Bagian tiga puluh

4.3K 140 2
                                    

"Rey kamu jadi ajak aku sama anak-anak ke Jerman?" tanya Risa seraya bersandar di headboard. Mereka baru saja menyelesaikan hubungan suami istri. Tubuh telanjang keduanya hanya tertutup oleh selimut tebal yang hangat.

"Heum, aku udah bilang sama kamu dari jauh-jauh hari kan?" balas Rey seraya bersender di dada sang istri. Antara mau bermanja-manja atau mencari kesempatan beda tipis lah. Suka-suka dia saja.

"Kan aku cuma mastiin siapa tau gak jadi kan? Kalau nanti jadi kan aku mesti packing-packing dulu buat kita di sana nanti, gak mesti mendadak loh!"

"Iya, tapi jangan bawa banyak-banyak. Nanti kalau bajunya kurang kita beli di sana saja,"

Risa hanya menganggukkan kepalanya. Tidak heran lagi, setiap berpergian Rey selalu bilang kalau dia tidak perlu membawa barang banyak-banyak  karena banyak toko pakaian di negara yang akan mereka kunjungi. Emang gak salah, tapi Risa sayang sama uangnya. Lagi pula baju miliknya sudah banyak dan banyak yang sudah dia sumbangan ke panti asuhan saking penuhnya tuh lemari.

"Ihhh, udah dong! Capek tau!" pekik Risa kesal karena Rey malah memasukkan puting miliknya ke dalam mulut laki-laki itu lagi. Ayolah, ini sudah malam dan dia capek butuh istirahat.

"Gwabisaa iniw terlalu niwkmat," gumam Rey seraya mengenyot benda kenyal itu dengan sangat rakus.

"Ngeselin banget sih! Anak-anak aja udah nggak pernah nyusu lagi. Tapi kamu gak pernah mau berhenti nyusu,"

Rey yang mendengar nya langsung melepas puting Risa. "Karena sejatinya yang ada sama kamu itu hanya milik aku seorang. Dari ujung kepala sampai ujung kaki itu milik aku semua." balasnya sambil menampilkan raut yang ngeselinnya di mata Risa.

"Bisa aja jawabnya!"

"Ya jelas, Rey gitu loh."

Risa yang kesal hanya bisa memutar bola matanya dengan malas. Saking malasnya ia memilih menutup matanya agar lekas tidur. Masa bodo dengan suaminya itu. Yang penting dia harus tidur sekarang juga agar bisa bangun pagi untuk memasak makanan untuk keluarganya.

Rey sendiri kembali melahap puting Risa tetapi dia hanya mengulumnya saja memainkan nya dan menutup kelopak matanya menyusul sang istri yang sudah terlelap masuk ke dalam alam mimpi.

***

Keesokkan harinya suasana meja makan sangat ricuh. Risa rasanya ingin menangis saja. Pagi ini di hebohkan oleh jerit tangis Natasha yang di jailin oleh Nathan. Nicholas dan Nathan itu perpaduan yang pas buat ngusilin orang di sekitar nya.

"Udah dong Asha jangan nangis lagi ya?" Risa mencoba menenangkan Natasha yang ada di gendongannya.

Namun tangis Natasha masih mengema di ruang makan itu.

"Aduh, anak bungsu daddy kenapa nih?" tanya Rey yang baru bergabung. Dia langsung saja mengambil Natasha dari gendongan Risa.

"Coba beri pengertian sama Nathan biar nggak jailin adiknya lagi. Kamu tau kan Asha orangnya gimana, dia risih banget kalau di jailin kayak gitu." bisik Risa kepada Rey.

"Iya nanti aku omongin, yaudah lanjutin aja masaknya,"

Risa mengangguk dan melanjutkan pekerjaan nya yang tertunda tadi.

Sedangkan Rey berjalan sambil mengendong Natasha yang masih sesenggukan. Ia mendudukan tubuh nya di sebelah Nathan yang masih tertunduk. Entahlah karena di marahin sama Risa atau merasa bersalah. Tapi Rey percaya mana tega Risa marahin anaknya. "Nathan, nanti gak boleh gitu lagi ya. Mungkin niat Nathan baik ngajak Asha becanda. Tapi Nathan tau kan kalau Asha orangnya risih?" ujarnya dengan pelan seraya mengusap kepala sang anak dengan penuh kasih sayang.

Nathan yang sedari tadi menunduk kini mengangkat kepalanya. Di tataplah mata sang daddy. Bibirnya bergetar menahan tangis. "Daddy, Nathan minta maaf sudah buat Asha nangis tadi,"

"Iya daddy maafin. Jangan di ulangin lagi yah. Nathan sayang sama Asha kan?"

"Sure, aku sayang sama Asha, Asha kan adik aku." balas Nathan tanpa ragu. Kemudian anak kecil umur lima tahun itu meraih tangan sang adik untungnya Natasha tidak menolak. "Asha, aku minta maaf ya," setelah itu Nathan mencium tangan kecil adik nya.

Rey dan Risa yang melihatnya tersenyum.

Tidak lama kemudian Natha, Nicholas dan Neda bergabung di meja makan. Keluarga Rey sudah menduduki kursinya masing-masing minus Nala yang masih di rumah Daniel dan Keelia mungkin bakal pulang nanti sore.

Satu persatu mulai mengambil makanan yang tersaji di meja makan. Seperti biasa Rey yang memimpin doa.

Lima belas menit kemudian semuanya sudah menyelesaikan makannya.

Rey dan Risa memandang Natha bingung ketika cowok 17 tahun itu sedang memakan buah pisang. Padahal mereka tahu sedari kecil Natha paling tidak suka dengan buah pisang itu. Melihatnya membuat Rey menjadi flashback dengan dirinya sendiri, saat Risa pergi darinya tidak tahu kenapa dia ingin memakan jenis olahan dari buah pisang. Sampai temannya sendiri juga bingung dengan tingkahnya. Mana mungkin kan anaknya ini merawanin anak orang? Please jangan sampai kebejatan nya menurun dengan anaknya.

"Nat, tumben banget kamu makan pisang? Setau daddy kamu paling nggak demen kalau makan buah pisang?"

"Iya mommy sampai kaget lihat kamu makan pisang. Bukanya apa ya, tapi aneh aja gitu," Risa ikut menyaut.

"Nggak tau pengen coba aja, ternyata gak seburuk yang aku kira selama ini,"
balas Natha yang masih asik membuka kulit pisang yang kedua kalinya.

Rey berhenti bertanya. Bagus juga deh kalau anaknya suka pisang kan pisang banyak khasiatnya.

"Ouh iya, besok kita akan ke Jerman. Kalian siapin apa saja yang sekiranya kalian butuhkan buat di sana,"

"Berapa hari dad?" tanya Neda.

"Mungkin 10 hari, sayang."

"Oke,"

"Emang kita mau ngapain disana?" tanya Nicholas.

"Ya kan disana tempat asal daddy sama mommy. Kamu gak kangen sama Jerman apa? Kalau nggak mau ikut juga nggak papa,"

"Enak aja, masa liburan musim panas aku cuma di mansion aja sih. Aku ikut lagipula kangen juga sama Aster," Aster sendiri anaknya Yohanes Smith, apa masih inget dengan Yohanes? Yup, Yohanes sendiri adalah sahabat Rey.

"Kamu ini masih kecil udah ganjen banget buat deketin Aster," celetuk Natha yang baru selesai makan pisang.

"Daripada kamu, umur 17 tapi masih jomblo aja. Aura kakak kalah sama aura yang aku punya. Mau tanya-tanya cara buat naklukin hati cewek nggak, kak?"

Natha yang kesal melempar kulit pisang ke muka Nicholas.

Pluk

Serangan mendadak itu berhasil mengenai muka Nicholas. Nicholas menurunkan kulit pisang yang ada di mukanya kemudian menatap Natha penuh permusuhan.

"Dasar nggak laku, wlekkk." setelah mengucapkan hal itu Nicholas berlari menuju kamar untuk menghindari amukan sang kakak yang mukanya sudah memerah.

"Sini lo Nicho!!"

***

Thanks sudah mampir di sini, jangan lupa ramaikan ya👍

See u next time.

Jum'at, 8 September 2023
Yupimaniez

REYSA 2 | after merriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang