Happy ReadingBuana menghadirkan harsa dan laraku secara bersamaan - Asa Ananta
......
Asa saat ini sudah sampai di sekolah .
"Sa pr lo udah ? ," ucap Azura.
"Udah , matematika itu kan ? , " ucap Asa.
" Pinjemin lah ,kita kan teman , " ucap Dion yang tiba tiba datang.
" Iya , pinjem dong Asa yang baik
hati hehe ," ucap Azura."Muji muji kalo ada maunya , nih , " ucap Asa sambil meyodorkan bukunya , tak heran jika sahabatnya memintanya contekan karena Asa memang terkenal pintar .
"Makasih Asa cantik , "ucap Azura .
"Ya ,"ucap Asa singkat.
Tidak lama bel masuk bunyi dan guru mapel pun masuk .
" Anak anak hari ini ibu akan membagikan nilai pulang an harian kemarin , " ucap guru tersebut.
" Iya bu , " seru semua murid di kelas.
" Ck , jelek banget pasti nilai
gue , " ucap Azura ." Belum juga di kasih , udah pesimis aja lo , " ucap Asa.
"Gini ya sa, gue itu bukan pesimis tapi emang biasanya begitu , " ucap Azura.
"Azura , " tidak lama guru itu memanggil untuk memberikan nilai nya.
"Ra itu , lo dipanggil , " ucap Asa.
"Eh iya , " ucap Azura.
Setelah itu Azura pun kedepan dan lalu kembali duduk di tempatnya yang berada di samping Asa .
"Ya lumayan lah , " ucap Azura setelah melihat nilai nya dengan wajah yang bangga.
" Tuh kan gue bilang juga apa , jangan pesimis dulu , " ucap Asa .
" Iya Asa cantik , " ucap Azura.
Tidak lama giliran Asa yang menerima nilainya .
"Duh deg deg an banget gue , takut jelek nanti papah marah lagi , " ucap Asa.
" Udah berdoa aja sa kan tadi lo bilang jangan pesimis dulu , " ucap Azura.
"Iya iya bawel , " ucap Asa.
Setelah itu Asa maju ke depan dan melihat nilainya .
"Duh gimana ini ra ,
nilai gue turun , " ucap Asa setelah melihat kertas berisi nilainya ."Emang berapa ? , " tanya Azura.
"96 ," ucap Asa .
"96 , itu gede sa , " ucap Azura kaget ketika melihat raut wajah khawatir Asa , padahal nilai tertinggi di kelas .
"Gede menurut lo tapi nggak bagi papa gue , " ucap Asa dengan raut wajah risau .
" Kenapa sih sa lo takut banget kalo dimarahin papa lo , paling juga cuman diceramahinkan ?, " ucap Azura keheranan.
Tingg
Gak kerasa ternyata bel istirahat sudah berbunyi.
" Gak papa , ya udah yok ke kantin
aja , " ucap Asa mengalihkan pembicaraan ." Gak papa sa gue gak maksa kok , tapi kalo lo mau cerita , cerita aja ke gue gue siap kok ngedengerin cerita lo , " ucap Azura sambil memegang pundak Asa untuk meyakinkan .
" Iya ra , makasih ya , "ucap Asa dengan tersenyum simpul.
Saat mereka jalan di koridor untuk ke kantin tiba tiba Areksa datang ngehampirin mereka .
" Sa sepupu lo tuh si Amerta katanya dia dibully lagi sama Nesta dan temen temennya , " ucap Areksa .
Shitt batin Asa.
"Dimana mereka sekarang , " ucap Asa.
" Dibelakang gedung sekolah kalau gak salah , " ucap Areksa.
" Thanks info nya , " ucap Asa.
"Yoi , " jawab Areksa.
Asa pun bergegas lari ke belakang gedung sekolah.
....
"NESTA , masih berani lo ya gangguin dia , " teriak Asa.
" Ngapain gak ? dia itu mainan gue , " ucap Nesta .
" Lo kira dia barang lo jadiin
mainan ? , " ucap Asa yang mulai tersulut emosi." Ngapain sih lo kesini mau jadi pahlawan , " ucap Nesta dengan nada meremehkan .
Dengan langkah pelan Asa berjalan dan berhenti tepat di telinga
Nesta " gue gak akan tinggal diem kalau lo masih gangguin dia " .Setelah mengucapkan kata itu Asa langsung menarik tangan Amerta untuk pergi.
"Ayo gue obatin , " ucap Asa.
Amerta pun hanya mengaguk dan mulai megikuti langkah Asa .
.....
Mereka sampai di uks.
" Maapin gue ya tadi telat
datangnya , " ucap Asa ." Iya gak papa , makasih ya udah mau ngobatin , " ucap Amerta.
" Iya santai aja , " ucap Asa.
Hening beberapa detik , tapi tidak lama Amerta mulai mengawali pembicaraan.
"Gimana sa hasil ulangan
kemaren ? , " tanya Amerta." Nilai gue turun ta , sampai rumah pasti bakal disambut sama pukulan papah , " ucap Asa dengan nada pasrah.
" Dan lo sendiri gimana ? , " tanya Asa balik.
" Gue sih udah pasti gak terlalu bagus gue gak sepinter lo , " ucap Amerta dengan nada candaan.
"Bukan itu maksud gue , keluarga
lo ? , " ucap Asa." Bisnis ayah gue makin turun drastis sa , gue sebenernya ada rencana buat kerja paruh waktu, " curhat Amerta.
"Udahlah lo fokus sekolah aja , "ucap Asa.
" Gue juga maunya gitu tapi gimana mereka tiap hari berantem , rumah gue berisik banget sa , " ucap Amerta yang semakin lirih.
" Tapi gue kayak gak pantes curhat gini ke lo , karena lo juga punya luka yang gak beda jauh , " lanjut Amerta .
" Ta lo tau gak kenapa kita sama sama diberi luka ? , " ucap Asa.
" Kenapa ? , " tanya Amerta balik.
"Ya karena untuk saling melengkapi dan bertukar cerita , jadi kalau mau cerita gak usah sungkan karena gue juga ngerasain , cuman beda versi , " ucap Asa.
" Lo juga kalau mau cerita gak usah sungkan ya ? , karena pendengar juga butuh didengar , " ucap Amerta.
" Iya pasti , " ucap Asa sambil tersenyum tipis .
" Yaudah yok balik udah mau masuk itu , " lanjut Asa.
" Maapin gue ya sa gara - gara gue , lo gak jadi ke kantin , " ucap Amerta dengan raut menyesal.
" Udah santai aja urusan itu mah gampang , " ucap Asa.
" Udah yok balik , " lanjut Asa.
" Yok , " ucap Amerta.
Makasih udah baca .
Maaf kalo banyak typo dan gak sesuai ekspetasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Hurts
RandomDua gadis yang ditakdirkan untuk memiliki luka , berbeda tapi sama sakitnya . Cerita ini hasil karangan sendiri jika ada kemiripan dengan cerita lain maap itu mungkin ketidak sengajaan .