Aku tidak bisa berhenti memikirkan hal ini. Jauh dari bagaimana kehidupanku yang sudah berjalan nyaris delapan belas tahun lamanya. Kenapa dari semua hari yang aku lewati aku memilih Gemini Norawit untuk kusandari.
Ada banyak perspektif yang mungkin bisa diambil. Tapi aku sedang tidak ingin berdebat dengan diriku. Yang ingin aku perjelas hanyalah kenapa aku dan Gemini bisa.
Seperti ketika;
"Fot aku ke kelas dulu."
Aku sering tersentak. Menyadari bagaimana tautan kelingking kami terlepas. Aku tersenyum hangat kepadanya.
"Belajar dengan rajin." aku berpesan.
Gemini selalu bisa membuatku kepikiran sosoknya lebih lama dibandingkan memikirkan hal-hal lain.
Atau saat;
"Nanti aku tidak bisa pulang denganmu. Kau hati-hati di jalan ya."
Aku selalu mengalami lonjakan debaran dalam dada. Setiap kali jemariku mulai bertautan dengan miliknya. Aku kira sayangku padanya memang sudah lebih dari sayang terhadap seorang sahabat.
Dan;
"Biar aku yang menjagamu."
Aku tidak mengerti lagi kenapa anak ini bisa berubah menjadi seorang lelaki gentle yang pintar menjaga seseorang.
Sehingga ketika sore ini datang. Alih-alih berdiam menjadi yang paling bersyukur memiliki pacar seperti dia. Inilah hal yang selalu membuatku kepikiran dan merasa semua menjadi serba salah.
Aku mulai dengan menundukkan kepala. Tidak peduli dengan kehangatan yang disalurkan lewat genggaman tangannya. Aku pikir menjadi egois memanglah bagian dari dalam diriku ini.
"Gemini ini tidak benar."
Setiap kali aku marasa tertekan. Berulang kali Gemini menghembuskan napas berat dan menyentakku untuk berhenti melangkah.
Dua telapak tangannya yang lebar menangkup setiap sisi dari pipiku. Menarikku lebih mendekat ke arahnya.
"Sisi mana ya tidak benar, sayang?"
Aku tidak berani menatap ke arahnya. Lebih memilih memejam dengan dahi mengerut kentara. "Hubungan kita. Ini tidak benar."
Sesaat kami berdua terdiam. Angin sore berhembus mengibarkan rambutku.
"Ini benar." aku dapat merasakan keyakinan Gemini. Di antara selipan jarinya yang mempedulikan tatanan rambutku. Aku menghela napas berat masih tidak percaya.
"Gemini pikirkan ke depannya."
"Apa yang perlu dipikirkan? Semua benar Fot. Aku dan kau."
Aku membuka dua mataku. Menelisik setiap celah wajahnya. Berpindah memperhatikan kilat matanya yang cukup tajam menatap kepadaku. Tidak. Gemini pasti kecewa dengan ucapanku. Sebersit rasa bersalah menghinggapiku kemudian.
"Gem, aku merasa membuang sia-sia waktu mudamu. Kau tahu, aku terlalu biasa untukmu. Di sekitaranmu masih ada berjuta-juta anak seumuran yang lebih terdengar normal jika itu menjadi bagian dari keseharianmu. Aku merasa membodohimu selama ini. Kau tahu, kauㅡkau itu, kau terlalu bagus untukku. Aku merasa serakah."
Hanya itu. Pemikiran paling ampuh yang selalu membuatku ragu-ragu untuk meyakinkan diri bahwa aku juga layak bersanding dengan Gemku.
Tapi kegelisahan itu tidak bertahan lama. Gemini tersenyum kelewat lebar. Membawa kesejukan yang benar-benar tiada habisnya. Sejenak aku menyesal sudah berpikir macam-macam.
Maka Gemini menarikku dalam satu pelukannya. Membiarkanku tenggelam dalam dada hangatnya.
"Aku tidak peduli dengan anak orang lain." satu kalimatnya membawaku dalam satu rasa bersyukur yang sangat dominan.
"Karena aku hanya peduli padamu. Bukan dengan yang lain. Kau kesayanganku. Jangan takut dengan hubungan kita, oke? There's nothing like us. Siapa yang lebih biasa dari siapa? Aku tidak pernah kepikiran begitu, sayang. Anggap saja menjadi selangkah yang berbeda dari dunia luar bukanlah suatu kesalahan, dan aku yakin kita adalah benar bukan kesalahan."
Tidak Gem! Sepertinya aku makin jatuh cinta padamu.
ㅡend.
Selesai bener bener selesai!!
Jadi gimana menurut kalian???
Ngebosenin ya???
Ya sudahlah....Sampai ketemu di buku lainnya 🤭✌🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Adult - GeminiFourth
Short StoryMengenai Gemini di dalam perspektif Fourth. ➖Dimulai : 20230830 ➖Berakhir : 20230830 Boy x Boy ©pipieeww_