1. Kelahiran

32 4 0
                                    

Seorang mercenary wanita yang sedang menjalankan misi pembasmian di kedalaman hutan manglo, berakhir pembantaian rekan team nya dan menyisakan dirinya sendiri. Dia yang terluka pada tangan kanan nya berusaha melarikan diri dari kejaran para monster, setelah para monster kehilangan jejak nya dia berhenti sejenak untuk istirahat.

"Aku berhasil selamat, sepertinya aku pergi terlalu jauh kedalam hutan. Apa yang harus kulakukan"

Setelah selesai istirahat dia berdiri dan berjalan mencari jalan keluar sampai ia terdengar suara tangisan bayi, pada awalnya ia curiga bahwa suara itu dibuat oleh monster. Karena rasa iba dia memberanikan diri untuk mengecek dan disaat ia bersandar di sebuah pohon, disitulah ia melihat keranjang yang di dalamnya berisi bayi. Dia berjalan perlahan mendekati bayi tersebut, "Bagaimana bisa ada seorang bayi disini" pikirnya sembari menggendong bayi tersebut.

Tak lama kemudian tiba-tiba saja monster yang mengejarnya tadi sudah berada di belakangnya, tanpa berpikir panjang wanita itu berlari sembari menggendong bayi tersebut. Meskipun ia sudah berusaha berlari sekencang yang ia bisa, monster tersebut dapat mengejarnya. Tanpa wanita itu sadari disaat ia berlari terus menerus dia sampai pada sebuah jurang yang sangat dalam. Monster perlahan mendekat dan melayangkan cakarnya kearah wanita tersebut, beruntungnya seorang kesatria suci datang tepat waktu dan berhasil menyelamatkan wanita itu beserta bayi tersebut.

Setelah keadaan mulai tenang ia menceritakan semua nya kepada kesatria suci tersebut, tetapi pihak kesatria tersebut tidak ada yang mau untuk mengadopsi anak tersebut. Dikarenakan asal usul nya yang bisa berada di kedalaman hutan monster.

"Jika pihak kuil tidak mengadopsi nya bagaimana nasib anak ini?" tegas wanita itu.

"Maaf atas hal itu, tapi pihak kuil tidak bisa mengadopsinya. Jika diperlukan kami bisa membunuh nya disini, untuk mengantisipasi bahaya yang akan terjadi. Karena dengan berada di hutan monster ini, itupun dapat membuktikan seberapa mencurigakannya bayi tersebut" ucap salah seorang pendeta.

"Tapi meskipun begitu bukan kah ia masih seorang bayi yang tidak bisa melindungi diri nya sendiri" tegas wanita itu.

"Saya tidak bisa mengikuti kemauan anda, tugas kami hanya menyelamatkan anda saja. Jika anda ingin mengadopsinya silahkan saja, pihak kuil tidak akan mengubah keputusan yang sudah kami buat." Jawab pendeta tersebut.

Dengan perasaan kecewa wanita tersebut mengikuti kesatria suci dan pendeta itu keluar dari hutan itu, setalah berhasil keluar dari hutan. Wanita itu berpamitan lalu segera pergi meninggalkan kesatria suci disana sembari membawa bayi tersebut, sesampainya dirumah dia meletakkan nya di tempat tidurnya.

"(Lalu sekarang aku harus bagaimana, kehidupanku saja sudah sulit. Apalagi aku harus menjaga anak ini)" ucap wanita tersebut dalam hatinya.

Tetapi semua pikiran itu menghilang setelah ia melihat bayi itu tertawa karena memandanginya, wanita itu tersenyum dan mengatakan, "Yah memang apa salahnya mengadopsi seorang bayi seimut dia. Tenang saja nak ibu luna mu ini akan membesarkan mu dengan kasih sayang, kalau begitu pertama tama aku akan memberimu sebuah nama. Kira kira apa ya, bagaimana kalau bintang".

Bayi itu tertawa, wanita itu pun tersenyum dan mengelus kepala bayi tersebut.

Tak terasa 5 tahun pun berlalu.

Namaku bintang, itu adalah nama pemberian ibuku yang paling aku sayangi dan hari ini adalah hari ulang tahunnya. Jadi aku berpikir untuk memberi hadiah mahkota bunga yang ku buat sendiri.

"(Kira-kira bunga apa yang cocok dengan ibu ya?)" Pikirnya sembari mengamati pekarangan bunga tersebut. Lalu tatapan nya tertuju pada bunga berwarna biru yang sangat indah, seperti rambut dan mata yang dimiliki ibu. Setelah selesai aku berjalan pulang, ditengah perjalanan pulang aku berpikir untuk membelikan ibu kue dari uang jajan yang selama ini ku kumpulkan. Sesampainya di rumah aku melihat ibuku yang tengah memasak makan malam.

"Ibu.... " Teriakku dari kejauhan, sembari berlari menuju kearahnya.

"Tidak usah berlari, nanti kamu jatuh" balas ibu sembari tersenyum.

Bintang memeluk ibunya dengan erat, sembari berkata "Aku punya sesuatu yang ingin kutunjukan pada ibu"

"Oh ya... apa itu?" Ucap ibu.

"Kalau begitu ibu harus tutup mata terlebih dahulu" ucapku.

Ibu yang tengah kebingungan menuruti perkataan anaknya.

"Ibu cobalah untuk menunduk sebentar" ucapku sembari menyiapkan karangan mahkota bunga yang kubuat. Setelah ibu menunduk aku memakaikannnya karangan mahkota bunga itu. "Sekarang ibu boleh membuka mata"

Dengan kedua tanganku yang memegangi kue, "Selamat ulang tahun ibu"

Ibu tersenyum lalu memelukku dengan penuh kasih sayang. Kami menghabiskan waktu berdua dengan sangat bahagia tak terasa hari sudah gelap.

"Nak apakah mau ibu ceritakan sebuah dongeng?" tanya ibu

"Iyah aku mau" jawabku semangat.

Dongeng itu menceritakan peperangan yang terjadi ribuan tahun yang lalu akibat kebangkitan raja iblis satan, dunia mengalami kehancuran, teriakan, tangisan orang-orang ada di seluruh penjuru benua. Para dewa yang tidak tega membagikan sedikit kekuatan mereka pada orang orang terpilih untuk menjadi pahlawan tapi hanya satu dewi saja yang tidak memberikan kekuatannya. Dewi itu adalah lana, dewi yang menguasi kematian dan renkarnasi. Manusia dan para dewa lain berpikir bahwa dewi tersebut tidak memiliki belas kasihan, pada akhirnya pahlawan telah membasmi para iblis sedikit demi sedikit tetapi apa yang tidak para dewa pikirkan adalah raja iblis tersebut lebih kuat dari pada pahlawan. Sesaat setelah putus asa, seorang manusia dengan simbol bulan sabit di pergelangan tangan kanan nya muncul dan mengalahkan raja iblis tersebut. Setelah peperangan berakhir barulah dewi lana mengatakan bahwa yang mengalahkan raja iblis tersebut adalah anaknya. Para dewa yang menyombongkan para utusan mereka dan para manusia yang mencaci maki dewi lana itu hanya bisa terdiam. Meskipun begitu dewi lana maupun sang pahlawan tidak memiliki dendam apapun dan ceritanya berakhir bahagia di mana dunia kembali damai karena raja iblis telah tiada

"Tidur yang nyenyak anakku" ucap ibu lembut sembari mencium keningku

Son Of The Goddess Of The Dead Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang