Pagi ini begitu dingin mengingatkan aku kejadian sepuluh tahun silam dimana aku masih bermain bersama hujan kala sore itu tanpa menoleh pada ibuku yang sepertinya memanggil namaku "ah nanti saja"pikirku saat ituAku terus bermain dan juga menari di antara rintik-rintik hujan deras sambil tertawa lepas hingga guntur mengejutkanku
Aku lalu berlari menuju teras rumah minimalis modern.Tak sengaja aku menoleh pada jendela kaca yang dari luar pun tampak jelas beberapa manusia di dalamnya
Aku melihat satu keluarga yang begitu menikmati makanan yang sangat jarang aku memakannya bersama ibu yang tersaji di atas meja
Keluarga itu hanya sibuk pada makanannya tanpa ada pembicaraan lalu beranjak setelah makanannya habis dan meninggalkan seorang wanita yang seumuran ibu tetapi ada yang janggal wanita itu terlihat menangis sambil membereskan piring-piring yang membuatku merasa sedih dan teringat ibu
Segera aku berlari menuju tempat aku bersama ibu bernaung di gubuk reyot yang kami tempati bertahun-tahun
Kulihat ibuku telah menunggu di pintu dengan raut wajah yang begitu khawatir "ah ibuku ini tidak berubah"gumamku lalu aku melambaikan tanganku dan benar saja senyumnya yang manis ia tunjukkan. aku lalu memeluknya sembari merapalkan doa dalam hati agar ibuku menjadi manusia yang paling bahagia di dunia kemudian ia membalas pelukanku
Pelukannya hangat hingga saat ini
Selasa,12 februari 2013
KAMU SEDANG MEMBACA
ABSTRAK
Poetrysetiap kalimatnya mungkin tidak menarik perhatianmu Kataku tak lugas namun coba saja baca di sela waktumu dan jika boleh tuan dan nona berikan perhatian kecil di setiap kata-kata yang tertuang