Tubuh Andra bersimbah peluh. Dadanya bergemuruh. Ketika matanya menatap ke arah jam yang di pasang dekat pintu, waktu baru saja menunjukkan pukul 2 lewat 16 menit. Andra hanya mampu terpejam selama 1 jam lamanya.
Andra meraih gelas berisi air yang memang selalu ia siapkan di atas nakas tepat di sebelah lampu tidur. Lantas segera meneguknya hingga tandas, menaruh gelas kosong ke tempatnya kembali, lalu menyandarkan punggungnya pada tembok. Memejamkan mata, berusaha menetralkan detak jantungnya.
Ketika dirasa dirinya sudah merasa jauh lebih baik, Andra tidak akan kembali melanjutkan tidurnya. Bukan karena tidak ingin, tapi ia tidak akan pernah bisa kembali tidur sampai menjelang pagi--insomnia. Maka, ketika hal tersebut terjadi yang akan Andra lakukan adalah menghabiskan sisa waktu tidurnya itu dengan membaca buku sampai akhirnya mentari kembali menyinari dunia.
Sebuah gantungan kunci berwarna perak berbahan metal berbentuk wrench tergeletak persis di atas karpet yang sengaja selalu Andra gelar kan. Ia tak sengaja melihat benda itu ketika hendak mengambil buku yang tertinggal di bengkel dan beberapa jam lalu di antarkan langsung kepadanya oleh Andre yang Andra yakini kalau laki-laki itu pastilah si pemilik bengkel.
Andra mengabaikan suara notifikasi terakhir yang masuk ke ponselnya. Terlarut ke dalam isi buku.*****
Pukul 07.26. Udara dingin yang segar menyelusup lembut ke dalam kardigan berwarna cokelat. Membelai kulit putih bersih yang terlindungi di dalam sana. Sisa aroma petrikor masih tercium. Meski samar.
Motor Honda Astrea 800 berwarna kuning dan putih itu kembali menyapa indra penglihatan Andra. Berhenti persis di depannya.
Andra dan Andre kembali bertemu. Lagi.
Kedua laki-laki itu bersirobok. Tersenyum. Namun, salah satunya--Andra--balas tersenyum canggung. Teringat kembali dengan pernyataan konyolnya tentang senyum Andre yang manis tempo malam.
"Sorry gue minta lo buat balikin gantungan kuncinya pagi-pagi gini." Andre membuka suara. Memecah hening.
"Enggak papa. Santai aja," jawab Andra menyerahkan gantungan kunci itu ke pemiliknya.
"Lo ada kelas pagi?" tanya Andre. Memasukkan gantungan kunci ke dalam saku jaketnya.
"Ada," sahut Andra sekenanya.
"Jam berapa?"
"08.20."
"Berangkat sama siapa?"
Oke, ini terlalu berlebihan rasanya. Namun, Andre tidak bisa mengontrol untuk terus melemparkan pertanyaan.
"Naik ojol," jawab Andra. Sejujurnya agak heran dengan sikap Andre.
"Enggak naik mobil?" Andre mengintip dari celah pagar. Mencari keberadaan mobil Honda Brio berwarna putih yang kemarin sempat ia servis.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 : 𝐀𝐧𝐝𝐫𝐚, 𝐀𝐧𝐝𝐫𝐞, 𝐝𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐢𝐬𝐚𝐡𝐚𝐧 || NOMIN
Romance[𝐃𝐎𝐍'𝐓 𝐂𝐎𝐏𝐘 𝐌𝐘 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘!] _.𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀._ Andra dan Andre bukan saudara kembar, tapi mereka berdua merupakan sepasang kekasih. Keduanya saling mencintai. Keduanya juga memiliki sebuah ketakutan yang s...