Chapter 4 - Genggaman

12 3 2
                                    

Sesuai janjinya, setelah menyelesaikan latihan dengan amat sangat baik dan lancar. Yeoreum pergi ke kampus untuk menemani kekasihnya yang sangat sibuk. Tapi, sampai saat ini dia tidak tahu apa yang sedang dia kerjakan di ruang musik. Sebelum memasuki ruang musik, Yeoreum bertemu lebih dulu dengan Hyena teman satu kelasnya.

"YA! Hyena-ya! Apa yang sedang kalian lakukan di kelas?" Teriakan Yeoreum membuat Hyena dan kekasihnya terkejut disaat mereka berdua sedang berciuman panas hingga pakaian bagian atas Hyena hampir terbuka.

"Hah, anak ini mengganggu sekali" gumam Hyena

Dengan cepat Hyena merapihkan dirinya dan sang pria keluar dari kelas. Tatapan mata Yeoreum pada lelaki itu sangat sinis, sebab pria itu pernah terlihat dengan wanita lain di belakang kampus sedang berciuman juga.

"YA! Kalau ingin pamer ciuman kalian tidak usah memintaku kesini. Cepat ada apa?" ucap Yeoreum kesal pada Hyena

"Aku mau mengajakmu ke club di Gangnam nanti malam. Bisa kan? Bersenang-senanglah Yeoreum sesekali. Hidupmu sangat membosankan"

"Tidak bisa. Aku ada urusan yang lebih penting daripada ke club. Jadi, hanya itu yang ingin kamu bicarakan?" Hyena hanya mengangguk dan tertawa sendiri. Terlihat begitu menyebalkan di mata Yeoreum kelakuan temannya itu.

"Bicarakan itu kan bisa lewat telepon atau kirim pesan. Mataku jadi rusak melihat hal mesum tadi. Dan kau harus tahu, kekasihmu itu sudah selingkuh" ujar Yeoreum dengan kesal

"Iya aku sudah tahu, dia sedang meminta maaf padaku tadi tapi diganggu. Aku juga sengaja memintamu kesini supaya kau bisa melihat secara langsung. Lalu hubunganmu dan Jin ada kemajuan? Pegangan tangan saja aku rasa kamu tidak pernah kan? Atau mau aku ajarkan yang lebih?" Hyena tertawa meledek Yeoreum.

"Dasar anak gila! Sudahlah aku mau menemai Jin dulu di ruang musik" timpal Yeoreum yang melangkah meninggalkan Hyena sendiri di kelas.

***

Suara alunan musik dari piano itu terdengar indah dari luar ruangan. Memang ruang musik yang satu ini tidak terlalu kedap suara. Yeoreum berhenti saat tangannya ingin mendorong pintu, dia mendengar alunan musik yang sangat dia kenal dengan baik.

Ini seperti lagu demo yang pernah aku berikan pada Jin setahun yang lalu, dan aku memintanya untuk menambahkan bagian yang ku rasa kurang, tapi tidak tahu dimana kurangnya. Indah. Musiknya terdengar indah ditelingaku, auranya pun biru dan sendu. Aku menyukainya, sangat menyukainya. Kenapa, saat sudah ditangan Jin menjadi terdengar lebih indah. Dia memang berbakat. Batin Yeoreum sembari menyenderkan punggungnya pada pintu dan tersenyum sendiri.

Setelah selesai mendengarkan, Yeoreum masuk ke dalam dengan wajah yang ceria. Tidak ada respon apapun dari Seokjin, menoleh saja tidak.

"Sudah makan Jin?" tanya Yeoreum dan duduk di ujung ruangan

"Belum" jawab Seokjin tanpa melihat ke arah Yeoreum

"Aku pesankan sesuatu ya. Aku juga belum makan. Kamu mau apa?" Seokjin beranjak dari duduknya dan menghampiri Yeoreum lalu meletakkan tangannya di kening wanita yang sedang sibuk dengan ponsel membuka aplikasi delivery. Dan setelahnya kembali duduk di depan piano

Kenapa tiba-tiba?. Batin Yeoreum yang kedua pipinya kini memerah

"Kenapa belum makan? Nanti sakit lagi seperti kemarin?

"Ingin makan bersama. Tidak enak kalau makan sendiri. Jadi, tidak semangat makannya"

Seokjin tidak menghiraukan ucapan Yeoreum, malah mengalihkan pembicaraannya ke yang lain.

"Lagunya sudah selesai. Aku kirimkan ya"

"Eum, iya. Terima kasih, Jin. Aku ingin membuat liriknya, bagaimana? Aku ingin lagu kita ini ada yang menyanyikannya lalu kita berdua yang akan mengiringi lagunya. Tapi, sepertinya itu hanya mimpi untukku." Yeoreum langsung lesuh karena impiannya kemungkinan tidak akan menjadi nyata.

Let's Not...Where stories live. Discover now