2?

26 3 2
                                    


Happy Reading

Buana menghadirkan harsa dan laraku secara bersamaan - Asa Ananta

......

Asa saat ini sudah sampai di sekolah .

"Sa pr lo udah ? ," ucap Azura.

"Udah , matematika itu kan ? , " ucap Asa.

" Pinjemin lah ,kita kan teman , " ucap Dion yang tiba tiba datang.

" Iya , pinjem dong Asa yang baik
hati hehe ," ucap Azura.

"Muji muji kalo ada maunya , nih , " ucap Asa sambil meyodorkan bukunya , tak heran jika sahabatnya memintanya contekan karena Asa memang terkenal pintar .

"Makasih Asa cantik , "ucap Azura .

"Ya ,"ucap Asa singkat.

Tidak lama bel masuk bunyi dan guru mapel pun masuk .

" Anak anak hari ini ibu akan membagikan nilai pulang an harian kemarin , " ucap guru tersebut.

" Iya bu , " seru semua murid di kelas.

" Ck , jelek banget pasti nilai
gue , " ucap Azura .

" Belum juga di kasih , udah pesimis aja lo , " ucap Asa.

"Gini ya sa, gue itu bukan pesimis tapi emang biasanya begitu , " ucap Azura.

"Azura , " tidak lama guru itu memanggil untuk memberikan nilai nya.

"Ra itu , lo dipanggil , " ucap Asa.

"Eh iya , " ucap Azura.

Setelah itu Azura pun kedepan dan lalu kembali duduk di tempatnya yang berada di samping Asa .

"Ya lumayan lah , " ucap Azura setelah melihat nilai nya dengan wajah yang bangga.

" Tuh kan gue bilang juga apa , jangan pesimis dulu , " ucap Asa .

" Iya Asa cantik , " ucap Azura.

Tidak lama giliran Asa yang menerima nilainya .

"Duh deg deg an banget gue , takut jelek nanti papah marah lagi , " ucap Asa.

" Udah berdoa aja sa kan tadi lo bilang jangan pesimis dulu , " ucap Azura.

"Iya iya bawel , " ucap Asa.

Setelah itu Asa maju ke depan dan melihat nilainya .

"Duh gimana ini ra ,
nilai gue turun , " ucap Asa setelah melihat kertas berisi nilainya .

"Emang berapa ? , " tanya Azura.

"96 ," ucap Asa .

"96 , itu gede sa , " ucap Azura kaget ketika melihat raut wajah khawatir Asa , padahal nilai tertinggi di kelas .

"Gede menurut lo tapi nggak bagi papa gue , " ucap Asa dengan raut wajah risau .

" Kenapa sih sa lo takut banget kalo dimarahin papa lo , paling juga cuman diceramahinkan ?, " ucap Azura keheranan.

Tingg

Gak kerasa ternyata bel istirahat sudah berbunyi.

" Gak papa , ya udah yok ke kantin
aja , " ucap Asa mengalihkan pembicaraan .

" Gak papa sa gue gak maksa kok , tapi kalo lo mau cerita , cerita aja ke gue gue siap kok ngedengerin cerita lo , " ucap Azura sambil memegang pundak Asa untuk meyakinkan .

" Iya ra , makasih ya , "ucap Asa dengan tersenyum simpul.

Saat mereka jalan di koridor untuk ke kantin tiba tiba Areksa datang ngehampirin mereka .

" Sa sepupu lo tuh si Amerta katanya dia dibully lagi sama Nesta dan temen temennya , " ucap Areksa .

Shitt batin Asa.

"Dimana mereka sekarang , " ucap Asa.

" Dibelakang gedung sekolah kalau gak salah , " ucap Areksa.

" Thanks info nya , " ucap Asa.

"Yoi , " jawab Areksa.

Asa pun bergegas lari ke belakang gedung sekolah.

....

"NESTA , masih berani lo ya gangguin dia , " teriak Asa.

" Ngapain gak ? dia itu mainan gue , " ucap Nesta .

" Lo kira dia barang lo jadiin
mainan ? , " ucap Asa yang mulai tersulut emosi.

" Ngapain sih lo kesini mau jadi pahlawan , " ucap Nesta dengan nada meremehkan .

Dengan langkah pelan Asa berjalan dan berhenti tepat di telinga
Nesta " gue gak akan tinggal diem kalau lo masih gangguin dia " .

Setelah mengucapkan kata itu Asa langsung menarik tangan Amerta untuk pergi.

"Ayo gue obatin , " ucap Asa.

Amerta pun hanya mengaguk dan mulai megikuti langkah Asa .

.....

Mereka sampai di uks.

" Maapin gue ya tadi telat
datangnya , " ucap Asa .

" Iya gak papa , makasih ya udah mau ngobatin , " ucap Amerta.

" Iya santai aja , " ucap Asa.

Hening beberapa detik , tapi tidak lama Amerta mulai mengawali pembicaraan.

"Gimana sa hasil ulangan
kemaren ? , " tanya Amerta.

" Nilai gue turun ta , sampai rumah pasti bakal disambut sama pukulan papah , " ucap Asa dengan nada pasrah.

" Dan lo sendiri gimana ? , " tanya Asa balik.

" Gue sih udah pasti gak terlalu bagus gue gak sepinter lo , " ucap Amerta dengan nada candaan.

"Bukan itu maksud gue , keluarga
lo ? , " ucap Asa.

" Bisnis ayah gue makin turun drastis sa , gue sebenernya ada rencana buat kerja paruh waktu, " curhat Amerta.

"Udahlah lo fokus sekolah aja , "ucap Asa.

" Gue juga maunya gitu tapi gimana mereka tiap hari berantem , rumah gue berisik banget sa , " ucap Amerta yang semakin lirih.

" Tapi gue kayak gak pantes curhat gini ke lo , karena lo juga punya luka yang gak beda jauh , " lanjut Amerta .

" Ta lo tau gak kenapa kita sama sama diberi luka ? , " ucap Asa.

" Kenapa ? , " tanya Amerta balik.

"Ya karena untuk saling melengkapi dan bertukar cerita , jadi kalau mau cerita gak usah sungkan karena gue juga ngerasain , cuman beda versi , " ucap Asa.

" Lo juga kalau mau cerita gak usah sungkan ya ? , karena pendengar juga butuh didengar , " ucap Amerta.

" Iya pasti , " ucap Asa sambil tersenyum tipis .

" Yaudah yok balik udah mau masuk itu , " lanjut Asa.

" Maapin gue ya sa gara - gara gue , lo gak jadi ke kantin , " ucap Amerta dengan raut menyesal.

" Udah santai aja urusan itu mah gampang , " ucap Asa.

" Udah yok balik , " lanjut Asa.

" Yok , " ucap Amerta.















Makasih udah baca .
Maaf kalo banyak typo dan gak sesuai ekspetasi.

Everything HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang