"Chika, kamu enggak berniat cari pacar kah?" tanya seseorang perempuan membuyarkan lamunannya.
"Apa sih, Mbak? Masa tiba-tiba nanya itu." Chika mendengus kecil sambil mengelus-elus kucing di hadapannya.
"Jangan lama-lama sendirian. Nanti kamu lupa caranya membuka hati lagi," ucap perempuan itu lagi. Ia sudah duduk di sampingnya.
Chika terdiam. Masih memainkan jari-jarinya di antara lebatnya bulu kucing bulat itu.
"Binka, menurut kamu apakah aku harus cari pacar lagi?"
"Idih malah tanya kucing. Omongan mbak kamu enggak mau didengerin."
"Bukan begitu, Mbak."
"Terus apa?"
"Enggak kenapa-kenapa, Mbak. Jangan ngomongin itu ah, Mbak!"
"Dih kamu mah malah begitu tiap aku membahas ini. Ya sudahlah, Mbak mau jemput anakku dulu," ucap perempuan itu sambil terbangun dari
....
Chika masih terdiam menatap Binka.
"Andai saja dia tahu ya, Binka. Seperti apa aku dulu terjatuh begituuu dalam.."
Ditariknya lengan kiri jaketnya. Menutupi parut luka yang pernah ia lukiskan kemerahan di lengannya lima tahun yang lalu.