2

13.1K 90 1
                                    

Di hari yang sama tepatnya pada malam hari Han yang hampir terlelap pun dikagetkan dengan suara ketukan pintu. Dengan mata yang mengantuk Han beranjak dari tempat tidurnya dan pergi menuju pintu kamar.

Tok tok

"Iya tunggu sebentar!" seru Han.

Han membukakan pintunya dan melihat Damian tepat di depan pintu, perasaan ngantuk yang tadi ada tiba-tiba menghilang seketika. Rasanya Han ingin sekali menutup pintu sekarang.

"Apa kau tidur?" tanya Damian.

"Aku di depannya bagaimana bisa aku tidur?!" batin Han.

Han hanya menggeleng untuk menjawab pertanyaan itu. Tiba-tiba Damian pun masuk tanpa seizin dari Han, ya tentu saja Damian tidak perlu izin dari Han soal itu.

"Papa ingin bicara dengan mu, kemarin," ucap Damian sambil duduk di sofa yang ada di dalam.

Tangan Damian menepuk-nepuk sofa disampingnya, ia ingin Han duduk di sampingnya tapi Han menolak dan memilih untuk duduk di tempat tidurnya.

Di saat itu juga Damian tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Tatapan matanya membuat Han gugup, sungguh.

"Hari ini saya akan pergi keluar negeri," ucap nya tiba-tiba.

"Apa?"

"Jadi kau yang harus menjaga rumah ini selagi saya pergi," jawab Damian membuat kening Han mengkerut.

"Menjaga rumah? Aku? Di hari pertama ku berada di sini?" bingung Han.

Damian beranjak dari sofa nya dan berjalan medekati Han yang berada di tempat tidur.

Jari jemari Damian menyentuh lembut pipi kanan Han, tentu saja itu membuat Han sangat terkejut.

"Yeah honey, jagalah rumah ini sampai saya kembali," kata Damian dengan suara berat.

Spontan Han memundurkan tubuhnya dengan wajah yang memerah. "Kapan kau kembali?" tanya Han.

"Sekitar tiga tahun lagi," jawab Damian.

Mata Han melotot tajam, sepertinya orang yang menjadi ayahnya saat ini gila. Bagaimana bisa Damian meninggalkan orang baru seperti Han di sini selama empat tahun?

"K-kau gila?! Maksud mu aku tinggal disini sendirian selama tiga tahun?! Apa ini alasan mu mengadopsi ku?" tanya Han tanpa pikir panjang, ia bertanya henti pada Damian.

"Diam, kenapa kau berpikir seperti itu? Saya memiliki pekerjaan yang tidak bisa saya tinggalkan di sana, lagipula jika saya terlalu lama bersama mu akan sangat berbahaya," jawab Damian.

"Hah?"

"Kau ingin tahu alasanku mengadopsi mu, hm? Biar ku beritahu sekarang."

Damian kembali mendekati Han dan menarik tangan Han untuk tidak mundur kebelakang.

Wajah mereka sangat dekat, Han hampir tidak bisa bernafas saat ini.

Detik itu juga Han benar-benar terkejut, nyawanya seolah hilang dari tubuhnya.

Sebuah ciuman mendarat di bibir manis nya.

Matanya terbelalak melihat apa yang dilakukan Damian padanya. Apa maksud ini semua?

"Ah– a-apa yang kau lakukan?!" seru Han saat berhasil terlepas dari ciuman itu.

"Itulah alasan ku mengadopsi mu, sebenarnya saya ingin mengadopsi mu bukan sebagai anak, apa kau sudah mengerti sekarang, Yohan Gramabel?"

Han benar-benar tidak bisa mengatakan apapun, ia menatap Damian sambil memegang bibirnya.

"Ternyata aku benar, dia laki-laki gila!" batin Han.

Big Papa (1821+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang