Sampai mereka bertiga disebuah kedai BBQ yang tidak begitu besar. Kebetulan disana sedang sepi karena sudah malam. Seorang staff menyapa mereka sesaat masuk ke dalam kedai
"Oseo oseyo" sapa sopan seorang staff dan langsung menuntun mereka ke sudut meja yang cukup untuk mereka bertiga.
"Mau makan apa?" Hoseok bertanya pada dua orang didepannya memecah keheningan
"Apa saja"
"Apa saja"
Mereka menjawab bersamaan membuat Hoseok tertawa sendiri.
"Kompak sekali kalian. Baiklah aku yang pesankan, kalian berdua harus menghabiskan ya" beranjak ke tempat pemesanan meninggalkan kedua temannya yang saling terdiam.
Yeoreum menuangkan air ke gelas yang sudah tersedia di meja.
"Gomawo" ucap Seokjin saat Yeoreum menaruh gelas di depannya.
"Ah, Jin. Tidak seharusnya kau duduk disana. Kemari. Baiknya kalian duduk bersebelahan" ucap Hoseok langsung menarik tangan Seokjin untuk pindah kesamping Yeoreum.
"Kalian ini kenapa diam saja? Apa aku mengganggu kalian?" Hoseok merasa bersalah telah muncul diantara mereka berdua dihari yang harusnya mereka rayakan berdua.
"Tidak, Hob. Tidak sama sekali, justru aku jadi lebih terbantu olehmu" sahut Seokjin
"Maksudnya?" tanya Yeoreum dengan wajah kebingungannya
Belum menjawab pertanyaan Yeoreum, seorang pelayan datang dengan membawa menu yang sudah di pesan oleh Hoseok tadi. Dua porsi daging yang siap di bakar tersaji di meja mereka lengkap dengan sayuran pendamping, biasanya Yeoreum akan bersemangat membakarkan daging dan berlaga seperti chef sungguhan. Tetapi, kali ini dia tidak bersemangat sebab dia merasa diacuhkan saat pertanyaan tadi tidak ada yang bisa menjawabnya.
"Ayo, kita makan aku sudah lapar sekali" Hoseok mengalihkan pertanyaan Yeoreum
Maaf, aku tidak bisa menjelaskannya. Aku takut kamu sakit hati jika tahu itu. Hoseok membatin sembari membolak-balikkan daging yang dia dan Seokjin bakar. Setelah satu potong daging matang Seokjin menaruh di atas mangkok nasi Yeoreum setelah dicocolkan dengan pasta cabai.
Yeoreum melirik serta membatin "Pasti Hobi yang sudah mengajarkan" lalu mengusap pelan dadanya 'kenapa sesak sekali sih' gerutunya dalam hati untuk kesekian kalinya.
Yeoreum tidak langsung memakannya, dia malah melamun dengan menatap ke arah mangkok nasinya.
"Jangan melamun, makan dulu. Kamu belum makan kan? Tadi di atas sana mukamu pucat" suara lembut namun terdengar gentle itu menyadarkan Yeoreum sembari menyodorkan sepotong daging yang sudah siap disantap di depan mulut Yeoreum.
Yeoreum melirik ke arah lak-laki itu, Seokjin mengangguk kecil memberi kode persetujuan. Tanpa berpikir panjang, Yeoreum menerima suapan dari tangan Seokjin
"Terima kasih, Jin" ucap Yeoreum dengan mulut yang terisi penuh
Tingkah laku sepasang kekasih itu membuat hati Hoseok cukup panas "Kalian itu benar-benar ya, menyesal aku berada disini" mereka hanya tersemyum tipis pada Hoseok yang mempercepat makannya dan segera pergi dari tengah-tengah mereka.
"Katamu waktu itu ada wanita yang kamu suka Hob, apa dia satu kampus dengan kita?" tanya Seokjin sembari menaruhkan lagi potongan daging yang baru saja matang di atas mangkok wanita yang sedang memutar-mutarkan ujung rambutnya sendiri.
"Iya, satu kampus. Tapi sudahlah sekarang dia sudah punya kekasih" jawab Hoseok dengan pura-pura tertawa, padahal dalam hatinya terasa sakit karena wanita yang dimaksud sekarang sedang duduk di depannya.
YOU ARE READING
Let's Not...
FanfictionApakah perpisahan adalah jalan keluarnya dari segala sakitmu? Jika benar.. biarkan aku pergi agar kau bisa bahagia dengan yang lain