Hari ini Gentala bingung banget, soalnya dia ada remedial di mata pelajaran bahasa Inggris dan sama gurunya disuruh bawa bunga tai ayam. Nah, masalahnya tuh Gentala lupa kalau disuruh bawa bunga tai ayam, mana besok dikumpulkannya, sekarang juga udah jam sepuluh lewat, udah masuk jam tidur dia ini mah.
Gentala tuh dari tadi lagi mikir gimana caranya supaya dia bisa dapetin tuh bunga tai ayam. Dia dari tadi berdiri mondar-mandir di kamarnya. Mau minta tolong salah satu abangnya tapi dia takut kena marah, soalnya ini emang salah dia.
Gentala nggak sadar, kalau dari tadi ada Zio sama Bima yang merhatiin dia yang mondar-mandir kaya setrika.
"Kenapa sih, dek? Kok gelisah gitu??" Akhirnya Zio buka suara juga, pusing dia tuh liat Gentala kesana-kemari.
Gentala kaget dong, terus noleh kearah pintu yang ternyata ada Zio sama Bima disana. Gentala mau bilang, tapi takut. Mana Zio lagi yang tanya. Bisa habis dia kalo Zio tau dia kena remedial dan lupa sama tugasnya.
"Kenapa, Gentala?" Tanya Zio sekali lagi.
"Aaa...i-itu bang...eee adek disuruh bawa bunga tai ayam, tapi lupa mau carinya, besok udah dikumpulkan, bang." Liat Gentala yang merengek itu buat Zio menghela nafas pasrah. Udah biasa liat keteledoran Gentala gini.
"Mangkanya, kamu tuh kalau ada tugas tuh ya langsung dikerjakan gitu loh. Jangan langsung main game!" Omel Zio.
Gentala terus dapet omelan dari Zio. Sampai Bima yang liat Zio ngomel pun langsung balik ke kamar, takut kena semprot Zio juga. Soalnya Zio kalau marah bisa merembet kemana-mana.
"Bangggg, janga ngomel dulu,ih!! Ini bunganya gimana bangggg!!" Rengek Gentala, dia juga ikut kesel soalnya Zio bukannya bantu mikir malah ngomel terus. Kan kuping Gentala panass.
"Terserah kamu, dek. Tugas juga tugas kamu, kok abang yang ribet,"
"Bangggggg bantuuuinn adek donggg,"
"Males, ah. Kalau dibantu terus kamu nggak bakal pernah tanggung jawab sama tugasmu, dek."
"Ada apa sih? Kenapa ribut-ribut?" Tanya Tama, Si sulung.
Tama yang tadinya mau ambil minum di dapur jadi melipir ke kamar bungsu nomor dua itu karena dengar ribut-ribut.
Tama liat muka agak keselnya Zio dan muka nangisnya Gentala. Iya, Gentala nangis wkwkw.
"Kenapa, Yo?"
"Gentala tuh kebiasaan tau, bang. Dia keseringan lupa sama tugasnya dari sekolah," Zio terus jelasin kronologi kenapa dia ngomelin Gentala.
"Yaudah, jangan marah-marah gitu, ahh. Nanti cepet tua, Yo. Kaya nenek kebayan!" Sumpah, Tama tuh nggak tau situasi apa ya? Sempet-sempetnya bercanda.
"Udah, ahh. Pada tidur gih sana. Tugasnya apa emang, dek?" Tanya Tama ke Gentala.
"Disuruh bawa bunga, bang."
"Bunga apa?"
"Bunga tai ayam!" Jawab Zio ketus, sebelum melangkahkan kakinya ke kamarnya.
"Iya, dek?" Tanya Tama mastiin.
Gentala ngangguk.
"Yaudah, adek juga tidur aja. Masalah bunga besok pagi kita beli, ya. Temen abang ada yang punya toko bunga," Ucap Tama.
Gentala seneng, dongg. Terus lari ke pelukan Tama.
"Beneran kan, bang? Makasih bang Tama!" Ucapnya girang dan langsung loncat ke ranjangnya.
Tama terkekeh, terus iyain ucapan Gentala tadi.
"Tapi harus bangun pagi, loh. Biar bisa singgah ambil bunganya dulu. Awas aja kalau kamu susah dibangunin besok, ya!!"
"Owkeeyy"
Tama masih disitu, terus merhatiin Gentala yang udah tidur. Mana tidurnya gemes lagi.
Tiba-tiba Tama kepikiran kata-kata Gentala yang bilang kalau dia mau daftar jadi ketua OSIS di sekolahnya. Gimana mau jadi ketos kalau diomelin dikit aja udah nangis dek dek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home - Zerobaseone
Short Storytentang sembilan saudara yang saling menyayangi dengan cara mereka sendiri.