3

706 18 0
                                    

Semangat jalani harimu, do'a yang terbaik untuk mu

•••••••••••••••••••••••••

Setelah membersihkan diri dan sarapan yang terlambat, Arashi meminta para pelayan untuk tidak mengganggunya sampai dirinya yang keluar dari kamar sendiri dan sekarang Arashi sedang berada di balkon kamarnya, merencanakan langkah hidup selanjutnya.

Langkah hidup bebas:
1. Mencari tau tentang perceraian
2. Menarik uang sejumlah 505 juta 
3. Membuka rekening

"Oke sekarang itu dulu, nanti ditambah lagi" Ucap Arashi sembari menghela nafas panjang kemudian membuka rekening secara online

"Sekarang mari mencari tau tentang perceraian, semoga mudahlah cara mengajukan perceraian" Gumam Arashi sambil mengetik tentang perceraian di google

Setelah hampir 1 jam membaca dan mengamati langkah-langkah dalam pengajuan perceraian, dirinya masih juga tidak terlalu paham dalam beberapa hal dalam pengajuan dan memutuskan menggunakan pengacara agar lebih mudah

"Pakai pengacara ajalah, lebih mudah" Gumam Arashi pelan kemudian menulis langkah selanjutnya

Langkah hidup bebas:
1. Mencari tau tentang perceraian
2. Menarik uang sejumlah 505 juta
3. Membuka rekening
4. Mencari pengacara
5. Mencari tempat tinggal
6. Mencari pekerjaan

Arashi lanjut mencari info letak-letak dari firma, rumah yang murah, dan info loker

Arashi beberapa kali menghubungi nomor-nomor penyedia pengacara, rumah dan loker, bisa dibilang dirinya sangat sibuk bahkan dirinya berhenti hanya untuk shalat dhuhur dan sekarang sudah jam 3 sore

Membereskan komputer, handphone, dan minuman serta cemilan yang berada di meja, kemudian masuk kedalam kamar untuk menyimpan komputer miliknya, lalu beranjak pergi keluar kamar menuju dapur

"Bi Lina" Panggil Arashi pada wanita paruh baya yang sedang mencuci piring

"Iya, Nya ?" Jawab Bi Lina sambil menatap Gladhis

"Saya merasa sedikit kurang enak badan, jadi tolong jangan ganggu saya dulu sampai besok" Ucap Arashi

"Terus makan malamnya Nyonya ?" Tanya Bi Lina sekaligus sedikit khawatir akan keadaan majikannya tersebut

"Kalo nanti malam, saya gak mau makan, lagian udah kenyang juga karena makan camilan tadi, jadi saya mau tidur aja dulu dan makannya bisa besok pagi saja" Jawab Arashi

"Baik, nyonya, tapi alangkah lebih baiknya kalo nyonya minum obat juga" Ucap Bi Lina

"Iya" Jawab Arashi kemudian mengambil obat penurun panas dan pusing juga sebotol air mineral ukuran dua liter

"Saya istirahat dulu ya Bi" Pamit Arashi dan dibalas anggukan oleh Bi Lina

ᕦ⊙_⊙ᕤ

"Gladhis mana bi ?" Tanya Orlando Pramata Faruq, sang pemeran utama pria sekaligus suami dari Gladhis

"Istirahat tuan, katanya sedikit kurang enak badan dan mau istirahat total buat hari ini" Jawab Bi Lina

"Oh ya sudah, makasi bi" Jawab Orlando kemudian pergi menuju kamarnya yang berada disamping kamar Gladhis

Ketika dirinya melewati kamar istrinya, Gladhis, dirinya mencoba membuka pintu kamar tersebut tapi sayang ternyata pintu tersebut terkunci

Apakah dia baik-baik saja ? Tanya Orlando dalam hati

Sedangkan didalam kamar tersebut Arashi masih sibuk menyiapkan dan mengecek dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengajuan perceraian

Ada satu hal yang disyukuri Arashi yaitu letak buku nikah, dirinya menemukan buku nikah dikamar Orlando, tepatnya berada di laci dalam lemari

Sebenarnya tidak mudah dalam pengajuan perceraian, perlu bukti untuk memudahkan perceraian tapi Arashi tidak punya bukti, maka dari itu dia sangat butuh bantuan pengacara, walaupun ketika dengan pengacara akan memakan biaya yang lebih mahal tapi Arashi tidak peduli, yang dia pedulikan adalah cepat-cepat bercerai, pergi, dan hidup tenang dari para tokoh 'RUMIT' dan mengabaikan bahwa dirinya juga salah satu tokoh penting dalam cerita 'RUMIT'

"Oke, barang-barang milik Gladhis gimana ? Gue bawa aja ? Atau gak usah ?" Gumam Arashi yang berada diambang pintu walk in clothes dan menatap semua barang milik Gladhis

"Kayanya bawa yang perlu-perlu aja deh dan yang pasti harus sesuai style gue" Ucap Arashi kemudian mulai memilih barang-barang milik Gladhis

"Style nya hampir sama kek gue" Ucap Arashi pelan

"Ambil yang murah-murah aja" Ucap Arashi kemudian mengambil beberapa kaos dan kemeja yang sudah terlipat rapi

"Emang lo tau yang harganya mahal mana dan yang harganya murah mana ?" Ucap Arashi berlagak jadi orang lain

"Gak tau sih heheheh" Jawab Arashi sendiri

Berbicara sendiri adalah suatu hal yang sering dilakukan Arashi karena dirinya suka saja dan dirinya merasa hal tersebut bisa mengalihkan rasa takut dan khawatir yang sedang melingkupi hatinya

Setelah mengambil
2 set alat shalat,
1 set perhiasan,
5 kaos berlengan pendek,
6 kaos berlengan panjang,
5 kemeja berbagai warna,
10 celana kain pendek/boxer,
5 celana kulot panjang berbagai warna,
3 celana jeans berbagai versi,
4 kardigan berbagai versi,
4 jaket berbagai versi,
5 dress berbagai versi,
3 sweater,
5 hoodie,
4 handuk,
2 topi berwarna hitam dan hijau lumut,
3 pasang sandal cepit,
5 pasang sepatu serta kaos kakinya,
2 selimut,
Stok alat mandi dan daleman, Arashi mengambil semuanya bahkan dirinya juga mengambil semua stok pembalut
Dan untuk alat make up dan skincare, Arashi akan membawanya nanti

"Wah banyak banget ternyata" Ucap Arashi ketika melihat semua barang yang sudah dilipat dengan rapi bahkan ada yang ia masukkan kedalam kotak kado dan sekarang sedang berada diatas lantai ruangan tersebut

"Gue gak bisa bawa semua barang-barang itu menggunakan koper, soalnya bisa dicurigai, jadi besok gue perlu minta bi Lina buat kasih gue kerdus-kerdus bekas"

"Dan bilang kalo gue mau nyumbangin barang-barang gue, karena lemari gue udah penuh" Ucap Arashi bangga pada dirinya sendiri

"Bravo" Ucap Arashi sambil bertepuk tangan dengan lebaynya

"Udahlah tidur, capek" Gumam Arashi kemudian masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih sebelum berlalu menuju ranjang dan tidur dalam balutan selimut.

•••••••••••••••••••••••••

✓ Semua tokoh yang terlibat adalah fiksi
✓ Cerita hasil pemikiran sendiri, mohon maaf jika ada kesamaan dengan cerita dilapak lain, karena saya bisa jamin itu adalah ketidak sengajaan
✓ Dalam Islam tidak ada yang namanya transmigrasi, jadi ini hanya cerita hiburan semata, jangan diambil serius
✓ jika kamu pintar, maka ambil hal positifnya jika ada dan buang hal negatifnya

Tbc.

PLAN (bukan Pelan-pelan Pak Supir) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang