Anganku melayang pada masa dua tahun lalu. Saat itu aku masih menjadi suaminya Maryam. Faaz juga baru berumur tiga tahun.
Di usia empat tahun pernikahan kondisi ekonomi kami belum stabil. Kami masih tinggal mengontrak meski rumah Maryam sangat cukup untuk menampung kami bertiga. Apalagi dia merupakan anak tunggal. Sebenarnya bukan tunggal, tapi ibunya dulu dua kali keguguran waktu hamil kakaknya.
Ditambah sikap dan perangai Bapaknya Maryam yang sok-sokan datar dan berwibawa membuatku memilih untuk hidup terpisah dari sana. Padahal Pak Salman, mantan mertuaku itu bukan orang kaya. Hanya pensiunan guru sekolah menengah atas. Tapi lagaknya sudah kayak mantan jenderal.
Bapak Salman sangat tidak menyukai aku. Alasannya banyak. Mulai dari asal-usulku yang katanya tidak jelas, ilmu agamaku yang cetek, belum punya penghasilan yang mumpuni, hingga hobi main gaple yang sangat dia tentang.
Padahal aku main gaple kan cuma buat hiburan agar otak tidak stress. Jarang sekali pakai uang. Kalaupun pakai dan menang, uangnya juga buat Maryam dan Faaz. Tapi dia dan Maryam yang sok agamais bilang jika itu uang haram. Alah mbuh.
Saat itu aku bekerja sebagai sales marketing di showroom tempat Ajay bekerja sekarang. Ajay sendiri sudah menjabat sebagai asisten manajer. Anak itu memang lebih ulet dan rajin daripada aku. Wajar jika gajinya sedikit lebih tinggi dariku.
Aku sendiri hanya bisa mendapatkan gaji jika mampu menjual barang sesuai target. Kalau target tidak tercapai ya cuma dapat bonus. Tahu sendiri kan jualan mobil tidak semudah menjual kacang goreng.
Untungnya Maryam bukan tipe wanita yang gengsian. Meski punya gelar sarjana tata rias, dia tidak malu berjualan bakso di kantin tempat bapaknya dulu mengajar. Maryam yang multitalent juga selalu dapat job jika musim orang hajatan. Kepintarannya merias wajah cukup mendatangkan rezeki.
Pokoknya kebutuhan pokok kami seperti bayar kontrakan, cicilan motor, dan bayaran sekolah Faaz dia yang tanggung. Duit gajiku yang memang belum seberapa hanya cukup untuk jajan Faaz.
Kalian bilang aku cuma numpang hidup dengan Maryam? Yah beginilah untungnya punya wajah ganteng. Syukurnya ketampanan ini menurun pada Faaz.
Aku jadi yakin saat remaja nanti Faaz bakal digilai para gadis. Sehingga gampang memilih jodohnya sendiri. Sebagai seorang ayah yang baik, aku akan menyuruh Faaz untuk memilih pasangan yang berasal dari orang kaya. Biar dia gak usah sibuk nyari nafkah.
Asal harus lebih selektif saat memilih. Biar kesialanku beristrikan wanita jadi-jadian macam Belina itu tidak menimpanya. Oh iya ngomong ngalor ngidul sampai lupa mau cerita tentang awal mula pertemuanku dengan Belina.
Jadi begini ... waktu itu aku lagi ada di pantri showroom untuk menikmati makan siang. Karena bonus belum cair, terpaksa aku harus ngirit dengan makan bekal yang sudah Maryam siapkan. Ketika lagi asyik makan, Ajay datang. Dia juga akan makan siang.
"Im, ikut reuni akbar gak?" tanya Ajay sambil membuka bungkus nasi Padangnya.
"Reuni apa?" Aku balik tanya sambil nyomot ayam goreng milik Ajay. "Aduh!" Sayang si Ajay malah mengeplak tanganku. Tapi aku tak peduli. Paha ayam itu tetap kugigit.
"Reuni sekolah kitalah."
"Maksude reuni teman kelas atau teman satu angkatan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Istriku Wanita Jadi-jadian
WerewolfBaim adalah pria yang serakah. Dia rela meninggalkan Maryam, istrinya yang patuh demi mengejar Belina. Wanita cantik dan kaya yang ternyata aslinya adalah seorang w a r i a. Ikuti kengenesan hidup Baim bersama Belina.