah kuncinya." Gen berkata sambil menggelengkan kepala.

Setelah itu hening. Isa melepas pandangan ke laut. Dia hanya orang luar, tidak perlu terlibat perseteruan EN-GAS dan TEV. Seperti kata Danuar, hidup ini tidak hitam putih.

Meskipun harus diakui, Danuar itu agak brengsek. Maaf.

Isa berdiri dengan tangan bertumpu pada pagar besi pembatas kapal. Sementara Gen kembali bergabung dengan Mr. Dippet, membahas hal teknis.

Isa masih menatap laut yang biru. Awan-awan rendah di ufuk sana. Apa yang mereka cari sebenarnya?

Lalu mata Isa menangkap sesuatu di kejauhan. Di ufuk, sesuatu, tidak, seseorang sedang berada di tengah laut. Aneh. Isa mencoba memincingkan mata. Sosok manusia itu berdiri tepat di atas air. Isa mencoba meyakinkan diri, itu benar-benar orang?

Urita : Isa & Samudra BijaksanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang