Beberapa minggu yang lalu Panti Asuhan Hanum Bakti mendapat kejutan besar, seorang pengusaha tiba-tiba memberikan uang sebesar seratus lima puluh juta rupiah dan dia juga memberikan banyak sekali makanan pada panti asuhan itu. Beberapa anak disana sangat senang dengan makanan yang melimpah, apalagi banyak sekali makanan yang belum pernah mereka makan.
Salah satunya Yohan Gramabel atau mereka menyebutnya Han, anak laki-laki berusia 15 tahun itu tersenyum senang saat melihat coklat batangan ditangannya. Sudah lama sekali Han tidak menikmati makanan seperti ini. Dari kejauhan Han bisa melihat Bibi panti berbicara dengan seorang laki-laki. Tiba-tiba saja laki-laki itu menoleh dan menatap Han lalu menunjuk dirinya hal itu membuat Han mengerutkan keningnya.
Dan dimalam harinya Bibi panti mengajak Han berbicara empat mata. Pembicaraan yang membuat mata Han berbinar-binar, senang, terkejut sekaligus sedih. Malam itu Bibi panti mengatakan bahwa dirinya, Han Gramabel, akan diadopsi oleh seseorang. Mulai minggu depan Han sudah tidak akan berada di tempat ini lagi, panti asuhan yang sudah ia tinggali sejak kecil.
"Bibi, apa orang itu baik?" tanya Han.
"Oh tentu saja, Han. Kau harus bersikap baik pada nya, ingat itu, jangan sampai kau berbuat buruk padanya. Dan jika itu terjadi mungkin panti asuhan ini yang akan dalam masalah," jawab Bibi panti.
Han mengangguk dan berkata, "Aku berjanji akan bersikap baik, Bi."
"Bagus, sekarang pergilah tidur. Anak manis ini sebentar lagi akan meninggalkan sarangnya," ucap Bibi panti sambil mencubit pipi Han.
Han tertawa sambil memegang pipinya, ia kemudian meminta izin untuk pergi ke kamarnya. Rasa senang bergejolak, Han tidak sabar menunggu hari itu tiba. Tiga hari kemudian, makanan dan barang-barang datang lagi. Han mendapat kabar kalau orang yang memberikan ini semua adalah orang yang akan mengadopsi nya.
"Kau sangat beruntung Han," ujar Zean. Teman sekamar Han di panti asuhan.
"Apa benar? Kamu juga pasti sama beruntungnya denganku, Zean," jawab Han merasa tidak enak.
Perasaan bingung Han menyeruak keluar, seperti apa orang itu dan apa pekerjaannya sampai bisa selalu memberikan barang-barang bagus dan makanan yang sangat banyak. Terkadang Han bertanya dalam pikirannya, apa boleh ia menjadi anak angkat nya?
"Jangan lupakan aku, kita punya cita-cita yang sama untuk masuk Universitas Jaguar 'kan? Belajar yang rajin Han, agar kita bisa bertemu di Universitas Jaguar," ucap Zean.
Han menganggukkan kepalanya pelan, "Iya, aku akan belajar dengan giat sampai kepalaku sakit!" seru Han membuat keduanya tertawa kecil.
***
Dan akhirnya hari ini pun tiba, hari dimana Han akan pergi dari Panti Asuhan Hanum Bakti. Barang bawaannya sudah ia bereskan, jantungnya berdegup kencang dengan perasaan senang tak karuan.
Tok Tok Tok
Suara ketukan pintu membangunkan tubuh Han dari duduknya, dengan segera Han membuka pintu kamarnya. Ia melihat Bibi panti dibalik pintu kamarnya, dari wajah Bibi terlihat seperti orang yang paling senang disini.
"Apa ini, Bibi suka ya saat aku pergi dari sini?" Sedih Han dengan mulut yang mengerut.
"Eh Bibi tidak pernah bilang suka saat kau pergi, Bibi hanya ikut senang karena mulai hari ini salah satu anak Bibi akan pergi menuju masa depan nya. Terima kasih Han karena sudah tinggal bersama disini," jelas Bibi panti.
Tanpa aba-aba Han langsung memeluk Bibi panti dengan air mata yang sudah mengalir deras mengguyur pipinya yang manis itu. Tepukan tangan dipunggung nya membuat Han melepaskan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Papa (1821+)
RomanceBxB 1821+⚠️ "Kalau kamu diem, aku gak bakal gini" -Damian "Ahmp- dari tadi aku diem!" -Yohan VOTE, COMMENT, AND FOLLOW !!!! @zillion2024