10

618 15 2
                                    

Semangat jalani harimu, do'a yang terbaik untuk mu

•••••••••••••••••••••••••

Gladhis sedang makan bubur ayam bersama Ara didepan rumahnya, setelah sebelumnya menghentikan tukang bubur ayam keliling langganannya

"Mbak nanti anterin aku ke rumah temenku ya" Ucap Ara

"Kenapa ?" Tanya Gladhis sembari menyantap sarapannya

"Hah? Gue ada kerja kelompok" Jawab Ara bingung

"Maksud gue kenapa minta anterin gue, lo kan punya motor" Ucap Gladhis

"Heheheh bensinnya habis mbak" Jawab Ara cengegesan

"Biasa" Ucap Gladhis

Brumm, mobil BMW hitam berhenti membuat Gladhis, Ara serta tukang bubur melihat siapa yang berada didalam mobil tersebut

Sebuah kaki dengan balutan pantopel dan celana bahan yang terlihat mewah keluar disusul badan sang pemilik kaki yang sudah terbalut setelah kemeja dan jas yang sudah terlihat jelas bahwa setelan tersebut berharga jutaan, membuat Gladhis, Ara serta tukang bubur melonggo

"Pagi sayang" Ucap Orlando yang tertuju pada Gladhis

"Pagi juga sayang" Jawab Ara dan tukang bubur

"Kang!" Ucap Gladhis dan Ara sembari melototi tukang bubur

"Iling kang, koe lanang loh" Ucap Gladhis yang dibalas tawa malu oleh tukang bubur

"hehehhehe duh piye yo mbak oo, bagus banget gini" Jawab tukang bubur

"Bener sih" Jawab Ara setuju

"Ayo kita pergi" Ucap Orlando sambil menarik tangan Gladhis

"Gak mau, bicarain disini aja" Tolak Gladhis sembari menarik tangan yang dipegang oleh Orlando

Penolakan Gladhis membuat Orlando menatap Gladhis tajam

Melihat aura-aura yang berada disekitar Gladhis dan Orlando tidak mengenakkan, membuat sang tukang bubur dan Ara saling berpandangan serta menganggukkan kepala dan kemudian melangkah pelan pergi dari depan rumah Gladhis, bahkan Ara membantu tukang bubur mendorong gerobaknya

"Okey" Jawab Orlando kemudian masuk kedalam rumah Gladhis

"Orlando, masukin mobil lo ke garansi" Ucap Gladhis kemudian masuk kedalam rumah meninggalkan Orlando yang berjalan menuju mobilnya

Gladhis masuk kedalam rumahnya, menyiapkan teh manis hangat untuk Orlando dan dirinya

"Assalamualaikum" Ucap Orlando

"wa'alaikumussalam" Jawab Gladhis sembari meletakkan gelas teh diatas meja

Melihat Gladhis seperti itu membuat Orlando tersenyum manis, rasanya perpisahan seperti tidak pernah terjadi diantara mereka, Orlando benar-benar merasa kembali ke 6 tahun lalu ketika dirinya dan Gladhis masihlah sepasang suami istri

"Langsung aja ada apa?" Tanya Gladhis sembari duduk disofa, Orlando yang mendengar pertanyaan Gladhis hanya tersenyum manis sambil duduk disamping Galdhis dan merangkulnya mesra

Gladhis memutar bola matanya malas kemudian melepaskan tangan Orlando yang berada dibahunya dan berpindah duduk di singel sofa

"Oke" Ucap Orlando sembari mengangkat kedua tanganya keatas dan tersenyum remeh

Hening...

Orlando dan Gladhis hanya saling menatap dengan pandangan yang tidak bisa diartikan

"Kenapa?" Tanya Orlando dengan pandangan yang menyiratkan rasa sedih

"Kenapa kesannya kayak gue jahat banget gitu yaa?" Ucap Gladhis marah karena Orlando bertanya dengan kesan yang sangat tersakiti

"Akukan cuma tanya" Ucap Orlando

"Enggak, nada lo tanya nya kayak korban banget gitu" Ucap Gladhis kesal

"Oke maaf" Ucap Orlando mengalah

"Langsung aja, lo mau taukan kenapa? Simpel gue cuma lakuin yang pernah jadi kesepakatan antara gue dan lo diawal pernikahan kita, selesai" Ucap Gladhis mulai tenang

"Tapi kenapa kamu gak diskusi dulu sama aku?" Tanya Orlando penuh harap

"Lo gak bakal setuju" Jawab Gladhis santai

"Dari mana kamu tau kalo kamu belum coba, Gladhis?" Tanya Orlando

"Gak perlu, karena gue tau lo gak bakal setuju karena lo bakal ngerasa udah ingkar janji dengan pak Omar (ayah Orlando)" Jawab Gladhis

"Itu tidak mungkin terjadi kalo kamu dan aku bisa bicarain semuanya baik-baik dan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, enggak-" Ucap Orlando terputus

"Enggak apa? Lo mau bilang enggak seharusnya gue kabur-kaburan kaya gini gitu? Orlando, asal lo tau cepat atau lambat kita juga bakal cerai" Ucap Gladhis

"Atau perlu gue mati dulu-" Ucap Gladhis terputus

"GLADHIS!" Bentak Orlando spontan karena mendengar ucapan Gladhis

"Hahaha kenapa? Benerkan?" Tanya Gladhis

"Aku rasa bukan hanya itu alasanmu minta berpisah, karena jika hanya itu alasan yang mendasari harusnya kamu gak semarah ini padaku" Ucap Orlando menatap Gladhis intens

Gladhis terdiam karena apa yang diucapkan Orlando bener adanya, semalam Gladhis berpikir keras apa yang harus dilakukannya, selama berpikir yang datang hanyalah ingatan saat Gladhis menjadi istri Orlando, perlakuan Orlando pada Gladhis dulu membuat Arashi marah, Orlando yang melakukan semaunya dan tak menghormati Gladhis sebagai istrinya, Orlando yang hanya diam saja saat ibu Diana (ibunda Orlando) meremehkan Gladhis, Orlando yang memperlakukannya layaknya pembantu saat para teman kolegan Orlando datang ke rumah, semua perlakuan Orlando benar-benar membuat Arashi marah.

"Ya lo bener, gue marah karena semua perlakuan lo ke gue dulu, sebelumnya gue udah maafin tapi semalam semua rasa sakit dan marah gue datang lagi" Ucap Gladhis menatap Orlando

"Jadi, sekarang mau lo apa?" Tanya Gladhis

"Semalam aku berpikiran buat ajak kamu balikan, tapi sepertinya itu mustahil, kamu benar dulu aku sangat jahat sama kamu, jadi.. aku mau minta maaf sama kamu atas nama aku pribadi, Orlando Pramata Faruq dan ibuku, Diana Rismawati" Ucap Orlando sembari tersenyum dan menatap Gladhis

"Iya aku maafin, aku juga minta maaf atas semua tingkah laku aku dulu, sampaikan juga maafku untuk ibu Diana, maaf tidak bisa bertemu langsung, aku terlalu takut dan pengecut" Ucap Gladhis

"Boleh aku memelukmu?" Minta Orlando

"Iya" Jawab Gladhis, kemudian mereka berpelukan

Saat itu perasaan milik Gladhis atau bahkan Arashi lebih tenang seperti sesuatu yang dulu sangat mengganjal dalam hatinya terlepas begitu saja dan perasaan tersebut juga dirasakan oleh Orlando, dirinya benar-benar merasa lebih tenang, tidak ada rasa marah ataupun dendam didalam hatinya lagi.

END

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PLAN (bukan Pelan-pelan Pak Supir) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang