We met again.

26 0 0
                                    

Setelah kejadian ia disapa oleh laki-laki tadi, Nata memilih untuk bolos kelas Seni dan duduk di UKS sendirian.
'Nggak mungkin. Kenapa dia disini sekarang?'
Batin Nata yang masih shock dengan keadaan sekarang.
Nata pusing, ia memilih untuk tidur dan lupakan perkara ini sebentar.

Jadi laki-laki yang menyapa Nata tadi adalah, Jevano. Iya, anak baru tapi apa masalahnya dengan Jevano?
Jadi begini, Jevano Baskara adalah masa lalunya Nata saat Nata berada di sekolah lamanya. Iya, doa mantan pacarnya Nata. Entah mau sebut mantan ataupun tidak karena Jevano tiba-tiba menghilang setelah 1 tahun mereka pacaran dan sejak tahun kemaren ia pindah ke sekolah barunya, Nata tidak pernah dengar kabar lagi daripada Jevano. Tapi hari ini ia muncul lagi didepan Nata membuat hati Nata remuk dan sakit. Ia kembali seolah-olah diantara mereka tidak terjadi apa apa.

Setelah selesai jam istirahat, Nata masuk ke kelasnya lagi dan matanya menangkap Jevano yang melihatnya masuk. Nata duduk ditempatnya dan memilih untuk merebahkan kepalanya di atas mejanya.
Jevano duduk tak jauh daripada bangku Nata hanya saja jalan kosong dan bangku Ghaffara yang menjadi pembatasnya.

"Tasya! Lo kemana aja yaampun. Gua nyariin elu tau."
Ujar Farra yang baru masuk ke kelas bersama Jeffrey.

"Sorry, gua nggak enak badan makanya ke UKS buat istirahat bentar."
Ujar Nata pada Farra dan Jeffrey yang ada di depannya.

"Badan Lo panas sya, nggak mau ke klinik?"
Ucap Jeffrey sembari tangannya ditempeli ke arah pelipis Nata.

Melihat hal itu sontak membuat Jevano geram dan memukul mejanya sembari menatap ke arah Jeffrey geram.

Jeffrey yang perasan akan hal itu pun menarik kembali tangannya.

"Iya tuh. Pulang nanti ke klinik mau?"
Ajak Farra namun Nata menggelengkan kepalanya.

"Nggak pa pa palingan baik sendiri kok."
Ujar Nata dan keduanya hanya pasrah.

Bel pulang pun berbunyi. Saatnya untuk semua pelajar pulang dan beristirahat. Nata mengemasi barang-barangnya dan bersiap untuk pulang. Jeffrey dan Ghaffara udah pulang duluan dikarenakan rumah mereka sehaluan dan Farra yang nebeng Jeffrey.

Saat tengah sikbunya Nata mengemasi tasnya, Jevano datang menghampiri Nata lagi.

"Nata, pulang sama aku yuk? Badan kamu panas, kita ke klinik yah?"
Ajak Jevano sembari tangannya sibuk memeriksa suhu tubuh Nata di pelipisnya.
Nata menepis tangan Jevano dan menatapnya datar.

"Jangan sentuh gua, gua mau pulang. "
Ujar Nata ketus lalu berjalan meninggalkan Jevano disana.

"Bro lu harus kasih Nata masa. Kasian dia bro. Pasti kaget liat ku datang tiba-tiba."
Tegur Mahen pada Jevano.

"Gua nggak mau Nata diambil hen."
Jawab Jevano.

"Nggak ada yang bakal berani ambil Nata elu, Jev. Gua saranin aja buat kasih Nata waktu. Lu harus pelan pelan. Nata itu cewek bro."
Ujar Novan pada Jevano. Jevano mengangguk pasrah.

5 hari kedepannya, Jevano tidak menyapa Nata lagi dikarenakan ia ingin Nata beristirahat dahulu. Namun, itu tak bermakna Jevano berhenti disitu. Sepanjang 5 hari ini Jevano selalu mengirimkan makanan kepada Nata lewat Farra dan Farra sempat bertanya pada Jevano jika ia dan Nata punya hubungan spesial dan Jevano hanya mengiyakan jika ia dan Nata berpacaran namun ia tak mengatakan apa apa kepada Farra. Iya, dia masih menganggap Nata itu pacarnya walaupun setelah 2 tahun menghilang.

Sekarang, Nata sedang berada di taman belakang sekolah, tengah membaca buku sembari mendengarkan musik dari ponselnya.

"Nata."
Panggil seseorang membuatkan Nata menolehkan kepalanya lalu ia mendapati laki-laki yang ingin ia hindari kini berada di depannya.

Nata berniat ingin pergi namun laki-laki itu menahan tangan Nata supaya tidak menghindar lagi.

"Lepasin."
Ujar Nata namun laki-laki itu enggan melepaskan tangan Nata.

"Nata aku mau ngomong sama kamu."
Ujarnya pada Nata. Nata menghela nafasnya lalu memberanikan dirinya untuk menatap wajah laki-laki itu, Jevano.

"Mau lu apa sih Jevano."
Tanya Nata pada Jevano.

"Aku mau perbaiki hubungan kita, Nata. Please hear me out."
Pinta Jevano namun Nata tetap bersikeras dan tidak mau.

"Nggak! Nggak ada yang perlu kita perbaiki lagi. Anggap aja gua udah mati dihidup lu Jevano."
Ujar Nata pada Jevano dan coba untuk melepaskan tangannya daripada genggaman Jevano.

"Nata, please I'm begging you. Kita slow talk? Aku mau ngomong tentang kita."
Pujuk Jevano lagi.

"Jevano Baskara, kita disekolah sekarang dan gua nggak mau denger apa apa. Lepasin gua sekarang!"
Bentak Nata pada Jevano. Untuk pertama kalinya Jevano melihat Nata semarah itu.

Pergi saja daripada Jevano, Nata menangis dan terduduk dibangku yang ada disepanjang koridor sekolah itu.

"Hey sya, lo kenapa? Kok nangis"
Ujar seseorang yang datang lalu mendudukkan dirinya disamping Nata.

"Sya Lo kenapa? Bilang sama gua siapa yang bikin elu nangis?"
Ujarnya lagi dan Nata masih menangis.
Melihat Nata yang masih belum bisa berhenti menangis, ia pun memilih untuk memeluk Nata agar Nata sedikit tenang.

"Jev sabar Jev. Bukan masanya. Elu harus tau semua ini berat buat Nata terima."
Ujar Rendy menenangkan Jevano yang sedang cemburu melihat Nata dipeluk oleh laki-laki atau sebut saja ia Jeffrey.

"Jadi Lo kenapa Sya?"
Tanya Jeffrey lagi pada Nata.

"Gua nggak pa pa kok"
Ujar Nata.

"Jangan bohong sya."
Tekan Jeffrey lagi.

"Tapi lu janji n jangan bilang ke sesiapa?"
Pinta Nata dan Jeffrey mengangguk.

"Mantan gua balik lagi ke sini dan ngejar gua lagi."
Jelas Nata.

"Jevano?"
Teka Jeffrey dan Nata menatap ke arah Jeffrey kaget.

"Kok elu tau?"
Tanya Nata.

"Gua liat aja udah tau Sya. Gini deh Sya, gua liat dia kayaknya masih sayang sama elu. Gimana kalo elu denger dulu penjelasannya. Seenggaknya elu nggak keliatan lemah karena elu udah lari dari masalah elu sendiri."
Pesan Jeffrey pada Nata.

"Gua takut Jeff. Gua takut dia bakal ninggalin gua lagi kayak dulu dulu."
Balas Nata namun Jeffrey masih menyakinkan Nata.

"Percaya sama gua. Gua yakin dia mau banget perbaiki hubungan dia sama elu."
Pesan Jeffrey lagi.

"Yaudah, makasih ya Jeff."
Ujar Nata pada Jeffrey.

"Santai. Oh iya, gua mau minta tolong elu boleh nggak?"
Tanya Jeffrey.

"Apaan?"
Tanya Nata lagi.

"Gini, gua tuh suka sama Farra, elu bisa nggak atur gua Ama Farra? Nggak susah kok, buat gua sama Farra berdua doang kok."
Ujar Jeffrey pada Nata. Mendengar hal itu lagi lagilah Nata menjadi sakit hati sedikit. Ya mana tidak, Nata sudah jatuh hati dengan Jeffrey namun apakan daya, Jeffrey menyukai Ghaffarra.

"Nggak gua atur juga kalian udah sering berduaan. Udah lu tembak ajak Farra nya. Gua yakin dia mau kok."
Ujar Nata ingin terlihat kuat.

"Beneran nih? Kalo ditolak gimana?"
Tanya Jeffrey kepada Nata.

"Ya nasib elu lah!"
Balas Nata.

"Anjir ya Lo!"
Maki Jeffrey.

Jevano Baskara Where stories live. Discover now