Menyadari kehadiranku membuat Reivan tersentak, dia berjalan karahku mencoba menjelaskan siapa wanita berambut pendek itu. Dia melihat tanganku, tanganku yang sudah memegang makanan yang baru saja ku beli.
Wanita itu menoleh kebelakang. "Oh nona, kami sudah buatkan makanan untukmu. Kau bisa makan 5 menit lagi. Tapi... kau sudah bawa makanan, ya? Gimana ni, makanannya juga sudah selesai." Sela Indah seraya memegang spatua ditangannya.
Nada ramahnya seperti mengejek. Dia menyela sebelum Reivan sempat menjelaskan.
Aku hanya diam menatap mereka, Reivan tampak bingung. Dia berusaha memegang tanganku untuk menjelaskan. Aku menepis tangannya.
"Panggil aku nyonya, kau tidak tau kalau aku istri tuanmu?" Titahku pelan namun Tegas. Aku menaikkan sudut bibirku dan mendengkus sinis.
Berjalan santai menuju tempat sampah, membukanya dan membuang makanan yang baru saja ku bawa. Membuat Reivan dan Indah terkejut, mereka diam seribu bahasa.
Lalu aku berjalan pelan menuju kamarku dilantai satu, pandanganku lurus kedepan tanpa menoleh.
Reivan berusaha mengejarku dan meraih tangaku dari belakang. Langkahnya yang pincang berhasil menyusulku.
"Dia sudah bekerja disini selama 6 tahun, Sheza. Aku bisa mengusirnya kalau kau tidak suka." Jelasnya sambil mengejarku dan berusaha mengimbangi langkahku.
Perkataannya membuat langkah ku terhenti, aku menoleh sinis. "Apa menurutmu aku peduli dengan kehidupanmu? Bagus jika kau memiliki orang yang bisa mengurusmu karena aku tidak ingin mengurusmu." Jawabku.
Perkataanku sangat menyinggung. Pria itu menurunkan tangannya yang hendak meraihku. Bibirnya membeku tak bisa berkata-kata, matanya yang Indah terlihat sangat kecewa.
Aku melanjutkan langkahku dan masuk kedalam kamar tanpa menutupnya.
"apa-apaan ini?" Gumamku saat aku melihat mawar yang berserakan di atas ranjang.
Tanpa bertanya, aku membuka jacket ku dan meletakkan kunci mobilku di meja rias. Membuka anting dan meletakkan ponsel serta tas ku di atas meja kerja.
Dengan cepat aku masuk kedalam kamar mandi dan membersihkan tubuhku tanpa memperhatikan Reivan diluar sana.
"Hidupku lumayan menyedihkan."
Aku bergumam dan mulai memasukkan kakiku kedalam bathub mahal milik Reivan.
Masuk kedalam bathub yang penuh dengan air membuat tubuhku merasa nyaman, semua rasa lelahku hilang bersamaan air yang tumpah.
Aku keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terpasang ditubuhku. Air menetes dari ujung rambut yang basah. Kulit lembab dengan aroma sabun yang segar.
Aku melihat Reivan duduk diranjang itu, tatapannya terpaku padaku saat melihat aku keluar dari kmar mandi. Melihat Reivan yang menungguku diranjang kamar ini membuatku merasa deja vu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced to Leave you ( terpaksa meninggalkanmu)
Romance"Aku akan berusaha menyembuhkan kakimu, jadi ayo kita bercerai setelah kakimu berhasil pulih." Dengan santai, Sheza memperjelas kata cerai kepada suaminya, Reivan. Saat Sheza sudah menyelesaikan pendidikannya selama 6 tahun di inggris, dia pulang k...