Tiga

31 1 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Ih kenapa kelompoknya di pisah semua sih!!" kesal Nara melihat kertas yang di pegang olehnya.

"Iya ih, mana nggak ada yang di kenal lagi" tambah Fayona dengan mimik muka cemberut.

"Lagian si bapak ngapain sih harus di acak kayak gini, padahal kalo kelompok nya bebas milih kan enak!"

Keduanya terus saja mengoceh dengan keluhan yang tiada habisnya. Ayyara dan Danira hanya diam saja melihat tingkah keduanya, mereka mah santai saja toh nanti juga kenal sendiri. Hanya dua bocah ini yang terus saja mempeributkan sesuatu yang seharusnya tidak mereka ributkan.

"Kalian kok diem aja sih, harusnya protes dong!!"

Danira menaikkan salah satu alisnya "protes apaan orang dari dosennya begitu, kalo mau protes sono protes aja sendiri. Bukannya di rubah malah yang ada nilai maneh jadi E nanti, gara-gara ngelawan ke dosen. Mau maneh?"

Fayona dengan cepat menggeleng "ya nggak mau atuh".

"Nah yaudah diem, terima nasib aja" tutur Danira.

"Tapi kalian nggak sedih gitu, kita semuanya di pisah?" Nara mengerucutkan bibirnya lucu.

"Ya ngapain sedih anjir, masih sekelas masih sekampus, beda kelompok doang ya Allah. Nih ya, kalo semisalkan maneh udah beda alam baru tuh kita-kita pada sedih".

"Tapi kan—"

"Udah diem nggak ada tapi-tapian. Kita udah bukan lagi bocah SMA yang masih ikut-ikutan temen, belajar dewasa jangan apa-apa temen mulu. Kebiasaan di sekolah jangan dibawa-bawa ke bangku kuliah.

Fayona dan Nara kicep seketika mendengar ceramahan Danira, layaknya emak-emak yang tengah menasehati anak-anaknya.

Ayyara terkekeh melihat tingkah laku teman-temannya, "udah sih ngapain di ributin, kan ada salah satu dari mereka yang kita kenal. Di kelompok aku ada Cakra, di kelompok Danira ada Bagas di kelompok Yona ada Arzan, yah kecuali Nara sih belum ada yang di kenal" Ayyara tersenyum paksa.

"Tuh kan ihh gamau!!" Nara semakin mencak-mencak saja.

Fayona ikut menyaut, "si Arzan juga nggak kenal anjir. Meskipun udah di kasih tahu sama si Cakra, Bagas tetep aja nggak mau. Entar malah ngang ngong ngang ngong lagi, dia diem urang diem".

"IH TAU AH SEBEL!!!" Fayona merebahkan dirinya di atas kasur dengan posisi tengkurap.

Danira menghela nafasnya kasar "udahlah gausah di pikirin. Nara, Ayyara, kalian berdua mau balik kapan? aing mau balik sekarang soalnya udah kesorean banget kita disini.

Nara mengangguk "ayoo!"

"Aku nungguin papaku, kebetulan dia udah otw kesini," kata Ayyara.

"Oalah, yaudah kita bareng aja nungguin papanya si Ayyara dateng" ucap Danira.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IF OR TI?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang