4 (365)

19 4 2
                                    

Pagi ini begitu dingin mengingatkan aku kejadian sepuluh tahun silam dimana aku masih bermain bersama hujan kala sore itu tanpa menoleh pada ibuku yang sepertinya memanggil namaku "ah nanti saja"pikirku saat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi ini begitu dingin mengingatkan aku kejadian sepuluh tahun silam dimana aku masih bermain bersama hujan kala sore itu tanpa menoleh pada ibuku yang sepertinya memanggil namaku "ah nanti saja"pikirku saat itu

Aku terus bermain dan juga menari di antara rintik-rintik hujan deras sambil tertawa lepas hingga guntur mengejutkanku

Aku lalu berlari menuju teras rumah minimalis modern.Tak sengaja aku menoleh pada jendela kaca yang dari luar pun tampak jelas beberapa manusia di dalamnya

Aku melihat satu keluarga yang begitu menikmati makanan yang sangat jarang aku memakannya bersama ibu  yang tersaji di atas meja

Keluarga itu hanya sibuk pada makanannya tanpa ada pembicaraan lalu beranjak setelah makanannya habis dan meninggalkan seorang wanita yang seumuran ibu tetapi ada yang janggal wanita itu terlihat menangis sambil membereskan piring-piring yang membuatku  merasa sedih dan teringat ibu

Segera aku berlari menuju tempat aku bersama ibu bernaung di gubuk reyot yang kami tempati bertahun-tahun

Kulihat ibuku telah menunggu di pintu dengan raut wajah yang begitu khawatir "ah ibuku ini tidak berubah"gumamku lalu aku melambaikan tanganku dan benar saja senyumnya yang manis ia tunjukkan. aku lalu memeluknya sembari merapalkan doa dalam hati agar ibuku menjadi manusia yang paling bahagia di dunia kemudian ia membalas pelukanku

Pelukannya hangat hingga saat ini

Selasa,12 februari 2013

ABSTRAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang