PROLOG

26 1 0
                                    

"Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku berdua kita hadapi dunia...." Nyanyi Alin, dengan sisir ditangannya.

Dua wanita yang berada di sampingnya hanya menggeleng pelan. Sangat biasa bagi mereka melihat wanita di depannya bernyanyi.

"Sambung kek, udah nyanyi gue. Gak ada yang nyambung, parah sih..." Sambung Alin.

"'Percuma juga lo nyanyi kaya gitu, lo gak akan bisa bersatu sama dia." Sindir wanita yang tengah membenarkan rambutnya. 

"Ray, jangan langsung to the point cuy. Kasian entar langsung tertohok" jawab wanita berambut sebahu.

Alin yang mendengar itu, menatap kedua sahabatnya malas. "Kenapa kalian gak dukung gue sih"

Raya dan Alesha menggeleng kuat, "udah jelas juga perbedaannya, masih maksa lagi. Cetek banget pemikiran lo lin"

"Setidaknya buat gue senang bentar bisa kali" ujar Alin kesal. Lalu pergi meninggalkan kedua sahabatnya.

"Etdah gampang bener merajuk." Beo Alesha.

"Paling bentar juga sembuh sendiri" sambung Raya.

***

Aqil yang sedang sibuk menatapi orang yang berlalu lalang di kantin, tiba-tiba saja pandangannya terhenti pada seorang wanita berhijab yang baru saja memasuki kantin.

"Zina mata qil, astagfiruallah." Tegur lelaki yang baru saja duduk di sampingnya.

Aqil yang mendengar hal itu, langsung beristigfar dan menundukkan pandangannya.

"Heheh khilaf wan." 

Awan menggeleng kepala heran.

"Tuh hah, yang harusnya lo terima." Sambung Awan saat melihat wanita yang sangat familiar memasuki kantin.

Aqil menoleh ke arah yang di tunjuk Awan, dan mendapati Alin sedang berjalan menuju arahnya.

"Kalau dia sih, keknya gak bakal bisa. Mau gimana pun" jawab Aqil santai.

"Aqilll....." Panggil wanita itu, yang tidak lain adalah Alin.

Aqil hanya menoleh, tanpa ada niatan menjawabnya. Lalu dirinya beralih menetap Sky yang sedang sibuk menatap seorang wanita tajam.

"Santai kali Sky liatin nya." Tegur Aqil.

Sky menatap Aqil malas.

"Di samperin bukannya di ladenin, malah di kacangi." Sindir Awan pada Aqil.

Alin duduk di samping Aqil. 

"Aqil mau jadi pacar gue gak?" tanya Alin pada Aqil.

Awan dan Sky yang mendengar hal itu, sudah tidak heran lagi.

Aqil menatap Alin intens. "Perlu lo ingat, kalau kita beda"

Peringat Aqil sebelum beranjak pergi.

Awan yang melihat hal itu, hanya berusaha menenangkan Alin yang terlihat akan menangis.

"Apa salahnya di jalanin dulu" gumam Alin.

"Tetap semangat Alin, gue selalu dukung lo kok.." Ujar Awan, menyemangati Alin.

Alin menatap Awan antusias. "Makasih ya wan..."

"Udah gak usah diliatin, samperin kalau gak mau kehilangan." Tegur Sky pada Aqil, yang bersembunyi di balik tembok.

"Susah Sky..." Ujarnya.

***

SELAMAT DATANG DI CERITA BARU SAYA, JANGAN LUPA MAMPIR DAN BERIKANLAH VOTE DAN KOMEN KALIAN EAAAA. TERIMA KASIH.

AlienTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang