Setelah mengetahui keberadaan Sooyoung saat ini, aku pun segera berkemas dan hendak beranjak mencarinya di daerah yang dia sebutkan. Malam harinya, aku baru sampai di daerah Tokyo bagian timur.
Aku memilih untuk menginap di salah satu penginapan sederhana. Memilih untuk beristirahat sejenak sebelum akhirnya kuhubungi kembali nomornya.
"Ne, Moshi-"
"Aku ada di penginapan 'HOZee'. Kurasa, akan lebih baik jika kau temui aku di kafe 'KOZITA' didekat pantai Timur. Bagaimana?" potongku dengan mencecarinya sebuah ajakan.
"... Bertemu? Semalam ini?"
Semalam ini? ah... kurasa pukul delapan belumlah terlalu malam. "Ini masih pukul delapan Soo... kau tega membiarkanku merana didalam penginapan seorang diri?"
"Geuraesso, aku akan minta ijin dulu sama Oji-san. Kirimkan saja alamat dan posisimu saat ini, oppa. Phy!"
Click!
Dia langsung memutuskan sambungan telephone tanpa menunggu tanggapan dariku. Ck! Yeoja ini benar-benar! Arrgh! Aku jadi tidak sabar menemuinya.
-
Pukul setengah Sembilan malam. Aku sudah menunggu kedatangan yeoja yang selama ini membuatku penasaran. Kalau saja saat berpacaran dulu dia menerima jamahanku, pasti semuanya terkesan biasa dan bahkan basi. Namun nyatanya, dia benar-benar tak mau disentuh olehku. Sudah kukatakan bukan, jangankan disentuh, jalan berhimpitan pun dia enggan melakukannya. sampai-sampai aku merasa kalau dia hanya membutuhkan suatu status dengan label 'berpacaran'. Padahal aku yakin sekali dan tak akan pernah terlupakan saat dulu dia meminta untuk menjadi pacarku. Sempat aku menolaknya, namun dia langsung tertunduk sedih mendengar penolakanku. Hingga akhirnya aku pun menerima tawarannya untuk menjalin hubungan berpacaran. Dalam hubungan kami, tak sekali pun aku mengajaknya kencan atau sekadar jalan berdua. Sama halnya dengan dia yang tidak pernah memperlakukanku sebagai kekasihnya.
Hubungan aneh itu berjalan hampir satu bulan, sampai takdir mempertemukan kita di suatu pesta yang diadakan oleh Siwon, temanku, yang ternyata sepupunya. Disana dia tampil sangat cantik dan manis. Padahal tak memakai make up berlebihan seperti kebanyakan wanita lainnya. Aku bungkam seribu bahasa kala dia menyapaku. Bukan apa, hanya saja saat itu aku sedang menggandeng salah satu teman kencan baruku. Bayangkan saja bagaimana perasaannya???
Disana dia menyapaku dan tersenyum manis padaku. Bahkan dia menyapa teman kencanku juga. Aku gelagapan. Namun teringat lagi akan perjanjian kami dulu saat dia ingin aku menjadikannya pacar. Dia tidak melarangku bersikap bagaimana saja, menduakannya sekalipun. Asalkan aku mau menganggapnya kekasih, buatnya itu jauh lebih baik daripada harus berkencan dan lain sebagainya.
Flashback
"Sooyoung-ssi, bisakah kita bicara berdua?" pintaku ketika teman kencan yang sepanjang pesta berlangsung selalu menggandengku tengah ijin berbincang dengan temannya. Sooyoung tersenyum ramah dan mengangguk. "Tentu saja..." ucapnya.
Aku tersneyum dan hendak menggandengnya ke tempat yang lebih tenang. Entah perasaanku saja atau bagaimana, Sooyoung langsung bergegas meraih dua gelas anggur yang sedang dijajakan oleh seorang pelayan. Bukannya berbalik mencariku, dia malah menoleh dan berkata, "Kajja oppa, ikuti aku. Kita ke belakang saja" kemudian dia berjalan duluan dan aku pun mengikutinya.
Sesampainya di halaman belakang, aku melihatnya duduk di kursi santai pinggir kolam. Disana ada dua kursi seperti itu yang jaraknya cukup jauh. Sekitar satu sampai dua meteran. Otomatis, aku duduk di kursi kosong tersebut yang membuat jarak kami tak akan bisa dekat. Jujur, walau belum memiliki perasaan apapun dengannya, aku cukup kecewa dibuatnya.
"Igeo!" ucapnya sembari menyodorkanku segelas anggur dari tangannya. "Akan lebih santai jika kita berbincang sambil minum, bukan?" jelasnya lagi yang kubalas dengan senyuman.
Sesaat kemudian, suasana jadi hening. Dia hanya melihat warna minuman anggur yang ada di gelasnya. Sedangkan aku? Aku hanya bisa gelagapan lantaran gugup karena topic yang ingin kuutarakan tadi seketika hilang entah kemana. Alhasil, aku hanya memandanginya.
Aku tersenyum menyadari daya tarik yeoja aneh didepanku ini. "Eoh, oppa, kenapa kau tersenyum seperti itu?" tanyanya yang membuatku panic. Ketahuan memandnaginya sambil tersneyum, apa tidak membuatku kaget? Tentu saja kan kalau akau kaget. "Maaf, aku jadi membangun suasana hening." Sesalnya. Dengan cepat aku mengibaskan tanganku. "Anio... nan gwenchana..."
"Oh iya, apa yang ingin kau bicarakan? Bukan maksud mengusir, hanya saja aku takut kalau teman kencanmu, Seul Gi, merasa kebingungan kehilanganmu..." sontak aku tertawa mendnegar ucapannya.
"Hei Sooyoung-ssi, apa kau sedang cemburu, saat ini?" tanyaku langsung. Bermaksud menggodanya.
Dia sontak menunduk dan memandangku sedih, "Aneh jika aku tidak cemburu, oppa..." ucapnya yang berhasil menghentikan tawaku. "Bukankah mencintai seseorang itu harus tulus tanpa harus mengharapkan balasannya? Tapi baru kali ini aku merasakan rasanya sakit hati karena seseorang yang aku cintai menggandeng yeoja-yeoja lain yang menyukainya tanpa sedikit pun menoleh padaku." Ucapnya. Kini aku bungkam dan tegang. Merasa bersalah? Tentu saja. Aku merasa menjadi orang terjahat sedunia setiap ada didepannya.
"Sooyoung-ah..." sapaku beberapa saat kemudian yang membuatnya menatapku manis. "Kau benar menyukaiku?" tanyaku takut-takut.
Dia menggeleng. "Annio... aku tidak menyukaimu, oppa..." aku merasa sedikit tertampar. Apa maksudnya?? "Lebih dari sekedar suka, aku mencintaimu, oppa..." lanjutnya yang lagi-lagi berhasil membuatku bungkam.
"Lalu, kenapa kau membiarkanku berkencan dengan yang lain?"
Dia tersenyum getir, "Haruskah aku memberimu pelarangan di hubungan kita yang masih sebesar biji jagung ini? bagiku, itu sama halnya dengan aku memberimu beban. Jika aku melakukannya, maka sama saja aku menjadikanmu budak cintaku yang harus melayaniku saja setiap saat. Padahal kita masih berstatus 'pacaran' bukan 'menikah'."
"Kalau memang kau mencintaiku, kenapa kau tidak ingin aku sentuh?" sontak dia menoleh kearahku. Lagi-lagi dia tersenyum. Namun kali ini tersenyum dengan menatapku serius. "Karena aku mencintaimu, mencintai dirimu, dan mencintai hatimu. Bukan mencintai sentuhanmu." Ujarnya. Kemudian dia beralih lagi menatap lurus kedepan dan bukan menatapku. "Aku takut saat kau menyentuhku, hatimu belum menyentuh hatiku. Kau tahu oppa," dia menoleh menatapku sekilas, "segala sesuatu bisa terjadi melalui sentuhan? Maka dari itu, aku takut jika kau menyentuhku ternyata perasaan dan pikiranmu bukan kepadaku. Intinya, aku tak perlu apa-apa darimu. Cukup memiliki status hubungan denganmu dan berdo'a agar suatu saat nanti kau melihatku. Hanya aku..."
Flashback end
'Excusme...'
Sebuah suara menyapaku dan berhasil membawa pikiranku kealam sadar yang saat ini kuhadapi. Gila! Bisa-bisanya aku jatuh dalam bayang-bayang masa lalu.
Aku mengerjapkan mata dan segera menoleh kebelakang, tempat asal suara tadi. kini kedua mataku terpaku pada sosok yang menyapaku. Apa aku sedang bermimpi?
-
To be continue . . .
KAMU SEDANG MEMBACA
[KYUHYUN-SOOYOUNG FANFICTION] LOVE MEETING
RomanceAuthor : Fatminho Length : Series Genre : Romance Rated : PG 17+ Kyuhyun | Sooyoung Disclaimer : THIS PLOT IS MINE!!! DON'T BASH OR COPAS WITHOUT PERMISSION. THE CAST HERE IS NOT LIKE THE TRUTH PERSONS WHO HAVE THAT NAME. THESE ARE CASTS OF IMAGINAT...