00.03 Pulang Bareng

26 22 5
                                    


Enjoy and Happy reading 💙✨

--------

Bel pulang berbunyi dengan nyaring semua siswa SMA Trisatya bergegas memasukkan buku ke dalam tasnya bersiap untuk pulang.

"Mau pulang bareng gue gak?, kebetulan hari ini gue dijemput bokap", ajakan Kesya ditolak oleh Nara karena dirinya tidak mau merepotkan orang lain.

"Pliisss ya pulang bareng gue".

"Eumm nggak Sya lain kali aja ya, gue gak mau sering ngerepotin lo".

Nara berpikir kalo memiliki seorang ayah pasti dirinya juga akan dijemput seperti temannya itu.

"Santai aja kali kek sama siapa aja ", balas Kesya.

"Nggak deh Sya lain kali aja".

Keduanya melangkahkan kakinya keluar kelas menuju gerbang, Nara berdiri menunggu taksi sementara kesya menunggu di jemput ayahnya.

"Ra", panggil Kesya.

"Hm ?", balas Nara.

"Lo tadi keren banget balas perkataan si Mak lampir itu", Kesya mengacungkan jempol tanda salut terhadap Nara.

"Biasa aja kali, orang yang pendiam gak selamanya diem Sya ada saatnya juga melawan ketika dirinya sudah muak", ucapnya sembari memandangi langit yang cerah.

"Anjir temen gue jadi puitis gini, good girl", balasnya sembari menepuk-nepuk pundak Nara.

"Eh tapi lo kok bukannya berteman sama Reyyan si anak baru itu lo malah adu bacot gimana sih lo, heran gue," pertanyaan Kesya membuat Nara mendengus kesal kenapa temannya itu malah membahas Reyyan.

"Apaansi malah bahas cowok rese itu ".

"Gue cuman nanya aja, apa gue harus bahas masa depan kita berdua dengan anak-anak kita nanti?", Kesya menggodanya yang membuat Nara geleng-geleng kepala.

"Dih ogah amit-amit gue masih waras gak kayak lo",

"Ah gue tau pasti lo mau bahas masa depan sama Reyyan yekan yekan?".

Tak henti-hentinya Kesya menggoda Nara.

"Pembicaraan lo makin kesini bikin gue darah tinggi Sya, apa perlu gue buang lo ke rawa biar lo gak ngoceh lagi?", balasnya .

Berhentilah sebuah motor di depannya yang di kendarai oleh seorang laki-laki yang kepalanya tertutup helm.

"Nara, ayok pulang bareng gue", ujarnya berharap gadis yang di depannya ini menerima ajakannya.

Keduanya terdiam kebingungan karena tidak mengenali orang yang berada di atas motor itu.

"Ra lo kenal sama dia?", bisiknya pada Nara karena penasaran.

"Kagak, tapi kok gue kek pernah denger suaranya ya".

Seorang laki-laki itu turun dari motornya dan memegang tangan Nara lalu membawanya menuju motor.

"Lah lah gue mau di bawa kemana anjir ", Nara menepis tangan laki-laki tersebut.

"Heh mau dibawa kemana temen gue, lagian lo siapa sih?", tanya Kesya sembari menarik tangan Nara.

Laki-laki itu membuka helm nya dan ternyata itu adalah Reyyan.

"Ini gue Reyyan Bagaskara yang aduhay sangat tampan mempesona, parah lo pada ya gak ngenalin gue", balasnya.

"Oh ternyata Reyyan sorry ya gue kira lo om-om yang mau culik temen gue", ucap Kesya dengan senyum tipis.

"Kebangetan lo, emang tampang gue udah kek om-om gitu?", balas Reyyan kesal pada Kesya.

"Kan emang iya tampang lo kek om-om yang udah beristri empat", jawab Nara dengan wajah datarnya itu, Kesya pun tertawa mendengar jawaban dari temannya.

"Parah lo ya, eh tapi gapapa deh gue disebut kek om-om beristri empat soalnya dari ke empat istri itu salah satunya adalah lo".

Nara berdecih mendengar perkataan Reyyan yang membuat dirinya memutarkan bola matanya malas dan menaikan sebelah alisnya itu.

"Pulang bareng gue", ajaknya lagi pada Nara.

"Wiihh diajak pulang bareng tuh ekhem ekhem, sana terima aja ajakannya", ucap Kesya menggoda Nara.

"Dih ogah banget pulang sama cowok rese kayak dia", balas Nara penuh penolakan.

Mobil ayahnya Kesya sudah datang untuk menjemputnya.

"Eh itu mobil bokap gue udah dateng gue duluan ya, bye bye Nara sayangku cintaku jutek ku, dan oh ya satu lagi gue titip Nara ya Rey, paksa aja biar dia pulang bareng lo".

Perkataan Kesya membuatnya kesal, mengapa temannya itu selalu saja membuat dirinya darah tinggi setiap hari.

"Tuh dengerin Kesya aja nyuruh lo biar pulang bareng gue, lagian langit dah mendung kayaknya mau ujan, jadi lo harus pulang bareng gue, gak nerima penolakan!!".

Nara heran dengan cowok yang ada di depannya ini mengapa langit secerah itu malah dibilang mendung.

"Mata lo buta?", tuh langit cerah woy mana ada mendung".

"Ah bodo amat yang penting lo pulang bareng gue, cepet!", balas Reyyan sembari menarik tangan Nara.

"Heh ini namanya pemaksaan".

Reyyan tidak menggubris perkataannya, sementara Nara masih berdiri belum menaiki motor Reyyan.

"Kenapa diem? Ayok naik, apa perlu gue gendong?", ujar Reyyan.

"Dih ogah gue bisa sendiri", balasnya dengan penuh keterpaksaan.

"Jangan kepedean lo ya, gue mau pulang bareng lo karena gak ada taksi yang lewat",
tuturnya karena tidak ingin membuat Reyyan salah paham.

"Siapa juga yang kepedean sama cewek jutek kek lo", balas Reyyan sembari menyalakan motornya.

Reyyan membawa motor dengan kecepatan tidak wajar hingga membuat gadis yang dibonceng nya itu ketar ketir ingin turun.

"Gila lo ya, lo udah bosen hidup atau gimana bawa motor sengebut ini, gue pengen turun, gue masih pengen hidup woy," teriaknya sembari memukul-mukul punggung laki-laki yang membawanya kebut-kebutan.

"Sini tangan lo".

"Mau ngapain heh?".

"Pegangan atau sekalian mau peluk gue juga boleh banget", ucapnya sedikit tertawa.

"Ogah!".

"Cepet gue mau ngebut nih", tidak berpikir panjang Reyyan langsung membawanya kebut-kebutan yang membuat Nara kembali mengoceh.

"Anjir gak waras lo bawa gue kebut-kebutan gini", teriak Nara.

"Makanya pegangan sama gue", balas Reyyan sembari meraih tangannya dan menempelkannya di pinggang agar Nara berpegangan padanya.

"Kok jantung gue berdetaknya kenceng banget, apa gue suka sama ni cewek?, ah tapi gak mungkin gue suka sama cewek jutek kek dia", gumam dalam hatinya, Reyyan merasakan perasaan yang aneh terhadap Nara.

"Nyesel gue pulang sama ni cowok, gylak banget bawa motornya mana ngeselin lagi aarrrghhh", celotehnya dalam hati.

Gimana nih sama Reyyan dan Nara?

Makasih yang udah mampir💗✨

Kaynara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang