1. Istri Baru

180 32 11
                                    

ISTRIKU WANITA JADI-JADIAN

"Mas ... bangun."

Suara lembut itu mengalun merdu di telingaku. Sayangnya udara pagi membuatku enggan membuka mata. Terlebih hawa dingin juga kian menambah malas untuk terjaga.

"Ayolah, Mas, bangun! Udah siang lho."

Kali ini suruhan itu disertai guncangan pelan pada tubuh ini. Perlahan aku membuka mata. Sosok cantik, imut, dan wangi Belina langsung menyuguhkan senyum menawan untukku.

"Ini aku sudah buatkan kamu kopi," kata perempuan yang sudah kunikahi selama tujuh bulan itu dengan nada yang manja.

Tidak lupa tangan Belina yang ramah lembut mengusap bagian tubuh bawahku. Seketika dada ini langsung berdesir. Gemas dengan tingkah genitnya, aku langsung menarik tubuh Belina ke dalam dekapan.

"Ihhh ... Mas, lepasin dong," pinta Belina masih dengan nada yang manja.

"Salah sendiri kenapa suka menggoda," balasku sambil melancarkan serangan di area da danya.

Benar-benar kenyal dan kencang. Tidak kendor seperti milik si Maryam. Aduh ... kenapa pula aku masih mengingat nama perempuan kampung itu sih?

Jadi Maryam itu istri pertama aku. Kami menikah sudah lima tahun. Kami juga telah dikaruniai seorang putra.

Kalian pasti tanya kenapa aku menceraikan dia kan? Alasannya banyak, Gaes. Salah satunya adalah karena si Maryam itu tidak pandai mengatur rumah tangga. Boro-boro merawat diri.

Semenjak Faaz lahir, Maryam benar-benar mengabaikan penampilan. Padahal aslinya dia mempunyai wajah yang cantik alami. Sayangnya tidak dirawat jadinya burik seperti sekarang.

Sebel gak sih? Kita sudah capek-capek kerja, ketika pulang bukannya disambut hangat, eh rumah malah masih berantakan. Lebih parah istri masih dalam keadaan kucel. Maryam seperti itu, Teman.

Dalihnya tentu saja si Faaz. Heran semua kekurangan dikaitkan dengan anak kami. Padahal Maryam sendiri yang tidak bisa mengatur waktu.

Si Maryam itu IRT full. Kerjanya cuma beres-beres rumah, antar anak sekolah, masak, belanja, dan temani Faaz bermain. Udah gak ada yang lain lagi. Benar-benar pekerjaan yang mudah. 
Masa selalu mengeluh kelelahan setiap aku pulang kerja. Kan bete dengarnya.

Pokoknya antara Maryam dengan Belina itu beda seratus delapan puluh derajat. Antara langit dan bumi. Eh bukan! Lebih tepatnya antara langit dengan sumur. Jauh ... bagusan Belina ke mana-mana.

Belina itu tampil cantik dan wangi everytime. Tidak pernah mengeluh kecapekan mengurus rumah. Padahal dia wanita karier.

Belina memiliki tiga gerai salon yang ramai. Meski begitu dia begitu patuh padaku. Orangnya cukup mandiri. Pasang galon, gas, dan lampu saja dia bisa mengerjakan sendiri. Tidak seperti si Maryam yang dikit-dikit minta tolong.

"Mas ... Mas!"

"Eh iya, apa?" sahutku cukup tergagap ketika tangan Belina menepuk pipi kananku lembut.

Bibir tebal nan seksi Belina mengerucut manja seketika. "Pasti lagi kepikiran si Maryam lagi, iya kan?" tebaknya dengan ekspresi cemburu.

Istriku Wanita Jadi-jadianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang