5?

10 2 0
                                    

Sebarin dong ceritanya biar rame

Happy Reading







Aku hanya orang yang melanjutkan hidup dengan sejuta luka - Asa Ananta









...

Gadis dengan rambut panjang terurai dengan piyama yang dikenakan itu sedang duduk melamun di dekat jendela , melihat rintikan hujan yang dengan bebas turun membasahi bumi di iringi suara petir yang bergemuruh di langit .

" Hujan aku ingin seperti suara petirmu , yang bisa bersuara dengan bebas , tapi aku tak ingin seperti airmu , yang bisa jatuh dimanapun itu , " ucapnya setelah itu beranjak untuk pergi tidur.

Baru saja ingin tidur tiba - tiba ada suara seseorang mengetuk pintu kamar nya . Asa pun beranjak dari ranjangnya. Karena hari sudah larut malam .

" Non ini makan dulu , bibi perhatiin dari pagi belum makan , " ucap asisten rumah tangga Asa yang dipanggil bi imah .

" Eh iya bi makasih , " ucap Asa dengan tersenyum hangat kepada bi imah .

Asa membawa makanan itu ke kamarnya . Hatinya merasa hangat dengan perlakuan bi imah , dia merasa diperhatikan . Selama ini orang tuanya tidak pernah sekalipun memperdulikan nya .









....

Surya mulai menampakkan diri , cahayanya menyelinap masuk kedalam kamar Asa .

" Loh bi mama sama papa mana ? , kok sepi , " tanya Asa sambil menuruni tangga .

" Tuan tadi malam kayanya nggak pulang non , terus nyonya udah pergi tadi ," ucap bi imah .

" Oh gitu ya bi , " ucap Asa .

Asa pun sarapan dengan tenang . Dia lebih suka suasana seperti ini , ketika kebanyakan orang mendambakan untuk makan bareng keluarga , tapi Asa lebih memilih untuk makan sendiri .

Setelah itu Asa pergi ke sekolahnya dengan membawa sepeda . Sebenarnya waktu baru menunjukkan pukul setengah enam , tapi Asa memang suka berangkat lebih awal karena jalanan nya masih sepi .

Asa mengayuh sepedanya dengan tenang , sambil menikmati indahnya pemandangan alam . Mendengarkan suara burung burung yang berkicau di pagi hari . Sungguh indah suara burung itu .

Asa pun sudah sampai dan segera memakirkan sepedanya .

Baru saja ingin masuk kedalam kelasnya dia mendengar suara yang tak asing di telinga nya .

" Sendirian aja  ? ," ucap seseorang itu .

" Ck , demen banget ngagetin , " ucap Asa sedikit sewot pada Areksa , ya cowok itu Areksa. Dan dia hanya menanggapi dengan teresenyum kuda.

Asa pun berlalu pergi ke dalam kelas meninggalkan Areksa di depan kelas.

Tidak sadar seutas senyum terbit di bibir Areksa , " Gemes " .

" Ngapain lo senyum senyum
sendiri di depan kelas , " ucap Dion yang tiba tiba datang .

Ia pun melirik ke dalam kelas yang terdapat seorang gadis cantik tengah sibuk dengan bukunya , " Kalau suka tuh bilang jangan dipendem , " ucap Dion sambil menepuk pundak Areksa lalu melenggang pergi masuk ke dalam kelas .

" Suatu saat kalau udah ada waktu yang pas gue nyatain perasaan gue , untuk sekarang dipendem dulu , "
batin Areksa .

" Mau berdiri di situ terus ? , " ucap Asa pada Areksa , pasalnya sedari tadi Areksa melamun di depan pintu .

Areksa yang tersadar dari lamunan nya pun segera masuk ke dalam kelas dengan memasang wajah yang datar seperti biasa . Asa yang melihat wajah datar Areksa biasa saja , Areksa sehari - hari  memang selalu memasang wajah datar , jika ditanya Asa apa gak capek muka datar terus , dia selalu jawab  gue senyum cuma ke orang - orang tertentu . Berbeda Dengan sahabat nya yang satu lagi , yaitu  Dion  , dia adalah orang yang ceria dan jahil.




                           .......
Asa yang duduk di bangkunya merasa ada yang mengawasinya , dia pun menoleh ke jendela dan benar saja ada Amerta yang sedang melihatnya dengan penuh arti . Asa yang sadar akan tatapan itu mengaguk paham.

Bell istirahat berbunyi

Asa bergegas pergi ke rooftop sekolah.

"Mau kemana sa ? ," ucap Azura heran.

"Ada urusan ra , maap nggak bisa nemenin kamu di si bi , " jawab Asa .

" Iya santai aja , hati hati sa ," .

Asa hanya mengaguk.







                             .........

Amerta sudah menunggu Asa di sana dan sekarang mereka tengah duduk di rooftop .

" Ayah gue sakit sa ," ucap Amerta pelan.

Asa yang sedari tadi diam pun kaget mendengar ucapan Amerta barusan .

" Gue bingung harus gimana sa , " lanjutnya lagi.

Asa diam sembari mendengarkan Amerta bercerita .

" Apa gue nyerah aja ya , biar beban mereka ilang satu , gue ngerasa gak berguna sa  "

" Gak usah ngomong aneh aneh , kalau capek tuh jangan langsung mikir mau nyerah , bisa jadi kedepannya ada keajaiban ta , " ucap Asa panjang lebar.

" Lagi pula setiap sesuatu yang diciptakan tuhan itu pasti bermakna , jadi jangan merasa lo itu gak berguna , lo harus kuat , " lanjutnya .

" Lo bener sa , gue salut sama lo , gue gak bisa sekuat lo  , " ucap Amerta sambil memegang bahu Asa dengan pandangan sendu .

" Kita semua kuat ta , kalau kita gak kuat gak mungkin kita masih ada di sini dan kita punya alasan  ada di dunia ini  , " ucap Asa .





















Haiiii aku balik lagi , maap yah lama update 🙂🙏🏻 , soalnya bingung mau di lanjut atau gak .

Menurut kalian ceritanya lanjut atau gak ???

Semoga kalian suka sama bab ini dan maap jika banyak typo.















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Everything HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang