XIII

473 47 5
                                    

Untuk pertama kalinya Apo menginjakkan kaki di rumah keluarga Romsaithong. Hari ini ia datang untuk menghadiri acara makan malam keluarga dimana Ayah dan Ibunya pun turut hadir.

Apo datang bersama Mile dan kedatangannya langsung disambut oleh Ibu Mile yang tampil sangat anggun menggunakan dress putih tulang dengan rambut yang ditata rapi.

"Selamat datang di kediaman Romsaithong Sayang." Ibu Mile merangkul Apo untuk masuk ke dalam rumah yang terlihat mewah dengan disain modern.

"Sembari menunggu kedatangan orang tua mu kau bisa berkeliling di temani oleh Mile di sini.Aku akan menyiapkan makan malamnya."

"Aku akan ikut menyiapkan makan malam..."

"Tidak perlu Sayang, ada maid yang akan membantu Mama."

Apo mengangguk canggung kemudian Ibu Mile meninggalkannya menuju dapur. Apo berbalik mencari keberadaan Mile yang ternyata tidak ada. Seingatnya tadi Mile mengikuti di belakang.

Apo saat ini berdiri di ruangan yang sangat besar hampir seperti ball room tetapi penuh dengan perabotan mewah yang tertata rapi. Apo yakin ini ruang keluarga.

Ia berjalan menuju sofa yang berada tidak jauh darinya. Tidak yakin ingin menjelajah rumah ini apalagi Mile tiba-tiba menghilang. Ia akan menunggu orang tuanya atau sampai waktu makan malam tiba.

Pandangan Apo menyapu ruangan besar itu terdapat pigura besar di dinding dekat tangga sebuah foto keluarga Mile dan kedua orang tua-nya. Mile terlihat tampan dengan setelan silver senada dengan sang ayah sang Ibu mengenakan dress silver dengan aksen tradisional.

Pandangan Apo tertuju pada sebuah piano di bawah tangga, bahkan keluarga ini memiliki selera tinggi dalam segala hal, pikir Apo.

Kini semua telah berkumpul di ruang makan, meja makan dipenuhi makanan-makanan yang terlihat menggugah selera. Apo duduk di antara kedua orang tuanya di sebrangnya ada Mile dan Ibu Mile di sebelah kanan sedangkan sang Ayah duduk di antara Ibu Mile dan Ayah Apo.

"Terima kasih telah menerima jamuan kami malam ini, kami harap dengan ini bisa mempererat hubungan keluarga di antara kita." Ayah Mile memecah keheningan di ruangan itu.

"Dan kami harap hubungan Mile dan Apo menjadi lebih serius lagi. Mengingat mereka sudah cukup lama saling mengenal di sini saya dan istri saya beserta Mile ingin menyampaikan niatan baik kami untuk meminang Apo segera menjadi menantu kami."

Mile dan Apo terkejut mendengar itu keduanya saling pandang.

"Ma..." Mile berbisik ke arah Ibunya meminta penjelasan.

"Terima kasih juga telah mengundang kami, janga  terlalu formal." Ayah Apo menimpali membuat Apo menoleh cepat.

"Karna sudah menjadi kesepakatan sejak awal pertemuan mungkin memang sudah saatnya." Ayah Apo menatap ke arahnya dengan senyuman hangat.

Tangan Apo yang berada di atas pangkuannya dipegang lembut oleh Ibunya, Apo menoleh menatap Ibunya. Apo bisa melihat pancaran bahagia dari mata itu, mata yang sama dengannya.

"Jadi Mile?" Semua mata kini tertuju pada Mile, Mile yang tidak siap pun sempat panik kemudian ia melihat Ayah dan Ibunya bergantian tatapan mereka seoalah mengatakan hal yang sama.

Mile berdehem pelan berusaha membasahi kerongkongannya yang mendadak kering. Orang tuanya tidak membahas ini sebelumnya, semua mendadak sama seperti sebelumnya seolah-olah ia tidak diberi kesempatan menyampaikan keinginannya.

"Apo Nattawin..." Panggil Mile lembut membuat Apo menatapnya, Apo mengirim sinyal dengan gelengan pelan berharap Mile paham jika sekarang masih belum saatnya, mereka perlu waktu lebih lama untuk saling mengenal.

We Belong to Each OtherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang