3. Bulan

11 3 0
                                    

Aku yang terbangun pada tengah malam, menyadari bahwa liana belum juga siuman. Perasaanku penuh dengan ke khawatiran, demi menenangkan perasaan ku aku pergi ke ruang tamu. Disaat aku membuka pintu, terdengar suara ibu yang sedang berbincang dengan seseorang.

"(Apa yang sedang ibu bicarakan, aku tidak bisa mendengarnya dari sini)" ucapku dalam hati.

Aku berusaha berjalan perlahan menuju ruang tamu, suara ibu dan orang itu semakin jelas. Setelah cukup dekat, aku berusaha untuk mengintip ke ruang tamu. Setelah melihatnya, aku cukup mengenal pria yang sedang berbicara dengan ibu. Dia adalah Roberto seorang komandan kesatria dari batalion 2 dari grand duchess eternal yang dikenal dengan sebutan singa hitam.

"Luna, kamu tidak bisa seperti ini. Kamu adalah seorang kesatria yang kompeten, tetapi kamu memilih untuk menjadi mercenary selama 8 tahun ini. Apalagi kamu adalah kesatria dari grand duchess eternal yang ditakuti di kekaisaran ini." Ucap ruberto kepada ibu.

Ibu hanya terdiam menanggapi semua ucapan dari sir roberto, tanpa pernah menbalas satu pun ucapannya sembari memalingkan wajahnya kesamping. Sir roberto yang kesal karena diabaikan memukul tembok rumah kami dengan sangat keras, hal itu membuatku terkejut dan jatuh.

"Aduh.." teriakku.

Ibu segera menyadarinya dan berlari kepadaku, "Nak kamu tidak apa-apa?" ucap ibu khawatir.

Aku mengangguk pelan untuk menanggapi pertanyaan ibu.

"Siapa anak ini?" Tanya sir roberto kepada ibu.

"Dia adalah anakku, aku mengadopsinya 5 tahun yang lalu" balas ibu.

Sir roberto menatapku sebentar lalu menghela nafas yang panjang, "Jika kamu ragu karena aturan yang ditetapkan oleh grand duchess. Kamu bisa sedikit tenang, karena peraturan itu telah di hapus 3 tahun yang lalu."

Aku tidak tahu peraturan apa yang sedang dibicarakan oleh sir Roberto, tetapi saat melihat wajah ibuku yang terkejut. Aku berpikir bahwa peraturan itulah yang membuat ibu harus mengundurkan diri dari gelar kesatrianya.

"Jika peraturan itu dihapuskan, itu artinya Grand Duchess telah menemukan anak nya yang telah hilang?" tanya ibu

"Yah kami berhasil menemukan nya 3 tahun yang lalu" jawab sir roberto.

Ibuku tengah berpikir dengan serius, tiba-tiba saja ia seakan teringat sesuatu.

"Ciri-ciri anak itu pasti memiliki rambut silver dengan mata biru milik grand duchess dan memiliki tanda lahir berbentuk matahari dibelakang lehernya" ucap ibu.

"Bagaiman kamu bisa tahu, informasi itu hanya dibagikan kepada kesatria yang mencarinya dan belum diperkanalkan secara publik" ucap sir roberto keheranan.

Mendengar perkataan ibu aku dapat menyadarinya bahwa anak itu adalah liana yang sekarang tengah pingsan. Ibuku menghela nafas panjang sembari melihatku, "aku tidak tahu ini sebuah takdir atau apapun, tetapi anak itu sekarang sedang ada di rumahku".

Sir roberto pada awalnya bingung jadi ibu menjelaskan tentang apa yang terjadi selama ini, mulai dari awal niat ibu untuk berhenti jadi kesatria dan pertemuan ibu denganku dihutan.

"Aku mengerti, tetapi jika kamu ingin membiayai hidup anakmu. Bukankah lebih baik menjadi kesatria Grand Duchess eternal, gaji yang tetap dengan tunjangan pensiun yang cukup untuk kehidupanmu bersama anakmu selama 20 tahun. Itu akan memudahkan mu untuk merawatnya dan setiap anak kesatria dapat mengikuti test ke akademi dengan di biayai oleh Grand Duchess. Kalau begitu aku akan memberimu waktu, besok aku akan menjemput Grand Duchess muda dan jawaban dari pertanyaanku hari ini." Ucap sir roberto setelah itu meninggalkan rumah kami.

Aku melihat wajah ibu yang tengah kebingungan, demi ibu aku berusaha memberanikan diri untuk berbicara. Karena aku tahu tentang ibu, meskipun dia telah berhenti menjadi kesatria tetapi di masih menginginkan gelar kesatrianya kembali. Terutama disaat dia menceritakan sebuah dongeng kesatria bulan yang selalu ibu bacakan untukku setiap malam.

"Ibu aku benar-benar tidak apa-apa, lagipula aku ingin menjadi seperti ibu. Seorang kesatria yang gagah dan kuat demi melindungi seseorang yang lemah dan juga berharga, bagiku seseorang yang harus ku lindungi itu adalah ibu dan juga liana" ucapku sembari tersenyum kearah ibu.

Ibu melihatku dengan tatapan bangga, dia mengelus kepalaku dengan lembut. Disaat aku melihat ibu, sepertinya ibu sudah membulatkan tekad untuk kembali menjadi kesatria.

"Jadi kenapa kamu bangun tengah malah begini?" Tanya ibu kepadaku.

"Awalnya aku merasa khawatir, tetapi sekarang aku merasa lapar."

Ibu tertawa ringan, lalu berjalan kearah dapur membawakanku sup dan juga roti. Kami berdua memakannya bersama, sembari mendengarkan ibu yang tengah bercerita. Entah kenapa setiap ibu bercerita, hatiku terasa tenang. Semua kegelisahan yang kualami semuanya menghilang dan tanpa kusadari aku tertidur di pangkuan ibu.

Disaat aku bangun di pagi hari, aku sudah tertidur di dalam kamar. Aku merapikan tempat tidurku lalu berjalan menuju kamar ibu, di saat aku membuka kamar ibu. Ternyata liana sudah terbangun, aku berlari menuju kearahnya dan memegang tangannya. Aku melampiaskan semua kekhawatiranku dengan pertanyaan-pertanyaan, ibu hanya tersenyum dan meninggalkan kami berdua sembari membawa bak air hangat.

Tak lama kemudian sir roberto datang ke rumah, ibu yang telah menetapkan keputusannya untuk menjadi kesatria lagi membuat sir roberto merasa bahagia. Dia membantu kami untuk mengemasi beberapa barang kami, liana sangat kebingungan tentang apa yang terjadi hari ini. Aku menjelaskannya perlahan, setelah mendengarkan nya aku dapat melihat meskipun samar wajahnya tampak tersenyum.

Son Of The Goddess Of The Dead Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang