O3

93 13 0
                                    

ini lanjutan dari chap sebelumnya ya,,
happy reading~~

...

"Makasih" ucap Zoan setelah memakai salonpas yang diberi Habian.

Habian mengangguk.

Tidak satupun dari mereka yang memulai pembicaraan lagi.

Zoan adalah tipikal orang harus diajak bicara lebih dulu jika bersama orang baru.

Habian pribadi dia orang yang mudah berbaur dan mudah mendapatkan topik, biasanya dia akan memulai pembicaraan lebih dulu, tapi entah kenapa sekarang tiba-tiba kepala dia ngeblank.

Tapi tak lama akhirnya Habian mulai gatal karena dari tadi mereka tidak membuka suara sama sekali, dia berdehem membuat Zoan menatap kearahnya.

"Mau ice cream ga?" tanya Habian yang sudah bangkit dari duduknya.

"Ga ah makasih, masih agak pagi" jawab Zoan melihat ke atas langit yang belum memunculkan sinar matahari dengan sempurna.

Habian merutuki dirinya sendiri.

Walaupun Zoan menolak, Habian tetap melangkahkan kaki masuk kembali ke supermarket.

Zoan yang melihat itu mengangkat kedua bahunya acuh. Dia kembali minum untuk meredakan haus dan tenggorokannya yang panas.

Tidak lama Habian keluar dengan ice cream ditangannya, dia kembali duduk dan menyimpan satu ice cream coklat di meja depan Zoan.

"Ice cream bisa bikin adem tenggorokan," ucap Habian, daritadi dia terus mendengar Zoan berdehem tak nyaman jadinya dia berinisiatif untuk membelikan anak itu ice cream.

Habian menyenderkan punggungnya ke kepala kursi sambil memakan ice cream miliknya.

Zoan masih menatap bingung Habian.

"Mau minta dibukain?" tanya Habian karena sudah merasa sedikit tidak nyaman ditatap Zoan.

Zoan menggelengkan kepalanya, dia mengambil dan membuka penutup ice cream itu. Sebelum memakannya, Zoan mengucapkan terimakasih pada Habian.

Yang lebih tua mengulum senyumnya melihat Zoan yang asik memakan ice cream. Dia merasa Zoan mirip seseorang tapi tidak tahu siapa.

"Kenapa ga pake kacamata lagi?"

Zoan yang ditanya langsung menoleh pada Habian,

"Kacamata?"

Habian mengangguk,

"Waktu lusa kamu pergi ke cafe pake seragam sekolah itu pake kacamata kan?"

Zoan membulatkan matanya, ahh sekarang dia baru ingat jika Habian itu orang yang waktu itu di Cafe pantas saja serasa pernah melihat.

"Oh.. itu kacamata punya temen waktu itu minjem cuman buat gaya" ucap Zoan.

Iya, kacamata yang saat itu dipake Zoan sebenarnya milik Martius.

Hanbin membulatkan mulutnya.

"Sekolah kelas berapa?"

"12"

"Berarti 4 bulan lagi lulus ya"

Zoan mengangguk,

"Kalo abang?kakak?"

Habian menggelengkan kepalanya,

"Udah panggil kakak aja, ga terbiasa dipanggil abang"

Zoan kembali mengangguk.

"Kalo kakak kuliah semester 2" jawab Habian untuk pertanyaan Zoan tadi.

"Kirain baru lulus sekolah"

"Keuntungan punya wajah baby face sama ganteng sih gini"

Familiar | BINHAOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang