11. Ketahuan

2.5K 314 18
                                    

"Bang?"

Lamunan Alan malam itu buyar ketika suara sang ayah terdengar memanggilnya. Meski hujan turun di luar sana, Alan masih bisa mendengar jelas suara teduh khas Derwata. Seperti yang Alan duga, Derwata datang sambil membawa secangkir coklat panas suruhan Naka. Alan tersenyum tipis lantas mengisyaratkan sang ayah agak tidak berisik sambil menunjuk Chandra yang tertidur pulas di kasur Alan.

Derwata terkekeh pelan dan mengangguk mengerti, lantas masuk ke dalam kamar dan menutup pintu sepelan mungkin agar Chandra tak terbangun.

"Ini." Ucap Derwata sambil menyerahkan cangkir berisi coklat panas itu.

"Makasih, yah."

Alan menyeruput pelan minumannya sembari memperhatikan sang ayah yang menarik pelan selimut sambil ke leher Chandra.

"Abang kayaknya lagi gak nugas deh. Terus kenapa belum tidur?" Tanya Derwata. Pasalnya dia melihat ke arah meja belajar Alan yang tidak dipenuhi buku atas laptop seperti biasanya.

"Ada yang dipikirin?"

Terkadang, Alan merutuki kepekaan sang ayah yang melebihi cenayang. Dia tidak bisa mengelak, tapi dia gak mungkin mengaku pada ayah apa yang sedang dia pikirkan.

"Mau di share sama ayah, gak?" Tanya Derwata lagi.

Kali ini Alan hanya tersenyum sambil menggeleng pelan.
"Cuma tugas, yah. Alan bingung kapan bagi waktunya aja."

"Gitu aja kok dipikirin. Ibaratkan tuh gini." Alan menoleh pada sang ayah dengan raut wajah bingung ketika Derwata mengambil cangkir dengan coklat panas yang baru seperempat dia minum dan meletakkannya diatas meja.

"Coba kamu ambil gelas itu."

Sesuai instruksi dan tanpa berkomentar, Alan mengambilnya.

"Berat atau ringan?" Tanya Derwata.

"Ringan." Jawab Alan singkat.

"Sekarang kalau kamu ayah suruh angkat gelas itu seharian, gimana?"

"Ya pegel dong. Gelasnya masih tetap ringan, tapi karena tangan Alan pegel, gelasnya jadi terasa berat."

Derwata mengangguk.
"Masalah ibaratkan seperti gelas itu."

"Sebenarnya masalahnya ringan, tapi karena dipikirin terus, masalahnya jadi tambah berat."

Alan yang speechless hanya bisa terkekeh pelan mendengarnya.

"Gak semua hal harus kamu pikirkan. Kadang berbagi meski kamu tahu orang itu gak bakalan ngerti juga gak apa apa kok."

"Iya, yah."

Derwata lantas mengusap surai gelap Alan sebelum keluar dari sana. Tepat setelah pintu kamar Alan tertutup, Alan menghela nafas berat.

Alan melirik bingkai fotonya berdua dengan Keenan yang diambil secara candid oleh satu satunya orang yang paling jago foto di keluarga Arkana. Alan suka foto itu alih alih segudang selfie nya dengan Keenan.

 Alan suka foto itu alih alih segudang selfie nya dengan Keenan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2. Arkana || NCT dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang