Chapter 24

2.2K 187 12
                                    

"Adek!"

"Canny!"

Baru saja memasuki kamar Canny, keenam gadis Bailey dikejutkan dengan keadaan kamar yang sangat kacau.

Tas, sepatu, dan bahkan seragam sekolah Canny nampak berserakan. Seolah sebelumnya si bungsu hanya sekedar melepas dan melempar semua barang tersebut secara asal-asalan.

Namun point utamanya bukan disana, yang membuat mereka shock adalah kondisi seragam Canny yang terdapat beberapa robekan disertai bercak darah yang sudah mengering.

Dan yang paling parah, mereka dihadapkan pada keadaan Canny yang terkapar lemas di lantai kamarnya.

Gadis itu hanya mengenakan kaos putih polos tanpa lengan dan celana pendek, hal tersebut membuat semua luka-luka yang sebelumnya tersembunyi akhirnya bisa terlihat jelas oleh kakak-kakaknya.

Keenam gadis itu dengan panik menghampiri Canny yang nampak menggeliat kesakitan.

"Adek! Kamu kenapa?!" Ruka dengan sigap meraih tubuh Canny dan menyandarkan tubuh sang adik dalam dekapannya.

Canny sama sekali tak memberi respon, gadis itu hanya mengap-mengap terlihat berusaha meraih nafasnya sendiri.

Rora meraung menyebut nama sang adik, ia ikut terduduk di sebelah Ruka sambil menggenggam erat tangan si bungsu. Sementara Pritha, Ayona, dan Hara hanya diam dengan tatapan shock-nya.

Terlihat satu-satunya orang yang masih mampu menguasai dirinya hanyalah Asa. Setelah melihat keadaan adiknya, tanpa berpikir panjang gadis itu berlari ke arah walk in closest di kamar si bungsu.

Asa dengan cekatan membuka salah satu cabinet yang ada di dalam walk in closest, ia meraih sebuah tabung oksigen portable yang sebelumnya sengaja ia letakan di kamar si bungsu.

Dengan terburu-buru Asa kembali ke dalam kamar, ia menghampiri Ruka yang masih berusaha menarik kesadaran adik bungsunya.

"Kak Ruka! Pake ini."

Fokus Ruka terganggu, untuk sepersekian detik ia hanya diam sambil menatap bingung tabung oksigen yang diserahkan Asa padanya.

Sejak kapan di rumah punya oksigen portable? heran Ruka.

"Kak Ruka!"

Teriakan Asa menyadarkan Ruka dari keterdiamannya. Ruka kemudian mengangguk dan segera memakaikan masker oksigen tersebut hingga menutupi mulut dan hidung Canny.

"Yang lain minggir dulu, jangan kerubungin adek." pinta Ruka. Gadis lainnya pun mengambil langkah mundur menuruti ucapan Ruka.

Mereka menunggu dengan was-was, sementara itu Asa menjauh dan mulai sibuk dengan ponselnya. Ia terlihat seperti sedang berbicara serius dengan seseorang di telepon.

Setelah mendapat pasokan oksigen, berangsur-angsur tampak nafas Canny sudah mulai teratur dengan tubuhnya yang berhenti gelisah.

Namun semua itu tak bertahan lama, kepanikan kembali melanda saat Canny tiba-tiba kehilangan kesadarannya.

"Adek!" Ruka berteriak saat tubuh sang adik tiba-tiba melemas dalam pelukannya.

"Adek bangun!" Ruka mengguncang pelan tubuh Canny, namun sama sekali tak ada respon. Mata gadis itu tertutup rapat.

Ruka sudah hampir menangis karena tertekan oleh rasa cemas.

"Kita harus bawa adek ke rumah sakit!" teriak Ruka pada saudaranya yang lain.

Tanpa perlu diminta, Hara dengan penuh kesadaran langsung mengambil alih tubuh sang bungsu dan menggendongnya dengan mudah.

Gadis jangkung itu berjalan keluar kamar yang kemudian diikuti oleh saudaranya yang lain.

Daddy's Girl ; BabyMonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang