Aku ketiban sial lagi.
Pagi ini benar-benar menyebalkan. Saat petir mulai terdengar besahutan bersama rintik hujan yang semakin deras membanjiri kolongan tanah.
Aku mendesau kurang suka. Dengan rambut yang sama sekali belum disisir serta selembar roti menggelambir di antara bibirku.
"Makanya kalau disuruh bangun jangan mengelak." Mama yang menegurku sudah lebih dari puluhan pagi ini benar-benar membawa kekesalanku ke puncak ubun-ubun.
Tidak, kepalaku malah makin pusing kalau begitu.
Sehingga aku memejam untuk menetralkan rasa tidak enak di badanku, "Ma, bukannya aku berniat malas-malasan tapi aku serius! Sepertinya aku positif terserang demam," aku dengan suara parauku jujur ke mama yang sekarang berhenti dari kegiatan membilas pantat panci.
Dengan kedua mata lebarnya, mama menginvasi setiap ujung tubuhku. Mama nampak mengelap kedua tangan pada celemek yang dia pakai dan berjalan mendekat. Mendudukkan diri di kursi samping dengan tangan menempel pas di dahiku.
"Oh, memang sakit sungguhan." mama benar-benar sesuatu.
Lantas memulai dengan mencari obat penurun demam dan menyerahkannya padaku. Hingga aku meminumnya dan diminta untuk beristirahat kembali di kamar.
"Mama akan menitip surat izin sakitmu ke sekolah pada Gemini nanti."
"Kenapa harus ke Gemini, ma? Jangan Gemini." aku dengan sisa tenaga menentang.
Gemini dilarang tahu kalau aku sakit hari ini.
"Memang kenapa? Hujan begini, yang memungkinkan untuk membawakan suratmu tentu saja Gemini. Mama sedang sibuk, tidak akan sempat ke sekolahmu. Gemini kan hanya tinggal di samping rumah, jadi lebih mudah."
"Apapun alasannya jangan Gemini, ma."
"Memangnya kenapa? Sejak kecil juga bersama setiap saat."
"Gemini sibㅡ"
Sayang, aku malah tak sadarkan diri.
Begitu aku kembali membuka mata pening menyergap kewarasanku secara kuat. Mendorong diriku untuk mengerang sedikit hingga aku sadar kalau Gemini sudah tiduran di sampingku dengan badannya yang terkatung-katung di ujung kasur.
"Kau membolos?" kalimat pertamaku padanya menghakimi secara cuma-cuma.
Tapi Gemini malah terkikih. Memainkan jemarinya pada pipiku yang mungkin masih sepanas tadi pagi, aku pingsan berapa jam ya?
"Aku tidak rela dimusuhi Fot-ku seminggu lebih hanya karena satu hal seperti ini."
Giliran aku mendengus mendengar penuturannya. Aku berpindah waktu Gemini merentangkan tangan menawari pelukan.
"Jadi kau tidak bolos sekolah tapi bolos les, iya kan?"
Oh, aku merasakan anggukannya. Secara cepat aku mendecak. Mencubit pinggangnya hingga Gemini mengaduh kesakitan, "Sama saja. Kau membolos."
"Kau bisanya memarahiku terus. Lihat sisi khawatirku sekali bisa tidak, Fot?"
Bisa tidak ya?
ㅡend.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Adult - GeminiFourth
Historia CortaMengenai Gemini di dalam perspektif Fourth. ➖Dimulai : 20230830 ➖Berakhir : 20230830 Boy x Boy ©pipieeww_